Setelah menurunkan Tasya dan Nindy di depan gedung Fakultas, Cindy melajukan mobilnya dengan cepat. Ekspresinya tak bisa bohong. Meskipun Ia harus mencari tahu kebenarannya dulu, tapi Ia tetap merasa kesal sekali. Tak lama, mobilnya berbelok di sebuah gedung bertuliskan Punai Cafe.
Cindy turun dan menutup pintu mobilnya dengan keras. Ia berjalan masuk kedalam. Matanya menyipit mencari sosok yang membuatnya kesal hari ini. Tidak ada. Cindy berjalan menuju kasir untuk order segelas minuman dingin.
"Duduk dimana kak?" tanya si kasir pada Cindy.
Cindy belum menjawab. Ia masih mencari-cari targetnya. Yash, I got U! "Disitu kak" tunjuk Cindy pada sebuah meja disudut dekat jendela. Setelah membayar, Cindy berjalan kearah target yang berhasil Ia temukan. Cindy mengatur napas dan mensugesti diri agar tetap stabil.
"Hai" sapa Cindy pada sepasang manusia yang tengah duduk bersebelahan. Dimas terkejut. Wajahnya memucat. Ia tak percaya pacarnya disini.
"Lagi ngapain nih? Asyik banget" tanya Cindy berusaha santai sambil duduk di sebelah Dimas.
Wanita yang duduk diseberang Dimas, Sitha melihat Cindy dengan tatapan bertanya-tanya. Siapa nih cewek? Belum selesai pertanyaan di kepalanya, Ia langsung mendapat jawaban.
"Hai, gue Cindy. Pacar Dimas" sapa Cindy berpura-pura ramah pada Sitha. Ia menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Oh, jadi ini Sitha, ucap Cindy dalam hati.
Sitha membalas salam Cindy dengan senyum canggung. Oh, jadi ini pacar Dimas. Sialan, cantik banget, keliatan elegan pula, pikiran Sitha mulai berkecamuk.
"Gue abis dari sebelah, cari tau soal yang itu" jelas Cindy pada Dimas sambil menaik-naikkan alisnya memberi kode.
Dimas mengangguk-angguk paham. "Udah tau siapa orangnya?" tanya Dimas pada Cindy.
"Terduganya udah dapet, lagi dipastiin bener atau engganya" jawab Cindy menghela napas sambil menyeruput minumnya yang baru saja tiba.
"Eh, Cin, lo jangan salah paham sama kita ya. Tadi gue abis minta bantu Dimas buat tugas baru kita. Sekalian Dimas minta gue temenin dia buat beresin modul, katanya ada revisi dikit" jelas Sitha dengan nada sok akrab sambil tertawa lebar.
Dimas langsung terbelalak mendengar penjelasan Sitha barusan. Wanita ini ular sekali, pikirnya. Cindy tersenyum sambil menggertakkan giginya menatap Dimas.
"Sejak kapan gue minta temenin lo? Lo yang ngekorin gue kesini" jelas Dimas dengan nada kesal.
"Oh, trus yang lo tadi pagi chat minta tolong ke Dimas apa ya?" tanya Cindy pada Sitha.
"Hah? Oh...Anu... Gue tadi pagi dateng kecepetan, ruang kelas belum buka. Jadi gue minta tolong Dimas dateng cepet buat nemenin gue, karena gue takut sendirian" jelas Sitha kelabakan.
Dimas mengurut kepalanya pening. Selain ular, ternyata Sitha sangat jago mengarang cerita. Selama ini Dimas mengabaikan Sitha yang selalu mengekorinya kemana-mana karena Ia kasian. Sitha terlihat tak punya teman ditambah Ia yang sering kesulitan memahami materi. Sekarang Ia baru benar-benar paham kenapa Sitha tidak punya teman.
"Eh, kok lo tau gue chat Dimas tadi pagi?" tanya Sitha curiga. Dimas panik. Takut rahasia mereka yang tinggal seatap terbongkar.
"Yaa, gue tadi sarapan bareng Dimas sebelum ke kampus" jawab Cindy santai. Padahal dalam hati Ia sudah panik sekali.
"Sayang, selesai kelas, kamu mau gak temenin aku ke mall? Aku perlu cari sepatu buat turnamen bulutangkis fakultas malam minggu besok" pinta Cindy dan nada manja sambil merangkul lengan Dimas.
Dimas yang agak spechless dengan kelakuan pacarnya saat ini hanya bisa mengangguk dan tersenyum. "Oke, nanti aku jemput ke apart kamu" jawab Dimas sambil mengusap-usap kepala Cindy tak kalah manja. Sitha hanya bisa menatap mereka berdua dengan mulut ternganga.
***
Cindy memasuki mobilnya sambil bergidik ngeri. Anjir, gue gak pernah bertingkah menjijikkan kaya gitu, Dimas sialan! bathin Cindy kesal. Ponselnya bergetar oleh panggilan masuk dari Tasya. Segera Cindy menjawab.
WHAT??? Secepat kilat Cindy menyetir mobilnya kembali ke fakultasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dirty Boyfriend 2
RomanceCerita ini mengandung konten 21+. Diharapkan kepada para pembaca untuk bersikap bijak. Kasus bullying yang terjadi dikampusnya meyeret nama Cindy sebagai anggota organisasi. Ia menyelidiki kebenaran yang merusak citranya. Namun, Ia malah harus menge...