"Aaaahhhhh..." desah Cindy dengan ekspresi nafsu yang tak bisa Ia tutupi.
Cindy mulai menggerakkan tubuhnya diatas Dimas. Goyangan pelan tapi penuh tekanan, membuat Ia dan Dimas mendesah karena rasa nikmat yang tak bisa dibendung. Dimas memposisikan dirinya setengah duduk agar Ia bisa sambil memainkan payudara Cindy yang bergerak akibat goyangannya.
"Aaaahhh... enak bangethhh" desah Cindy memejamkan matanya merasakan lubangnya dihentak-hentak oleh penis besar sang kekasih.
"Aaahhhh.. goyangan lo seksi bangethhh" ujar Dimas sambil terus memainkan payudara Cindy. Memutar-mutar puting dengan jarinya.
Dimas kemudian meremas-remas bokong Cindy membantunya bergerak lebih cepat. Liar sekali wanita ini, seperti jalang, batin Dimas sambil merasakan penisnya diservis. Dimas turut menghentakkan penisnya mentok pada vagina Cindy membuat Cindy terengah-engah dalam desahannya.
"Nungging lo..." pinta Dimas spontan mengubah posisi.
"Aaaahhhh..." desah Cindy pasrah sambil menuruti permintaan pacarnya.
Dimas kembali menjejali vagina Cindy dengan penisnya dengan sekali hentakan. Ia menarik rambut Cindy sambil menghentak-hentak keras. Kepala Cindy mengadah keatas sambil terpejam dan mendesah. Keduanya sudah dibasahi oleh keringat, padahal mereka berada dalam ruangan ber AC.
"Oooohhhh babyhhh... Nikmat bangethh" desah Cindy tak karuan.
Plok plok plok
Bunyi paha Dimas dan bokong Cindy saling bertabrakan keras menambah sensasi pada pergulatan mereka kali ini.
"Enaaak?" tanya Dimas membutuhkan validasi.
"Enak bangethhh... Ayo.. Genjot terushh.. Ngghhhh"
"Binal banget lo. Gue suka lo kaya gini... Aaahhh" ujar Dimas sambil terus menggenjot.
"Nggghhhh... Genjot terushh... Gue mau keluarr" suara Cindy mulai tergesa-gesa.
"Barenghhh..." sahut Dimas semakin mempercepat temponya.
"Aaaahhhh... sayanghh... Fuck..." desah Cindy berteriak.
"Ayoo..."
"AAAAHHHHHHHH....."
Dimas ambruk diatas Cindy. Napas mereka menderu-deru dan tubuh yang dibanjiri dengan keringat. Dimas memberikan kecupan penutup pada bibir Cindy. Ia menggeser tubuhnya dan tidur disebelahnya.
"I love you..." bisiknya pelan dan sensual.
"Love you too" balas Cindy tersenyum.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 07.25. Cahaya matahari samar-samar masuk melalui sela tirai jendela. Tampak dua insan yang kelelahan sehabis pergulatan panjang tengah terbaring tanpa busana dibalik selimut. Dimas terlelap sambil mendengkur pelan memeluk perut Cindy.
Cindy yang tengah duduk di sandaran kasur memainkan ponselnya. Benar saja, Ia tak tidur sejak selesai making love dengan sang kekasih. Matanya fokus mengulik media sosial milik seseorang. Syifa Atma Wijaya. @syifaaw
Syifa terlihat aktif memamerkan dirinya di media sosial. Feed instagramnya berisikan potretnya jalan-jalan keliling kota & negara, makan di restoran mewah. Ciri khas anak tajir. Tidak terlihat foto-foto anggota keluarga Syifa di feednya. Cindy sudah mengikuti akun Syifa sejak insiden tersebut. Menggunakan akun fake pastinya.
Hampir 2 minggu sejak insiden itu, terpantau Syifa sudah dua kali posting foto di feednya. Berlatarkan kampus, dengan ekspresi ceria, seperti tak terjadi apa-apa. Komentarnya dibanjiri dengan simpati dan dukungan dari banyak orang, tentu saja berimbas pada jumlah follower Syifa yang naik pesat.
Cindy salfok pada satu akun tanpa foto profil, @secretadm. Ia hanya berkomentar menggunakan emoticon love hampir disemua postingan Syifa. Cindy reflek membuka profil tersebut. Nol postingan.
Ting!
Cindy menoleh pada ponsel Dimas yang berada di sebelahnya. Notifikasi pesan masuk. Ia pun meraih ponsel Dimas dan melihat melalui jendela notifikasi. Sitha.
"Dim, lo dimana? Please tolongin gue!!!"
Cindy mengerutkan dahinya. Ia membuka kunci ponsel Dimas dan membaca pesan dari Sitha. Panjang sekali. Hampir setiap hari Sitha menghubungi Dimas dengan berbagai alasan. Mulai dari bertanya soal tugas individu, kelompok. Mengajaknya makan siang, ke perpustakaan dan lain sebagainya.
Cindy menatap kesal pada Dimas. Ia sudah tahu, pasti kebaikan Dimas sudah disalah artikan oleh wanita ini. Ia menepuk-nepuk pipi Dimas membuat Dimas bergerak dan membuka pelan matanya.
"Kenapa?" tanyanya dengan nada setengah sadar.
"Pacar lo whatsapp nih" ujar Cindy dengan nada jutek.
"Hmmm... Maksudnya?" Dimas mengangkat kepalanya. Mencoba mencerna maksud perkataan Cindy.
Cindy langsung menghadapkan layar ponselnya ke Dimas. Ia bisa membaca pesan Sitha disana. Dimas menghela napas dan menjatuhkan kepalanya lagi ke bantal.
"Hmmm.... Caper lagi tuh anak" tanyanya sambil mengulet.
Ia membawa Cindy ke pelukannya dimana mereka masih tanpa busana. Cindy menepuk-nepuk pundak Dimas berusaha menolak.
"Stop, udah hampir jam 8. Gue harus kekampus"
"Shit..." umpat Dimas membelalak membuat Cindy reflek menoleh tajam.
"Modul gue..." Dimas segera beranjak dari kasur dan berlari menuju laptopnya.
Cindy langsung menutup mata melihat Dimas yang saat ini membelakanginya dengan posisi masih telanjang. Ia buru-buru masuk kamar mandi sebelum nafsunya naik lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dirty Boyfriend 2
RomanceCerita ini mengandung konten 21+. Diharapkan kepada para pembaca untuk bersikap bijak. Kasus bullying yang terjadi dikampusnya meyeret nama Cindy sebagai anggota organisasi. Ia menyelidiki kebenaran yang merusak citranya. Namun, Ia malah harus menge...