Bab 8

23 8 5
                                    

Haikal mengambil satu langkah lebih dekat dengan Bianca, dia mengarahkan salah satu tangan nya ke pinggang Bianca dengan senyum lebar nya.

"Gw serius, Bi. Lo sendiri, serius suka sama gw?"

Bianca tersenyum lebar dengan mengangguk riuh, "Iya, gw beneran suka sama lo. Gw gak percaya kalo lo bakal suka balik sama gw, dari kelas 1 gw udah suka sama lo, Kal."

Tangan Haikal yang lain mulai ia arahkan ke pipi Bianca, dia mengusap lembut pipi Bianca, "Itu berarti, kita punya perasaan yang sama."

"Lo mau kan jadi pacar gw, Bi?"

BYUR!

Belum sempat menjawab tiba-tiba dari arah belakang nya, seseorang menarik tubuh Bianca lalu mendorongnya ke kolam.

"Bia!"
"Bi!"

Kedua sahabatnya itu terkejut dan segera berlari mendekat ke kolam, melihat Bianca yang sudah terjatuh di sana.

Cekrek! Cekrek!

Suara kamera HP begitu bising disana, semua orang mulai berdiri di samping kolam mengarahkan kamera HP mereka ke arah Bianca, tidak hanya foto namun vidio juga di ambil oleh mereka.

"Ngimpi banget lo mau jadian sama Haikal," ucap gadis yang menjadi pelaku Bianca terjatuh ke dalam kolam.

Bianca yang sudah berdiri di kolam hanya bisa diam mendongakan kepala melihat gadis itu, Bianca juga melihat Haikal yang kini sudah mendekat ke gadis itu bahkan melingkar kan tangan nya di pinggang gadis itu.

"Udah lah sayang, aku udah menuhin kemauan kamu kan?" ucap Haikal yang mulai memperlihatkan kemesraan nya dengan gadis itu. Bisa di pastikan gadis itu adalah pacar baru Haikal.

Siska dengan wajah kesal segera mendekat ke arah gadis itu. "Dasar pasangan gila!" sentak nya.

Plak!

Semua orang terkejut melihat hal itu, dengan berani Siska menampar pipi Haikal membuat gadis di sampingnya pun ikut kesal.

"Berani banget lo nampar cowok gw?!" kesalnya. Gadis itu hendak melayangkan tamparan nya ke arah Siska namun sudah lebih dulu di tahan oleh Siska yang mencengkram kuat lengan gadis itu.

"Jangan pernah berani lo sentuh muka gw pake tangan kotor lo ini!" sentak Siska yang melepas kasar cengkraman nya dan mendorong gadis itu, membuatnya mundur beberapa langkah.

Sementara di tepi kolam renang, Renata membantu Bianca untuk segera naik ke atas, pakaian Bianca benar-benar sudah basah kuyup, kedua matanya bahkan memerah menahan tangisnya.

"Sis, udah. Kita pulang sekarang," ucap Renata yang memegang kedua pundak Bianca.

Siska memberi tatapan tajam ke arah Haikal dan pacarnya itu sebelum akhirnya pergi menghampiri kedua sahabatnya.

"Sebar vidio itu! biar seluruh anak sekolah tau serendah apa tuh cewek!" teriak pacar Haikal dengan nada sinis nya.

Saat Siska hendak kembali menghampiri pacar Haikal itu, lengan nya di tahan oleh Bianca.

Siska mengarahkan pandangan nya ke arah Bianca yang sudah pucat dan tampak teduh, Bianca memeri gelengan perlahan seakan mengisyaratkan untuk Siska tidak bertindak lebih jauh.

Melihat kondisi sahabatnya ini membuat Siska menatap prihatin, dia mengeluarkan nafas kasarnya dan memilih menahan emosinya.

Mereka berdua pun memilih membawa Bianca pergi dari sana, mereka tahu bahwa sahabatnya ini sangat sedih dan terpuruk namun Bianca tidak mengatakan apapun, bahkan dia tidak menangis. Sungguh, itu lebih membuat mereka khawatir.

Bianca yang sangat ekspresif dengan semua yang dia rasakan, kini hanya diam.

Keduanya kini sudah berada di luar gerbang rumah Haikal. Renata mengusap kedua pundak Bianca, "Bi, lo kalo mau nangis boleh ko, kita ada di sini buat lo," ucap Renata dengan suara lemah lembutnya dan tatapan khawatir.

"Bener kata Renata, gw lebih suka liat lo nangis dari pada diem dan nyembunyiin semuanya sendiri," imbuh Siska.

Bianca tersenyum tipis, dia sedikit mendongak menatap kedua sahabatnya secara bergantian, bibirnya terlihat begitu pucat bahkan kedua matanya sangat sayu, terlihat jelas wajah gadis itu yang sangat teduh.

"Gw gak papa, anter gw balik ya."

Saat mereka hendak melangkahkan kaki, ketiganya berhenti saat sadar ada seseorang yang berdiri menghalangi jalan.

Ketiga langsung mendongak, melihat siapa yang ada di depan mereka.

"Pak Jinno?!" ucap Siska dan Renata secara bersamaan, tentu dengan wajah kagetnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Is You (One Shot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang