Bab 4

17 8 5
                                    

Beberapa hari kemudian...

Sejak perkenalan tersebut, dirinya kadang selalu di perintahkan oleh mamahnya pergi mengunjungi rumah Jinno.

Bahkan sepertinya kedua orang tua Jinno sudah mengenal sosok Bianca, meskipun dirinya berusaha bersikap menjengkelkan untuk membuat pria itu ilfil atau menjauh, namun dia tetap bersikap ramah saat berhadapan dengan orang tua dari Jinno, karna itulah ajaran orang tua nya.

Dan sekarang, perintah itu berubah, dia justru di suruh pergi ke kantor Jinno, entah dosa apa yang dia perbuat sehingga harus terus berhadapan dengan pria itu.

"Permisi, saya mau bertemu dengan Jinno ada?" Bianca yang tidak tahu dimana ruangan Jinno lebih memilih untuk bertanya ke bagian resepsionis.

"Tuan Jinno sedang ada rapat dek. Sebelumnya apa sudah membuat janji?" tanya perempuan tersebut.

"Janji? emang harus ya?"

"Iya dek, kalo tidak membuat janji tidak bisa bertemu."

Bianca berfikir sejenak, dia melihat ke arah paper bag yang ia bawa dari rumah, "Kalo gak di izin masuk, berarti gw gak harus ketemu sama tuh cowok rese dong?" gumamnya.

Bianca seketika langsung tersenyum lebar. "Makasih ya mba atas larangannya. Makasih banget," ucapnya yang mulai berjalan menuju pintu keluar, membuat petugas resepsionis menatap kebingungan.

"Non Bianca!" Baru saja ia mendorong pintu untuk keluar, dirinya terhenti saat mendengar seseorang memanggil namanya.

"Iya?"

"Tuan Jinno sudah menunggu di ruangan," ucap seorang pria ber-jas yang sudah Bianca tahu bahwa dia adalah asisten Jinno.

Bianca mengeluarkan nafas beratnya, baru saja dirinya akan selamat karna tidak harus bertemu dengan pria rese itu, namun dirinya justru bertemu dengan asisten Jinno.

Keduanya berjalan menuju ruangan Jinno, selama perjalanan beberapa sorot mata memandangi aneh ke arah Bianca. Beberapa tatapan mata se-akan sedang meng-intimidasinya.

"Silahkan Non ...." Asisten Jinno tersebut mempersilahkan Bianca masuk ke salah satu ruangan.

Bianca memberikan senyum sejenak sebelum akhirnya mulai membuka pintu ruangan itu, ia masuk ke dalam, terlihat Jinno yang sedang duduk di kursi kerjanya, menatap lurus ke arah nya.

"Ada apa kamu ke sini?" ucap pria itu yang langsung membuka suara.

Bianca mengangkat paper bag yang dia bawa, "Mamah nyuruh ngasih ini."

Jinno beranjak berdiri dari posisi duduknya, ia berjalan mendekat ke arah Bianca.

Bianca kembali menggerakan paper bag tersebut di depan nya, karna Jinno malah terdiam saat sudah berdiri di hadapannya.

Pada akhirnya jinno pun mengambil paper bag itu, "Sampaikan ucapan terimakasih saya pada mamah mu."

"Hem." Hanya deheman yang di dengar oleh Jinno, gadis di hadapan nya ini bahkan memasang wajah datar.

"Sok formal banget," lirihnya seraya mulai membalikan badannya untuk membuka pintu.

Pintu yang tadinya mulai terbuka, tiba-tiba kembali tertutup saat Jinno mendirong dan menahan pintu itu dengan salah satu tangan nya, "Mau kemana?"

"Mau pulang lah, ya kali nginep disini. Awas tangannya!"

"Saya antar."

Bianca membalikan badannya dengan wajah kesal, dirinya seketika terdiam saat wajah Jinno begitu dekat dengannya.

Jinno mengusap sejenak puncak kepala Bianca, "Tunggu." Jinno berjalan mendekat ke arah mejanya untuk meraih kunci mobilnya.

"Ihh, suka bat ngeberantakin rambut gw!" kesalnya seraya merapihkan rambutnya sendiri.

Mereka berdua pun mulai berjalan keluar dari kantor, beberapa pasang mata kembali menatap ke arah mereka membuat Bianca merasa tidak nyaman.

Keduanya masuk ke dalam mobil, Jinno mulai menjalankan mobilnya. Selama perjalan tidak ada yang membuka suara, bahkan Bianca sibuk memainkan HP nya sendiri.

Tak lama mobil jinno berhenti tepat di depan rumah Bianca.

"Apa kamu tidak di ajari mengucapkan terimakasih?" Bianca yang tadi hampir turun merasa kesal mendengar kalimat Jinno tersebut.

Ia mengarahkan pandangannya ke arah Jinno, Bianca memperlihatkan senyuman yang ia paksakan ke arah pria tersebut. "Terimakasih tuan Jinno ...."

Setelah mengucapkan itu Bianca langsung turun dan menutup keras pintu mobil Jinno, dirinya langsung berjalan masuk ke dalam rumah.

Jinno telihat tersenyum tipis, "Gadis nakal."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Is You (One Shot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang