Rutinitas (21+)

1.2K 23 0
                                    

Cindy mengguyur badannya dibawah shower. Ia mencoba menyegarkan kembali pikiran-pikirannya yang sudah dipenuhi oleh banyak sekali masalah bahkan masih di awal semester. Kebetulan besok Ia tidak ada kelas. Cindy berniat untuk menyelidiki sendiri tentang mahasiswa baru itu.

Cindy mengenakan handuk kimono keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia terkejut melihat Dimas yang sudah berada dimeja belajarnya sambil melihat sesuatu dilayar laptop.

"Kapan lo balik?" tanya Cindy berjalan mendekati sang pacar.

"Hmmm... 10 menit yang lalu" jawab Dimas singkat dengan mata fokus pada layar.

"Masih belum kelar juga modulnya?" tanya Cindy memperhatikan Dimas.

"Udah, tinggal rapihin format, besok tinggal di cetak aja" jawabnya melirik Cindy sekilas. Ia tersenyum melihat Cindy dengan rambut basahnya. Seksi sekali.

Ting!

Notifikasi pesan masuk. Sitha? Cindy menatap Dimas dengan ekspresi bertanya.

"Orang gila, gak usah dipikirin" jelas Dimas yang sama sekali tak menjawab pertanyaan Cindy.

"Hmmmm..." Cindy menyipitkan matanya mengintrogasi.

"Dia cewe yang pernah gue ceritain dulu"

"Sampe sekarang masih SKSD juga?"

"Hmmm... Gue juga ga perduli"

"Yakin, digoda cewe cantik gak perduli?" tanya Cindy dengan nada pelan sambil duduk dipangkuan Dimas dengan ekspresi wajah menggoda.

"Cuma lo cewe paling cantik dimata gue" jawab Dimas dengan nada tak kalah menggoda.

Cindy tertawa geli sambil mencubit pelan perut Dimas. Ia hendak beranjak namun ditahan oleh sang pacar. Cindy kaget, dan menatap Dimas tajam.

"Kapan ya terakhir kali?" tanya Dimas sambil memeluk perut Cindy dan mencibirkan bibirnya sambil berpikir. Ya Tuhan lucu sekali! batin Cindy berteriak. Dijamin, hanya dia yang mengetahui sisi Dimas yang ini.

"Hussshhh..." Cindy pura-pura jual mahal dan masih berusaha lolos dari cengkeraman Dimas. Sayangnya tidak berhasil.

Dimas mulai mengecup pelan leher cindy yang terekspos. Ia dapat menghirup aroma sabun dan shampoo yang Ia juga pakai selama ini. Tangannya menarik tali kimono yang mengikat pada pinggang Cindy. 

Ia membuka kimono tersebut. Tampak tubuh Cindy yang naked membuatnya semakin bernafsu. Ia meraba dua gundukan kenyal yang menjadi favoritnya selama ini. Cindy hanya diam seperti menahan sesuatu. Ia menahan tangan Dimas sejenak,

"Udah stock lagi?" tanyanya pada Dimas.

Dimas hanya membalas dengan anggukan. Mulutnya masih berada di leher Cindy dan mulai turun ke payudaranya. Cindy sontak berdiri membuat Dimas terkejut. Masih mengenakan kimono yang talinya sudah terbuka, dengan sensual Ia menurunkan kimononya membuatnya telanjang sepenuhnya.

Dimas tersenyum dengan apa yang Ia lihat saat ini. Cindy sudah sangat lihai sekali memancingnya. Padahal dulu, Ia mempunyai banyak kekhawatiran akan hubungan mereka di masa depan. Tapi sepertinya Cindy mulai terbawa dan ingin terus merasakan kenikmatan yang Dimas berikan.

Cindy melangkah menuju kasur. Ia membuka laci kecil disebelah kasur dan mengeluarkan sebuah kemasan kecil yang berisi kondom. Ia mendudukkan dirinya menghadap Dimas yang masih berada di kursinya. Cindy menyilangkan kakinya, menutup kemaluannya dan menggigit kemasan kondom, menatap Dimas dengan seksi.

Dimas langsung berdiri dan membuka bajunya. Ia sudah tak perduli dengan modul yang masih belum selesai dan harus dikirim malam ini. Hanya tersisa celana dalam, Dimas menyerang Cindy dengan brutal. Ia mencium bibir Cindy dengan ganas.

Cindy yang berusaha mengontrol permainan, terpaksa mengalah dengan keganasan Dimas. Bibir mereka saling mengecup dan tak lupa lidah mereka saling bertaut satu sama lain. Satu tangan Dimas mengangkat kedua tangan Cindy ke atas dan menahannya. Ciumannya turun ke leher menuju payudaranya.

"Aaaahhh..." desah Cindy tertahan saat Ia merasakan jilatan pada putingnya.

Dimas mengulum puting payudara Cindy yang sudah menegang. Lidahnya terus bermain disana, membuat sang pemilik menggeliat menahan sensasi yang membuatnya mengeluarkan suara-suara.

"Aaaaahhhh..." desah Cindy lagi. Ia tak bisa berbuat banyak karena tangannya sedang ditahan.

Sudah lebih dari sebulan sejak terakhir kali mereka melakukannya. Cindy benar-benar rindu perasaan ini. Ditambah dengan masalah-masalah dikampus yang cukup membuatnya stres, sepertinya ini jadi salah satu healing baginya.

Dimas melepaskan cengkeraman tangannya pada kedua tangan Cindy. Tangannya turun menuju bagian inti Cindy. Jarinya menelisik kebelahan vagina Cindy yang sudah basah. Cindy menggeliat hebat.

"Hmmmhhhh..." desahnya lagi.

Dimas buru-buru membuka celana dalamnya. Ia meraih kemasan kondom yang diambil Cindy dan memakainya pada penisnya yang sudah menegang. Ia sudah tak sabar memasuki lubang kenikmatan Cindy. Namun, aksinya gagal saat Cindy memutar posisi menjadi Ia diatas. Ah, salah satu part favorit Dimas adalah saat Cindy menjadi dominan disini.

Cindy kembali menciumi bibir Dimas dan bermain dengan lidahnya. Ciumannya turun ke leher, puting dan berakhir di penisnya yang sudah tegak paripurna. Dengan tatapan sensual, Cindy menjilat kepala penis Dimas satu persatu. Dimas berdehem mencoba menahan desahannya.

Tak butuh waktu lama, Cindy memasukan penis Dimas ke mulutnya. Penisnya yang berukuran lumayan besar membuatnya cukup kerepotan. Kepalanya naik turun mencoba memuaskan penis yang sudah terbalut kondom rasa stroberi.

"AAAAHHHH...." Dimas memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang diberikan Cindy. Cindy sudah sangat jago sekali untuk bagian ini. Tangannya menjambak rambut Cindy dan membantunya naik turun lebih kencang, membuat Cindy hampir tersedak.

Cindy mengatur napasnya dan mulai memposisikan vaginanya pada kepala penis Dimas. Ia menggigit bibirnya seraya pelan-pelan memasukkan penisnya ke dalam lubangnya. Ekspresinya seksi sekali.

"Aaaaahhhhh...." desah mereka berbarengan.

.

.

.

.


My Dirty Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang