Oops!

404 16 0
                                    

Hari ini tim penyelidik janjian di sebuah workspace kampus untuk mendengarkan fakta terbaru hasil penemuan Heru. Heru sendiri merupakan staf bidang komunikasi yang memiliki keahlian dibidang IT. Ia mengulik informasi media sosial Syifa dan akun fake yang selalu memberikan komentar pada postingannya.

"Syifa punya cukup banyak akun medsos. Gue selalu nemuin komen dari si secretadm di semua postingan dia di medsos manapun" jelas Heru sebagai pembukaan. Cindy, Tasya, Nindy, Edo, Danu dan Kak Wisnu mendengarkan dengan seksama.

"Jujur, gue gak tau kenapa bisa kepikiran sampe kesini. Tapi gue coba download dating app, dan... kalian tau, semuanya makin jelas disini" lanjutnya dengan antusias.

Danu mengerutkan dahinya mencoba memahami penjelasan Heru. Nindy memutar bola matanya dan menghela napas, kemudian menepuk kepala Heru.

"Apanya yang jelas, bisa to the point gak?" tanya Nindy judes. Teman-temannya yang lain mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan Nindy.

Danu menggeleng-gelengkan kepala dan menatap mereka tak percaya. Kemudan Ia lanjut menjelaskan. "Gue hack akun dating app-nya Syifa. Si secretadm ini ternyata match sama dia dan mereka chattingan di app itu. Mereka chattingan lumayan intens, sampai akhirnya mereka janjian buat ketemuan..." jelasnya terputus.

"Ada jeda chattingnya 2 harian sampe si secretadm itu mulai chat dan cariin Syifa. Nah lo tau kan disini Syifa gak bales-bales sampe si secretadm itu ngeluarin kata-kata kasar kaya gini" sambung Heru sambil menunjuk-nunjuk layar laptopnya.

"Asumsi gue, pelaku penyerangan itu ya si secretadm itu. Mungkin dia gak terima sama perlakuan Syifa pas mereka ketemu sampe akhirnya dendam dan... yaa... nyerang dia" Heru menutup penjelasan pertamanya.

Mereka mengangguk-angguk salut dengan usaha Heru. Masuk akal juga, pikir Cindy.

"Hmm..hmm. Belum berenti disitu" lanjut Heru membuka penjelasan kedua. Rekan-rekannya kini kembali fokus mendengarkan.

"Gue cari tau akun secretadm ini, dan... tadaaaa" ucapnya setelah menekan tombol enter pada laptopnya. Foto seorang pria menggunakan jaket warna abu didepan gedung olahraga. Ia berpose tersenyum dengan kedua jempol yang terangkat. Khas bapak-bapak sekali.

"Maksud lo, foto ini pelakunya?" tanya Edo pada Heru.

"Masih asumsi ya, tapi gue gak sengaja ketemu ni cowok pas acara PKMB hari pertama. Dia lagi duduk diatas motor, kaya lagi nunggu seseorang gitu. Gue inget banget mukanya, karena jaketnya beda sendiri kan dari kita warnanya" jelas Heru lagi.

"Ganteng atau jelek?" tanya Tasya yang sontak mendapat tatapan tajam dari rekan-rekannya. 

"Ya gue mau pastiin, bisa jadi alasan Syifa nge-ghosting dia karena fisiknya gak sesuai ekspektasi kan?" jelas Tasya dengan bahasa halus.

"Hm... Menurut gue sih jelek, standar ganteng gue soalnya gue sendiri" kata Heru yang seketika mendapat jitakan oleh Danu disebelahnya.

"Atau tu cowok gatel kali. Baru ketemu udah ngajak HS, bisa aja Syifa gak nyaman" lanjut Nindy. Tasya dan Cindy reflek menutup mulut terkejut dengan asumsi Nindy barusan. Tapi masuk akal juga.

"Hmm... Oke-oke. Daripada kita terus berasumsi gak jelas, gue punya temen anak olahraga. Gue bisa coba hubungi dia dulu buat nanya dia kenal ga sama ni cowok" ujar Kak Wisnu yang langsung disetujui oleh semua orang.

"Nin, lo bilang ke admin blog kampus kalo lo punya berita menarik" pinta Cindy pada Nindy.

"Gila lo, Cin" Tasya mencoba mencegah Cindy. "Makin jelek dampaknya buat Fakultas kita. Orang-orang pasti menilai Syifa cewe murahan"

"Buat pemancing. Biar netizen yang ngungkapin sendiri kebenerannya. Kita cuma kasih clue doang" Tasya memandang Cindy dengan ekspresi berpikir.

"Oke. Gue kontak admin blog, Kak Wisnu langsung kabarin update selanjutnya ya" jelas Nindy sebagai penutup pertemuan siang itu.

Mereka pun bubar dan memutuskan kembali ke Fakultas dengan kendaraan masing-masing. Cindy, Tasya dan Nindy berjalan menuju mobil Cindy.

"Cindy?" panggil sebuah suara dibelakangnya. Cindy dan teman-temannya reflek menoleh ke belakang.

"ALBERT!" teriak Cindy sambil berjalan menghampiri Albert.

"Lo apa kabar? Lama banget kita gak ketemu" tanya Cindy sambil tersenyum ceria pada sepupu kekasihnya ini.

Kalau di cerita mereka saat SMA, Cindy menghindari bergaul dengan Albert yang track record-nya sebagai pembuat onar di sekolah. Sampai Ia tahu bahwa Albert dan Dimas ternyata merupakan sepupu dekat. Cindy mulai mencoba akrab dan akhirnya sadar bahwa, nih anak asyik juga ea, meskipun Ia adalah playboy kelas kakap.

"Nggg... gue baik. Gue pikir lo sama Dimas tadi" ucap Albert terheran.

"Hah? Maksud lo?"

"Eh... Salah lihat kali gue ya" Albert cengengesan. Ia menyadari tatapan intimidasi Cindy.

"Iya iyaa, tadi gue papasan di Punai Cafe, ngeliat Dimas sama cewek. Gue pikir itu elo, makanya gue kaget pas liat lo disini.

Oops!

.

.

.

Ges, author lagi semangat banget nih nulis. Jangan kaget ya kalo updatenya sering xixi.

My Dirty Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang