Hari ini cuaca cukup cerah menyambut hari pertama disemester baru. Di halaman Fakultas Ekonomi Universitas Merah Putih terlihat barisan mahasiswa baru mengenakan pakaian hitam putih. Tetesan keringat dan ekspresi lelah tak bisa disembunyikan setelah hampir 1 jam mereka berdiri mendengarkan sambutan pengenalan kampus oleh Dekan Fakultas.
Beberapa panitia juga memilih untuk berteduh dibawah pohon karena sang Dekan belum menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri sambutannya. Terlihat seorang wanita yang berdiri beberapa meter dibelakang sang Dekan mengipas-ngipas dirinya dengan kertas yang merupakan draft acara.
Cindy membolak-balik draft tersebut. Ia harus menyusun ulang alokasi waktu untuk acara selanjutnya karena si Bapak tak kunjung menghentikan ocehannya yang ngalur-ngidul. Dahinya berkerut, ekspresi wajahnya terlihat berpikir keras dan cepat agar semua konten yang mereka buat untuk kegiatan tidak ada yang terlewat.
"Nih, minum dulu gih" ucap seseorang sambil menyodorkan sebotol air mineral dingin.
"Thanks" ucap Cindy tersenyum manis pada Edo disebelahnya.
"Si Bapak betah banget dah. Perasaan waktunya cuma dikasih 20 menit kenapa jadi berlipat ganda" ucap Edo dengan nada berbisik disebelah Cindy.
"Iya ih, gue terpaksa skip acara yang ini nih, jadi setelah ini kita langsung istirahat makan siang aja" jelas Cindy sambil menunjuk-nunjuk kertasnya.
Cindy dipercaya untuk menjadi ketua divisi acara untuk penyambutan mahasiswa baru tahun ini. Sejak SMA Cindy memang selalu aktif mengikuti kegiatan organisasi. Tak heran Ia cukup terkenal dikampusnya. Cindy juga menjadi idola banyak kalangan karena, selain berparas cantik, Ia juga memiliki kepribadian yang ceria dan ramah.
***
Jam menunjukkan pukul 16.00, pertanda seluruh kegiatan kampus sudah harus berakhir. Jalanan kampus sangat ramai kendaraan yang berjalan keluar kampus. Beberapa yang lainnya terlihat duduk di halte menunggu jemputan keluarga atau ojek online yang mereka pesan.
Cindy dan panitia lainnya tengah membereskan peralatan kegiatan yang mereka gunakan hari ini dan mengembalikan pada tempatnya. Mereka juga memungut beberapa sampah yang tersisa. Menyapu gedung organisasi dan menutup jendela sebelum mereka juga beranjak pulang.
"AAAAAAAAAAHHHHHHHH....."
Teriakan yang cukup keras terdengar dari belakang gedung organisasi yang spontan membuat mereka yang masih berada disana berlari menuju sumber suara. Aira, mahasiswa baru terduduk dengan wajah pucat berkeringat. Tangannya menunjuk-nunjuk ke arah kamar mandi yang hanya berjarak beberapa meter darinya.
Edo langsung berlari ke kamar mandi wanita dan membukanya. Ia terkejut dan menutup mulut saat melihat apa yang terjadi dihadapannya. Seorang wanita tak sadarkan diri dengan kondisi dahi berdarah. Ia adalah mahasiswa baru.
Beberapa laki-laki yang menyaksikan kejadian itu langsung menghampiri dan membopongnya untuk dibawa ke rumah sakit. Cindy menghampiri Aira yang terlihat masih syok. Ia mencoba membawa Aira menuju ke teras untuk ditanyain lebih lanjut.
"Syifa b-bilang mau ke t-toilet sebelum pu-lang. Aku nungguin di d-depan. Lama b-banget dia ga dateng-dateng. P-pas aku samperin ke b-belakang dia udah p-pingsan" jelas Aira terbata-bata sambil terisak.
"Apa mungkin Syifa kepleset di toilet?" tanya Cindy pelan pada Aira yang berusaha mengatur nafasnya.
"Ng-nggak kak. Aku sempet liat ada cowok keluar dari sana, a-aku pikir dia dari toilet cowok, pas aku s-samperin t-ternyata dia dari toilet yang sama" Aira lanjut menangis tersedu-sedu.
What the fuck! Cowok? Masuk toilet cewek? Cindy dan Tasya yang berada disana saling bertatapan satu sama lain.
"Kamu inget mukanya gak?" tanya Tasya sambil mengusap-usap bahu Aira.
"D-dia pake jaket sama masker. Aku gak tau mukanya"
"Jaketnya warna apa?" tanya Tasya dengan cepat
"Warna abu"
Karena hari sudah mulai gelap. Mereka memtuskan untuk menyudahi hari ini. Cindy dan Tasya mengantar Aira pulang ke kost-nya. Kemudian mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Syifa dirawat.
"Gimana keadaannya?" tanya Cindy ke Wira yang disana bersama Edo.
"Tadi udah sadar. Sama dokter coba ditanyain tapi dia linglung gitu. Sama dokter dikasih obat terus dia tidur"
"Kalian udah ngehubungin keluarganya?" tanya Tasya.
"Dia tinggal sendirian, keluarganya diluar negeri. Ga ada yang bisa kontak selain dia sendiri. Kita coba-coba cari ponselnya ga ketemu" jelas Edo
Cindy mengeryitkan dahinya. Ia merasa aneh dengan semua yang terjadi sore ini. Cindy menjelaskan kejadian tersebut pada teman-teman panitia yang berada dirumah sakit. Mereka sepakat untuk bungkam sambil menyelidiki diam-diam kejadian ini.
***
Cindy mengatur laju mobilnya saat ponselnya berdering karena panggilan masuk.
"Haloo.." jawab Cindy dengan nada lesu.
".........."
"Hmmm nggak, lagi cape aja. Ada kejadian gak terduga hari ini"
"........."
"Iya ini lagi otw"
"........"
"Daaahhh"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dirty Boyfriend 2
RomansaCerita ini mengandung konten 21+. Diharapkan kepada para pembaca untuk bersikap bijak. Kasus bullying yang terjadi dikampusnya meyeret nama Cindy sebagai anggota organisasi. Ia menyelidiki kebenaran yang merusak citranya. Namun, Ia malah harus menge...