Chapter 12

1K 113 5
                                    

Di sinilah mereka, di kamar milik Sakura yang terasa begitu sunyi karena mereka belum bersuara sedari tadi. Sasuke duduk di samping Sakura di atas ranjang, mereka berdua sama-sama canggung. Jantung mereka berdetak lebih kencang, entahlah mungkin berdua di dalam kamar dengan sudah mengetahui perasaan masing-masing terasa berbeda.

Mereka sama-sama menunduk, merasa sedikit malu untuk saling bertatapan, apalagi posisi mereka memang berada di atas ranjang. Kamar Sakura hanya diisi lemari, ranjang, dan meja rias.

"Sakura/Sasuke-kun." Keduanya sama-sama bersuara, membuat mereka saling menatap.

"Ekhem, kamu dulu saja, Sasuke-kun." Balas Sakura segera menguasai dirinya.

Sasuke menggaruk bingung belakang lehernya. "Padahal dulu kita sering main di kamar berdua, sekarang rasanya berbeda."

Sakura menggigit malu bibirnya. Mereka sudah pernah begitu intim, hanya saja saat itu Sasuke tidak sadar.

"Aku ingin tahu, mengapa kita waktu itu berakhir tidur bersama." Ucap Sasuke kemudian setelah menormalkan dirinya.

Sakura menatap sekilas mata Sasuke, kemudian menghela napas sejenak sembari menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

"Waktu itu, aku terusir dari kamar hotel, aku diberi kartu akses kamar lain. Aku sebenarnya ingin ditemani seseorang, tapi aku pikir tidak bagus bertemu siapapun di malam pertama menikah. Aku jadi memilih ke bar untuk minum, ya terus aku mabuk. Karena aku memikirkan mu, jadinya aku berjalan ke kamar hotel mu tanpa sadar. Begitu sadar, kita sudah melakukannya." Jelas Sakura merasa agak memalukan menceritakannya.

Sasuke menggeram rendah, ia selalu berusaha mengingat yang terjadi malam itu, tapi tidak teringat, ingatannya seolah berhenti di saat dia beristirahat di sofa setelah meminum kopi.

"Maaf. Aku tidak bisa mengingatnya." Balas Sasuke menyesal, padahal dirinya ingin mengingat itu.

Sakura mengulum senyum sembari mengambil tangan Sasuke untuk ia genggam, perhatian Sasuke menjadi fokus menatap Sakura.

"Tidak apa-apa, Karin mencampurkan sekaligus obat perangsang dan amnesia sesaat. Kasus ini pernah terjadi kepada orang lain, korbannya dibuat tidak sadar dan tidak ingat keesokan harinya. Sebenarnya aku sangat marah, Karin bisa membahayakan mu dengan tindakannya mencampur obat di kopi mu."

"Karin tidak melakukan sesuatu kepada mu?" tanya Sasuke, takut tanpa sepengetahuannya Sakura pernah disakiti oleh Karin.

Sakura menggeleng pelan. "Saat itu, dia hanya mengancam ku mengirim video buatannya ke semua media sosial termasuk keluarga kita. Jujur saja, aku ingin kau segera bangun dan mengambil tindakan. Karena terdesak, aku jadi mengikuti kemauannya."

Greb!

Sasuke memeluk Sakura, ia merasa menyesal lagi-lagi terlambat. Sasuke mengecupi tengkuk Sakura, lama-kelamaan kecupannya berubah intim dan sensual.

"Sasuk-"

"Biarkan aku memiliki mu sekarang." Pinta Sasuke, menggeram rendah di dekat telinga Sakura.

Sakura merasakan pergerakan tangan Sasuke di perutnya mengusap dengan hati-hati sebelum tangan itu bergerak masuk ke dalam bajunya, dan menyentuh payudaranya. Sakura tidak kuat menahan dirinya lagi, ia juga menginginkan Sasuke. Ternyata cinta memang dapat membuat seseorang memilih jalan yang salah.

Cup!

Setelah mendorong sedikit Sasuke, Sakura mencium tepat di bibir prianya, ia melumat bibir Sasuke dengan menghisapnya. Sakura dapat merasakan Sasuke dengan cepat membalas ciumannya, pria itu memiringkan posisi kepalanya, menyamankan posisi mereka ketika akan memperdalam ciuman. Kali ini Sakura bergerak agresif lebih dulu, ia melesakkan lidahnya untuk mengobrak-abrik mulut Sasuke, membelit lidah Sasuke dengan liarnya.

Tough Situation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang