Cahaya yang menyelusup melalui celah jendela yang menerangi seisi ruangan namun semua itu tidak mampu membangun kan tidurnya mifi. Hingga akhirnya terdengar suara ketukan dari balik sebuah pintu yang cukup mengusik tidurnya.
"fi bangun fi "sambil menggedor pintu kamar tersebut.
"fi kamu udah solat subuh fi lihat matahari sudah bersinar terang diluar sana" omelnya dari balik pintu.
Namun sang empunya kamar malah menutup telinganya dengan menggunakan bantal.
"aess anak ini bener-bener kalau kamu tidak bangun umi suruh abi kamu untuk dobrak pintu kamar kamu"ancamnya dari balik pintu.
Mifipun yang mendengar hal itu sontak membuka pintu" ada apa sih umi pagi-pagi udah teriak-teriak saja" kesalnya karna tidurnya terganggu.
" Pagi-pagi kamu bilang, ini udah jam berapa fi"sambil menjewer telinga anaknya sambil membawanya ke depan jam yang terpajang di dalam kamar itu.
Sontak hal Hitu membuat nya melebarkan bola matanya untung saja hal itu tidak membuat bola matanya keluar dari sarangnya.
"Umi kenapa tidak membangunkan mifi dari tadi " paniknya hingga iya menyadari sesuatu
"astaga aku melewatkan jam pertama, mati aku" sambil menepuk jidatnya.
"aiss aku harus cepat-cepat kalok tidak bisa-bisa aku telat di jam kedua, apalagi donenya asss mifi-mifi kenapa ceroboh sekali sih"sambil mengatai dirinya.
"Makanya kalok umi bangunin itu langsung bangun, bukan malah tidur lagi"omelnya
"Iya umi" jawanya
"jangan iya-iya aja, tapi di lakuin, dari kemarin iya-iya aja tapi tetap diulangi"
Sekitar 30 menit kemudian mifi sudah sampai dikampus iya bergegas mencari ruangan kelasnya yang kini sudah di mulai pembelajaran.
"tuk-tuk-tuk permisi pak assalamualaikum " sambil membuka sedikit pintu kelas sontak teman-teman kelasnya melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan dan hal itu membuatnya malu.
"Emm boleh saya masuk pak"sambil membuka pintu
"silahkan, kamu duduk di tempat kamu " dengan nada dingin nya.
Sedangkan temannya yang lain saling berbisik satu sama lain tapi mifi tidak memperdulikan itu.
"Baik kita lanjutkan perkuliahan nya" dengan nada yang begitu dingin.
Setelah selesai menerangkan materi
"untuk perkuliahan hari ini saya cukup kan sampai disini kalian boleh keluar, kecuali yang telat tadi saya tunggu di ruangan saya" Perintahnya."Fi kamu disuruh keruangan nya gus azim tuh" sambil menyenggol pundak mifi.
Dosen tadi namanya Gus azim dia seorang ustaz dan jugak seorang dosen.
"Iya saya tau kok, saya denger tadi si es kutub itu bicara" omongnya dengan santainya.
"Astaga fi "herannya"omongan nya ndak pernah disaring dulu awas kualat nanti kamu fi dia itu Gus Lo kalau kamu lupa" kata Yuna sambil heran dengan omongan sahabatnya itu.
Setelah itu, mifi pergi keruangan Gus azim. Ini kali pertama untuk nya pergi keruangan dosen, karna sebelum-sebelumnya dia selalu menasehatinya di dalam kelas, dan ini bukan kali pertama mifi telat kuliah, bahkan di mata kuliah dosen yang lain iya sering telat. Hingga iya sering dapat teguran dari dosen yang lain.
Gus azim sekaligus anak dari pemilik kampus tersebut dia baru bergabung belum lama ini karena sebelumnya iya tinggal di luar negeri tepatnya di Yaman, di sana iya menempuh pendidikan S2 -nya.
Guz azim terkenal dengan sikap dinginnya namu hal itu tida membuat mahasiswi nya tidak menyukainya, malah sebaliknya begitu banyak mahasiswi yang mengidolakannya selain itu iya juga memiliki paras yang begitu tampan hingga hal itu yang membuat banyak kaum hawa mengidolakannya.
Mifi udah beberapa kali berurusan dengan dosennya itu. Guz azim sendiri sudah mendengar dari beberapa dosen tentang kelakuan dari mahasiswanya itu.
"Ini ruangan si es kutub itu dimana sih" sambil mengitari pandangan nya.
Hingga iya melihat tulisan yang menyebutkan nama dosennya. "Nah itu dia" iya pun menuju keruangan itu, dia berdiri didepan pintu
" wah ini rasanya aku mau masuk ke rumah hantu 👻 saja horor banget rasanya" .
Belum sempat iya mengetuk pintu tangannya masih melayang di udara tiba-tiba pintunya terbuka sontak hal itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu.
"Kamu dari tadi saya tungguin baru muncul sekarang, masuk" mifi pun hendak menutup pintu ketika iya memasuki ruang itu.
"Jangan tutup pintunya biarkan pintunya terbuka" perintahnya
" tapi pak malu nanti didenger sama orang kalau semisal bapak nanti marahin saya" ucapnya.
"Kamu malu?" tanyanya
"iya-iya lah pak malu" jawanya
"kamu masih punya rasa malu, saya pikir itu semua sudah hilang. Sampai-sampai kamu sering berbuat onar" sontak hal itu membuat mifi menjadi kesal, mifi memang mengakui nya jika iya sering membuat keributan/onar.
"Sudah kamu duduk di kursi itu" perintahnya dengan nada dingin
"saya menyuruhmu tidak menutup pintu itu karna kita bukan mahram dan kita hanya berdua disini" sambil duduk di kursinya.
Mifi terus di nasehatin hingga tak jarang perdebatan kecil pun terjadi. Setelah menyelesaikan urusnya dengan dosennya itu, mifi pun menemui sahabatnya yangkini tengah menunggunya di taman kampus.
"Fi gimana?" tanya yuna
"gimana apanya?." tanyanya balik
"Astaga anak ini yang tadi, kamu kan dipanggil sama Gus azim apa yang guz azim katakan? " Tanyanya dengan geram pada sahabatnya itu
"Oh soal itu biasalah na gue di nasehatin habis habisan, udah gitu mukanya ngeselin banget pengen banget gue cakar-cakar tuh muka biar ada ekspresinya dikit" geramnya.
"Astaga fi wajah seganteng itu mau kamu cakar-cakar sayang banget tau, awas nanti kamu di amuk masa sama mahasiswi disini fi baru tau rasa kamu" ancamnya.
"Biarin aja na biar tu dosen ada ekspresi nya nggak datar Mulu Kaya aspal kelidas roda, udah ah kok malah membahas tu kulkas sih na". Sahabatnya pun geleng-geleng mendengar ucapan mifi.
Setelah selesai dengan urusnya di kampus mifipun pulang ke rumah dan merebahkan tubuhnya ditempat tidur.
"Mifi" panggilnya sambil mengetuk pintu.
"iya umi ada apa?" Tanyanya.
"kamu siap-siap ya , kita ke pondok yang dulu tempat kamu mondok, abi kamu sudah menunggu kita di sana" perintahnya.
"Maksudnya di sana, abi sudah ada disan, umi jangan bilang umi mau nyuruh aku mondok lagi aku nggak mau umi " ucapnya
"udah kamu siap-siap saja kita sudah terlambat ini" sambil melihat jam ditangannya.
"Tapi umi ak....."belum sempat mengeluarkan kata-katanya lebih panjang sudah dipotong.
"Udah jangan banyak protes sana siap-siap dandan yang cantik" sambil mendorong tubuh anaknya untuk masuk.
"tapi umi." dengan nada sambil merengek.
"udah sana atau mau umi bantuin?. " Tanyanya sambil mau melangkah kan kakinya
" ngak usah umi aku bisa sendiri, lagian aku udah gede kok umi masak iya hal yang sekecil itu harus dibantuin." jawabnya, umi nya pun geleng-geleng melihat kelakuan putrinya itu.
"Maafkan umi sayang yang harus membohongi kamu tentang hal ini, andai kamu tau apa yang akan terjadi disana, mungkin kamu akan menolaknya tapi ini yang terbaik untuk kamu sayang." sambil menyeka kristal bening yang menerobos keluar dari sarangnya.
Next bab berikutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
"GUZ KUTUB PILIHAN ABI"
Ngẫu nhiênBaik mifi dan guz azim sudah memiliki dambatan hati masing-masing lantas bagaimana dengan hubungan yang sudah terjalin. Pernikahan adalah suatu ikatan yang sakral dimana di saksikan oleh sang pencipta secara langsung namun bagai mana jadinya jika du...