Baru akan melangkah ke kamar, ponsel Sakura di dalam tas berbunyi, membuat Sakura mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Sakura melihat nama kontak 'ibu' tertera di layar ponsel yang menyala, Sasuke yang ikut melihatnya segera merebut ponsel Sakura dan hendak melemparnya sebelum tangan Sakura menahan pergelangan tangan Sasuke.
"Aku mau mengangkatnya." Pinta Sakura agar ponselnya dikembalikan.
Sasuke mengangkat tangannya tinggi-tinggi agar tidak bisa digapai Sakura.
"Tidak diizinkan." Balas Sasuke dengan tegas, tahu apabila kedua orang tua Sakura bisa saja menambah beban Sakura.
Sakura menatap mata Sasuke, "Aku tidak ingin menghindar dari masalah ini, Sasuke-kun. Aku tahu kedua orang tua ku pasti sangat marah terhadap ku, namun itu tidak membuat ku takut untuk menghadapi mereka."
Suara yang berasal dari ponsel tidak lantas berhenti, membuat Sasuke menahan kesalnya. Ia balas tatapan mata Sakura dengan sorot mata ketegasan.
"Menghadapi mereka saat ini, sama saja dengan memberi kesempatan mereka menyakiti mu. Aku masih ingat kata-kata pedas ayah dan ibu mu ketika kamu tidak berhasil masuk universitas yang mereka inginkan."
"Sama seperti dulu, ada kamu yang membela ku, bukan? Jadi untuk apa aku menghindar sekarang, hmm?"
Saat Sasuke tampak membuka mulut, Sakura menyela terlebih dahulu, "Aku tidak mencemaskan apapun selama kamu ada di sisi ku, aku yakin semua akan baik-baik saja karena aku punya diri mu. Hanya bertemu kedua orang tua ku bukan masalah yang berat, aku janji akan menuruti mu selanjutnya. Yaaa ...?"
Sasuke menghela napas panjang, ia malas berdebat dengan Sakura. Pada akhirnya ia memberikan ponsel yang masih berbunyi pada Sakura.
"Nyalakan speaker!" titah Sasuke agar turut mendengar perkataan ibu Sakura.
"Kau di mana?!!"
Suara sarat kemarahan terdengar dari seberang sana, Sakura menghela napas sejenak sebelum mengeluarkan suara.
"Di suatu tempat, bu. Maaf-"
"Memalukan! Ke rumah sakit sekarang! Kau seharusnya bersujud meminta maaf pada keluarga Akasuna, sekarang!!"
Sasuke membungkam mulut Sasuke yang terbuka dengan tangannya, jelas Sasuke hendak menimpali.
"Baik, aku ke sana sekarang." Ucap Sakura yang sekarang sudah mematikan telepon.
"Mau mengantar ku, atau aku ke sana sendiri?" tanya Sakura setelah melepas tangannya dari mulut Sasuke.
Mimik wajah Sasuke masih tidak bersahabat, tapi ia lebih memilih mengikuti perintah Sakura daripada Sakura benar-benar nekat ke sana sendirian.
"Hmm ...," gumam Sasuke yang masih tampak enggan.
Sakura menggenggam tangan Sasuke kemudian mengambil kesempatan mencium bibir Sasuke dan mengakhirinya sebelum Sasuke membalasnya dengan agresif.
"Terima kasih, papanya salad." Ucap Sakura melempar senyum.
"Salad?"
Sakura mengangguk sembari menarik tangan Sasuke ke perutnya, "Ya, sementara baby kita aku namai salad. Semenjak hamil aku menyukai salad, tadinya aku mau menamai baby tomato karena papanya suka tomato, tapi salad sepertinya lebih cocok dengannya."
Sasuke sedikit tersenyum- hanya sedikit- karena ia masih menunjukkan kekesalan pada Sakura yang tidak mau menurutinya. Padahal mereka baru setengah jam sampai, tapi Sakura kekeh ingin menghadapi keluarganya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tough Situation
Fanfiction《21》 21+ Pernikahan terpaksa antara Haruno Sakura dengan Akasuna no Sasori tampak berjalan baik di hadapan semua orang. Terkecuali oleh Sasori dan kekasihnya, juga Sakura dengan sahabatnya. Akankah semua akan baik-baik saja ke depannya?