BAB I

592 16 1
                                    

Cahaya yang menyelusup melalui celah jendela yang menerangi seisi ruangan amun semua itu tidak mampu membangun kan tidurnya mifi. Hingga akhirnya terdengar suara ketukan dari balik sebuah pintu yang cukup mengusik tidurnya.

"fi bangun fi "sambil menggedor pintu kamar tersebut

"fi kamu udh solat subuh fi lihat matahari sudah bersinar terang diluar sana" omelnya dari balik pintu.

Namun sang empunya kamar malah menutup telinganya dengan menggunakan bantal.

"aess ank ini bener-bener kalau kamu tidak bangun umi suruh abi kamu untuk dobrak pintu kamar kamu"ancamnya dari balik pintu.

Mifipun yang mendengar hal itu sontak membuka pintu" ada apa sih umi pagi-pagi udah teriak-teriak saja" kesalnya karna tidurnya terganggu.

" Pagi-pagi kamu bilang, ini udh jam berapa fi"sambil menjewer telinga anaknya dan membawanya ke depan jam yang terpajang di dalam kamar itu.

Sontak hal Hitu membuat nya melebarkan bola matanya untung saja hal itu tidak membuat bola matanya keluar dari sarangnya.

"Umi kenapa tidak membangunkan mifi dari tadi " paniknya hingga iya menyadari sesuatu

"astaga aku melewatkan jam pertama, mati aku" sambil menepuk jidatnya.

"aiss aku harus cepat-cepat kalok tidak bisa-bisa aku telat di jam kedua apalagi donenya asss mifi-mifi kenapa ceroboh sekali sih"sambil mengatai dirinya.

"Makanya kalok umi bangunin itu langsung bangun, bukan malah tidur lagi"omelnya

"Iya umi" jawanya

"jangan iya-iya aja,tapi di lakuin, dari kemarin iya-iya aja tapi tetap diulangi"

Sekitar 30 menit kemudian mifi sudah sampai dikampus iya bergegas mencari ruangan kelasnya yang kini sudah di mulai pembelajaran.

"tuk-tuk-tuk permisi pak assalamualaikum " sambil membuka sedikit pintu kelas sontak teman-teman kelasnya melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan hal itu membuatnya malu.

"Emm boleh saya masuk pak"sambil membuka pintu

" silahkan, kamu duduk di tempat kamu " dengan nada dingin nya.

Sedangkan temannya yang lain saling berbisik satu sama lain tapi mifi tidak memperdulikan itu.

"Baik kita lanjutkan perkuliahan nya" dengan nada yang begitu dingin.

Setelah selesai menerangkan materi
"untuk perkuliahan hari ini saya cukup kan sampai disini kalian boleh keluar, kecuali yang telat tadi saya tunggu di ruangan saya" Perintahnya.

"Fi kamu disuruh keruangan nya gus azim tuh" sambil menyenggol pundak mifi.

Dosen tadi namanya Gus azim dia seorang ustaz dan jugak seorang dosen.

"Iya saya tau kok, saya denger tadi si es kutub itu bicara" omongnya dengan santainya.

"Astaga fi "herannya"omongan nya ndk pernah disaring dulu awas kualat nanti kamu fi dia itu Gus Lo kalau kamu lupa" kata Yuna sambil heran dengan omongan sahabatnya itu.

Setelah itu, mifi pergi keruangan Gus azim. Ini kali pertama untuk nya pergi keruangan dosen nya itu, karna sebelum-sebelumnya dia selalu menasehatinya di dalam kelas, dan ini bukan kali pertama mifi telat kuliah, bahkan di mata kuliah dosen yang lain iya sering telat. Hingga iya sering dapat teguran dari dosen yang lain.

"GUZ KUTUB  PILIHAN ABI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang