BAB 5

188 6 0
                                    

Sesampai nya di kantin mifi dan Yuna makan siang dan memesan makanan yang biasa mereka pesan

"na nanti pulang dari kampus kita ketempat biasa ya" sambil memasuk kan makanan nya kedalam mulutnya mifi pun mengangguk kan kepalanya tanda setuju dengan ucapan yuna.

Kini mereka berada di salah satu kafe yang biasa mereka kunjungi, sampai mereka lupa waktu dan kini sudah malam, mifi masih enggan untuk pulang karna sibuk berbincang dengan teman-temannya yang lain.

Sedangkan di sisi lain guz azim terus menghubungi istrinya namun hp istrinya tidak aktif hal itu membuat nya semakin cemas dan memutuskan untuk mencari istrinya.

Iyapun memutuskan untuk menanyakan kemana mifi biasa pergi sama kedua orang tua mifi, azim pun melajukan mobilnya ke lokasi yang di maksud mertuanya.

Ketika azim tengah melajukan mobilnya iya melihat sosok wanita yang tidak asing tengah duduk di halte bis sambil menatap jalanan yang kini sudah sepi Iya pun mendekati wanita itu hingga kini guz azim tengah berdiri di samping wanita itu

"sedang apa kamu disini bukannya pulang kuliah langsung pulang malah keluyuran" sontak mifi pun mengalihkan pandangan nya ke sumber suara

tidak lama iya mengalihkan pandangannya ke arah lain Tampa Membalas ucapan suaminya itu.

"Mari ikut saya pulang ini sudah sangat malam tidak mungkin ada bus yang akan datang semalam ini" ucapnya, mifi pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan memasuki mobil Tampa membalas ucapan suaminya.

Kini mereka sudah sampa di rumah mifi pun membersihkan dirinya dan mengerjakan tgs kuliah yang di berikan suaminya, "fi" mendengar hal itu mifi pun menghentikan langkah kakinya

"iya pak" dan membalik kan tbh nya "kamu mau kemana ini sudah malam?" Sambil melihat istrinya "saya mau ngerjain tugas yang di berikan sama bapak" ucapnya.

"Saya perhatikan dari kemarin-kemari kenapa kamu selalu memanggil saya Dengan sebutan bapak, saya bukan bapak kamu berhenti memanggil saya dengan embel-embel bapak" ucapnya

"trus bapak mau saya panggil apa "menjeda ucapannya

" yasudah saya panggil mang, gimana?" sambil melihat suaminya

"kamu pikir saya mang-mang tukang bakso yang ada di depan gang, yang lain saya nggak mau panggilan tu" ucapnya hingga hal itu membuat mifi menarik sedikit sudut bibirnya.

"Yasudah Om deh kalok gitu" ucapnya

"saya belum setua itu hingga kamu harus memanggil saya om 😒 " kesalnya

" nggak nyadar padahal sudah tua " ucapnya pelan hampir tidak terdengar

"apa kamu bilang "ucapnya cepat

"nggak ada pak😁 trus saya harus memanggil bapak dengan sebutan apa, masak iya saya harus memanggil bapak dengan sebutan sayang" ucapnya

"Boleh jugak panggilan itu😁" yang membuat mimpi menaik kan pundaknya dan geli sendiri dengan ucapannya

" nggak-nggak mau, saya panggil mas aja dh dari pada sayang geli dengernya"ucapnya.

"Ya sudah panggil mas saja saya nggak masalah dengan panggilan itu"ucapnya tersenyum ☺️.

Setelah itu mifi mengarahkan tubuhnya kearah meja belajar untuk mengerjakan tugasnya, sedangkan guz azim sibuk dengan laptopnya selain jadi dosen dan ustaz iya jugak seorang CEO di perusahaan yang iya dirikan.

Guz azim mendekati istrinya dimeja belajar namun yang iya lihat istrinya Tengah tidur sambil memegang pena di tangannya ✍️, iyapun membopong istrinya ke tempat tidur dan meletak kan istrinya secara perlahan, iya pandangi wajah damai istrinya yang tengah tertidur.

"GUZ KUTUB  PILIHAN ABI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang