Bab 6

10 7 0
                                    

Malam ini Bianca berdandan sebaik mungkin, dia mengenakan dress putih sepanjang lututnya dengan warna sepatu yang senada, dia sengaja memilih sepatu yang memiliki hak tinggi karna dia ingin tampil se-sempurna mungkin.

Sebuah kado yang sudah di bungkus oleh kertas berwana hitam pun tergeletak di atas kasurnya, kado itu adalah kado yang di siapkan oleh Bianca dan baru saja dia beli setelah pulang sekolah bersama kedua sahabatnya.

"Bianca, ada temen-temen kamu nih di bawah," teriak Zira dari bawah tangga.

"Iya Mah, Bianca bentar lagi turun." Setelah memastikan penampilan nya sudah sempurna akhirnya Bianca turun dengan menenteng kado itu yang sudah dia masukan kedalam paper bag biru dongker.

Saat sampai di ruang tamu kedua teman nya itu seketika langsung berdiri menatap terkejut dengan penampilan nya.

"Gila Bi! lo cantik banget serius," seru Siska dengan takjubnya.

"Seriusan? gak aneh kan?" tanya Bianca yang kembali memperhatikan pakaian nya sebelum akhirnya kembali melihat ke arah kedua teman nya.

"Cantik-cantik banget sih, pada mau kemana?" tanya Zira yang baru saja hadir di antara mereka bertiga.

Bianca beralih menghadap ke arah Mamah nya itu, dia tersenyum lebar, "Mau ke acara birthday party temen Bia, Mah."

"Yasudah, hati-hati ya, sayang. Jangan pulang kemaleman." Zira mengusap pundak putrinya.

Bianca memberi hormat ke arah Mamahnya dengan wajah begitu ceria, "Siap Ibu Bos!"

Ketiganya mulai berjalan keluar rumah, saat berada di ambang pintu, langkah Bianca terhenti membuat kedua teman nya ikut terhenti.

Kagetnya dia saat melihat ada Jinno yang sudah berdiri di hadapan nya dengan pakaian formal nya seperti biasa.

"Lo? ngapain kesini?"

"Saya kan udah kirim pesan ke kamu mau mampir ke rumah." Jinno melihat ke arah kedua sahabat Bianca yang langsung di beri senyuman ramah dari kedua sahabatnya itu. "Kamu mau pergi?"

"Bukan urusan lo, wle!" ucapnya di akhiri dengan menjulurkan lidah.

Saat baru mengambil satu langkah, lengan Bianca kembali di tahan oleh Jinno, "Biar saya antar."

"Gak usah, gw punya supir kali buat nganter," tolak Bianca secara langsung.

Dari arah belakang Mamah Bianca menghampiri mereka yang diam di ambang pintu, "Loh? ada nak Jinno?"

Siska dan Renata perlahan mulai berjalan keluar agar tidak menghalangi pintu. Jinno mendekat ke arah Zira lalu bersalaman dengan sopan.

"Mumpung ada Jinno, kamu di anter Jinno aja ya, sayang," pintar Zira membuat Bianca menggeleng dengan riuh.

"Gak mau Mah, Bianca kan mau ke birthday party temen masa bawa dia, nanti di gosipin aneh-aneh sama temen sekolah Bia."

"Biar lebih aman sayang." Zira mengarahkan pandangannya ke arah Jinno, "Nak Jinno tolong jagain Bianca ya," pintar Zira yang langsung di angguki Jinno.

"Baik tante, saya pasti bakal jagain anak tante yang penurut ini," ucap Jinno dengan maksud mengejek.

Wajah Bianca semakin kesal mendengar ucapan pria itu. Pada akhirnya mereka benar-benar pergi di antar oleh Jinno.

"Kalian mau ke birthday party temen sekelas?" tanya Jinno memecah keheningan.

"Ekhem! satu angkatan tapi gak sekelas, namanya Haikal," sahut Siska yang mencondongkan sedikit badan nya ke depan.

Jinno tersenyum tipis sejenak dengan pandangan fokus ke jalan, "Ouh, cowok. Pantes ada yang effort banget dandan semenor itu," sindirnya.

"Lo nyindir gw?!" seru Bianca.

Jinno menoleh sejenak ke arah Bianca, dia dapat melihat jelas wajah kesal gadis itu, "Loh? kesindir kah? padahal saya gak sebut nama, bahkan temen-temen kamu aja gak ada yang kesindir dengan ucapan saya."

"Ish! bikin mood gw ancur aja!" gerutu Bianca yang mulai melipat kedua tangan nya dan mengarahkan pandangan fokus ke depan.

Sesekali Jinno melirik ke arah Bianca yang sekarang terlihat seperti anak kecil sedang ngembek.

"Lucu banget kalo lagi ngambek, sayang nya galak," batin nya.

My Husband Is You (One Shot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang