Call Me Bitch (21+)

883 21 0
                                    

"AAAAHHHHH..."

Cindy berteriak saat kejantanan Dimas berhasil masuk sepenuhnya ke dalam lubangnya. Dimas langsung menggenjot Cindy dengan tempo cepat. Bercinta dengan posisi berdiri asyik juga. Dimas mengangkat satu kaki Cindy dan menusuk-nusukkan penisnya keluar masuk.

"Oooohhh..." mulut Cindy terbuka mengeluarkan desahan-desahan yang tak henti-henti sejak awal.

Dimas memasukkan dua jari kedalam mulut Cindy. Dengan lihai Ia menghisap jari Dimas, memainkan lidahnya dengan sensual. Jalang banget, batin Dimas menatap Cindy sambil tersenyum.

"Aaaahhhh... Genjot lebih dalem.. Ini enakhh.." racau Cindy tak karuan saat Dimas terus menggempurnya dengan tempo cepat.

"Memek lo enak banget, selalu bisa bikin gue nafsu... Aaaahh" Dimas ikut mendesah merasakan kejantanannya di jepit oleh vagina Cindy.

"Gue selalu bisa bikin lo puas... Ooohhh" Cindy tersenyum sambil terus mendesah.

"Oh ya? Kalau gitu, puasin gue terushh... Mmmhhh" Dimas menghentikan genjotannya dan membalik tubuh Cindy.

Ia menepuk keras bokong Cindy. Cindy sengaja menunggingkan dirinya. Memohon agar lubangnya dimasuki lagi oleh benda yang membuatnya kenikmatan. Dimas pun mulai menggenjot Cindy dari belakang sambil memegangi pinggang Cindy. Penis Dimas tak berhenti keluar masuk.

"AAAAAHHHHH... Terushhh... Mentokin" teriak Cindy keenakan. Tangannya megepal di dinding menahan tubuhnya agar tidak ambruk.

"Udah mentok sayaaangghhh..." sahut Dimas terus menggenjot.

Plok

"Ooohhhhhh... Enak bangetthhh"

Plok

"Genjot terushhh...

Plok

"Aaaahhhh... Gue mau keluarrrr" teriak Cindy memberi kode dalam desahannya.

"Keluarin, punya gue masih belum. Kita main ronde dua abis ini" sahut Dimas dari belakang semakin menggenjot Cindy dengan brutal. Satu tangannya Ia pakai untuk memainkan payudara Cindy yang berguncang akibat gempurannya.

"AAAAHHHHHH..." Cindy berteriak hebat. Tubuhnya bergetar pertanda Ia sudah sampai pada pelepasannya.

Dimas menahan tubuh Cindy agar tidak jatuh. Ia mematikan shower. Melepaskan penisnya yang masih tegak sempurna. Menuntun Cindy untuk ronde selanjutnya. Dimas duduk di kloset. Ia meminta Cindy untuk main dengan posisi diatas.

Cindy menurut. Ia mulai mendudukkan dirinya diatas Dimas. Dengan perlahan, penis Dimas masuk kembali ke lubang vagina Cindy yang masih basah oleh cairan saat Ia keluar tadi. Mereka terdiam sesaat sambil menatap satu sama lain.

Cindy kembali mengulurkan lidahnya yang langsung disambut oleh Dimas. Lidah mereka saling bertaut diluar, meneteskan liur. Tangan Dimas meremas payudara Cindy serta memilin putingnya. Cindy meremang tak lagi membalas ciuman Dimas. Matanya terpejam merasakan kenikmatan ini. Perlahan, Cindy mulai bergerak. Kali ini Ia memimpin. Cindy bergerak perlahan, menggoda penis Dimas didalamnya.

"Mmmhhh... Can I call U bitch?" tanya Dimas menatap dalam wajah Cindy dengan penuh nafsu.

"Sure... Call me bitch... Aaahhhh" Cindy mulai menggenjot kencang diatas.

"Aaaahhhh...kencengin, kontol gue keenakan didalam memek lo" racau Dimas sambil meremas bokong Cindy.

"Ooohhhh... Iyahhh... Memek gue gatel" sahut Cindy terus mendesah sambil bergerak dengan tempo cepat.

Payudara Cindy berguncang akibat gerakannya yang membabi buta. Dimas mengencangkan tangannya pada bokong Cindy, membantunya bergerak diatasnya. Mulut Dimas mengecup payudara Cindy. Lidahnya menjilat puting yang sudah menegang meminta untuk dipuaskan.

"AAAHHHHH... Bitch... Memek lo enak banget" Dimas memejamkan mata, merasakan kenikmatan luar biasa.

"Aaaahhhh... Sial, gue mau keluar lagi... Ooohhh" Cindy memelankan gerakannya. Membuat Dimas menatapnya sesaat dengan penuh tanya.

"Ayo kita keluar barenghhh... aaahhh" sahut Dimas membantu Cindy bergerak dengan cepat. Tangannya meremas bokong Cindy dan menghentak-hentakan tubuh Cindy diatasnya.

"Aaaahhhh... Babyyhhh... Gak kuathhh"

"Ayo sayanghhh..."

"Ooohhhh...."

"Gue gak pake kondom tapi...Aaaahhh"

Cindy sontak berhenti dan menatap Dimas tajam. "Gilak lo ya, gue gak mau ya sampe hamil"

"Kalo gitu, keluarin di mulut lo" Dimas menatap Cindy sambil menggerakkan kembali badan Cindy agar terus menggenjot penisnya.

"Aaaahhhh...Gue yang keluar duluaannhhh..." desah Cindy meremas payudaranya.

"Iyaa, keluarin" Dimas meremas bokong Cindy semakin kuat, mencoba menahan diri agar Ia tak keluar duluan.

"AAAAAHHHHHHH...." Cindy mencapai pelepasan keduanya.

Dimas reflek melepas penisnya pada lubang Cindy. Cindy terkejut sampai terduduk dilantai kamar mandi. Dimas mengocok penisnya yang basah dengan kencang.

"Aaaahhhh... buka mulut lo"

Cindy membuka mulutnya dan Dimas langsung memasukkan penisnya dengan sekali hentakan. Ia menggoyangkan penisnya maju mundur di dalam mulut Cindy. Cindy terbelalak hampir tersedak saat merasakan penis sang pacar semakin membesar pertanda Ia akan sampai.

"AAAAHHHHHH...." desah Dimas menghentak kuat penisnya di mulut Cindy. 

Cairannya keluar cukup banyak, sampai mulut Cindy tak mampu menampungnya. Dimas menahan kepala Cindy agar penisnya tetap pada posisi di dalam. Mata Cindy memerah. Mau tak mau Ia harus menelan cairan ini, bahkan sebagian sampai tumpah keluar dari mulutnya. Cindy menepuk paha Dimas dan berusaha mundur.

"Uhuk...uhukk" Cindy terbatuk-batuk. Ia berlari menuju wastafel dan berkumur membersihkan mulutnya. "Jorok banget sih lo" ucap Cindy menatap Dimas tajam.

Dimas hanya tertawa melihat Cindy. Ia kembali menghidupkan shower dan membasahi dirinya. Ia menatap Cindy, memanggilnya untuk mandi bersamanya. Namun, Cindy lebih memilih menunggu saja. Ia tak ingin ada ronde berikutnya. Sepertinya Ia butuh tidur.

.

.

.

.


My Dirty Boyfriend 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang