Pagi hari di kediaman mifi, matahari bersinar dengan sangat indahnya, cahaya masuk melalui celah-celah jendela yang menambah keindahan suasana pagi.
"mas setelah pulang kuliah nanti, mifi mau ketemu dengan teman mifi" ucap mifi disaat dia sedang memperbaiki hijabnya di depan cermin.
"teman atau pacar kamu?" guz azim yang berdiri di belakang mifi dan melihat mifi dari sebuah cermin.
Mifi terdiam ketika mendengar ucapan guz azim, mifi melihat guz azim dari cermin yang memantulkan dirinya dan guz azim.
"kabarin mas jika sudah mau pulang nanti" guz azim yang masih melihat mifi.
"mas dia.." ucap setelah menghadap guz azim.
"mas tunggu di bawah kita sarapan" ucap guz Azmi dan berlalu meninggalkan mifi di dalam kamar.
"huh" guz azim menghela nafasnya ketika sudh keluar dari kamar.
*skip*
Saat ini keduannya tengah berada di ruang makan untuk menikmati sarapan pagi yang sudh di siapkan bi inah.
"mas mifi berangkat sendiri ya hari ini" ucap mifi di sela-sela dia makan.
"tidak baik berbicara di saat makan, habiskan makanan nya dulu" setelah mengatakan itu guz azim melanjutkan makannya.
"baik mas" mifi pun melanjutkan makannya.
10 menit telah berlalu mifi dan guz azim tengah berada di teras rumah untuk bersiap berangkat kekampus.
"mas mifi naik taksi saja hari ini" mifi yang berbicara pada guz Azim.
Mendengar ucapan mifi membuat guz azim menghentikan langkah kakinya ketika dia hendak mengeluarkan mobil dari bagasi rumah.
"apa kamu tidak nyaman jika pergi dengan saya" guz Azmi yang membalik kan tubuhnya dan melihat mifi.
"bukan begitu mas hanya saja.." ucapan mifi terpotong oleh guz azim.
"mas pesan kan taksi, tunggulah dia akan datang" setelah itu berlalu meninggalkan mifi.
"kenapa sikapnya seakan tambah dingin, ada apa dengannya" mifi yang melihat kepergian guz azim.
"mas mifi belum..." ucapnya teriak.
"Salim" ucapnya pelan ketika melihat mobil guz azim melaju pergi.
Sekitar 15 menit telah berlalu taksi yang di pesan guz azim belum juga sampai, hal itu membuat mifi gelisah karna sebentar lagi perkuliahan akan segera dimulai.
Tidak lama terdengar suara klakson mobil.
"maaf mbak tadi di jalan macet" ucap sopir taksi yang saat ini tengah membukakannya pintu mobil.
"kalok begitu cepat lah pak" ucap mifi yang sudh duduk di dalam taksi.
Mobil taksi yang dikendarai mifi berjalan menelusuri jalanan pagi hari yang cukup ramai oleh para pengendara.
"aku harap aku tidak terlambat" ucap mifi di kursi penumpang.
30 menit telah berlalu mifi baru sampai dikampus dima tempat dia melanjutkan studinya.
"berapa ongkosnya pak?" mifi yang berbicara pada sopir taksi.
"semuanya sudh di bayar mbak sama suaminya mbak" ucap sopir taksi.
"baik lah kalo begitu terima kasih pak" ucap mifi.
"jadi mas azim yang sudah membayarnya" gumam mifi yang saat ini tengah berdiri di parkiran kamus.
KAMU SEDANG MEMBACA
"GUZ KUTUB PILIHAN ABI"
RastgeleBaik mifi dan guz azim sudah memiliki dambatan hati masing-masing lantas bagaimana dengan hubungan yang sudah terjalin. Pernikahan adalah suatu ikatan yang sakral dimana di saksikan oleh sang pencipta secara langsung namun bagai mana jadinya jika du...