BAB 3

431 10 0
                                        

Merasakan ada gerakan mifi menoleh ke sumber gerakan tersebut" pak mau ngapain?."Paniknya.

"saya mau...." Ucapan nya terpotong.

"Bapak mau ngapain?."paniknya dengan menyilangkan tangan di depan dadanya, kemudian menutup tubuhnya dengan selimut.

"Saya mau tidur emang kamu pikir saya mau ngapain kamu?." meletak kan dirinya di sisi tempat tidur.

"Mm... itu ...anuk saya pikir bapak mau.." bicara dengan gugup namun belum sempat iya menyelesaikan ucapannya udah dipotong.

"mau menyentuh kamu itukan maksud kamu?" Dengan nada bertanya.

"Em iya pak." jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"lagipula jika saya menyentuh kamu jugak itu tidak jadi masalah, kamu itu istri saya jadi halal jika saya menyentuh mu." ucapnya sambil memejamkan matanya disisi tempat tidur.

"Tapi kan pak, ahh gini pak bapak yakin mau tidur disini, maksud sya disamping saya gituh?." Ucapnya.

" Hmmm" jawabnya dengan masih menutup matanya.

"Tapi kan pak saya tidak nyaman kalok bapak tidur disini apa lagi satu ranjang dengan saya."ucapnya.

"lalu" jawabnya singkat.

"Yaa..bapak pindah tempat tidur." sambil melihat sosok peria yang kini menjadi suaminya, mendengar apa yang di ucapkan istrinya iya pun membuka matanya.

" Kamu yakin dengan ucapan kamu tadi?." Dengan melihat istrinya di balas anggukan oleh mifi.

"Apa alasan kamu menyuruh saya pindah tempat tidur?." Tampa mengalihkan pandangannya.

"tadi kan saya sudah bilang pak, saya tidak nyama jika bapak tidur di sebelah saya, saya takutnya nanti bapak khilaf lagi sama saya." ucapnya dengan pedenya.

"Pede banget kamu, lagian jika saya khilaf sama kamu pun itu tidak akan menjadi masalah, kamu istri saya." sontak me dengar itu membuat mimpi menatap suaminya dengan sedikit merinding.

"Yasudah jika bapak tidak mau biar saya saja yang pindah tidur." belum sempat iya berdiri sempurna dari dudunya tangan nya di pegang dan.....

"tunggu, diam lah disini biar saya yang pindah tidur ke sopa itu." sesekali melihat sopa yang dimaksud.

Merekapun menyelami mimpi masing-masing, hingga tiba saatnya pagi pun datang. Mifi terbangun dari tidurnya, merasakan ada yang berat di pinggangnya iya pun mengarahkan pandangannya, menyadari ada sosok tangan yang kekar yang melingkari pinggangnya.

"AAAA" teriaknya menendang tubuh itu hingga terjatuh dari ranjang.

"aduh astaga pinggang saya kenapa kamu menendang saya?." sambil memegang pinggang nya yang ngilu dan meringis karna terjatuh dari tempat tidur.

"aduh pak maaf pak, saya nggak sengaja, tadi saya kaget pak makanya tadi saya refleks pak." merasa tidak enak karna perbuatannya sendiri.

"Lalu kenapa kamu berdiam diri disana, cepat bantu saya pinggang saya rasanya mau patah gara gara kamu." ucapnya kemudian mifi pun membantu suaminya untuk duduk disisi tempat tidur.

"Lagian bapak sih, ngagetin saya, bukannya tadi malam bapak tidur di sopa itu." tunjuknya ke arah sopa yang semalam suaminya tiduri.

"kenapa tiba tiba di samping saya?."

"tadi malam saya memang tidur disana." sambil melihat sopa itu.

"tapi sopa itu terlalu kecil untuk saya, saya tidak bisa tidur itu sebab nya saya tidur disini." sambil memegang pinggangnya yang terasa nyeri.

"GUZ KUTUB  PILIHAN ABI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang