BAB 2

509 12 0
                                        

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan cukup jauh, mifi dan umi nya sudah sampai di pondok pesantren yang mereka tuju.

Mifi mengedarkan pandangannya melihat sekeliling pondok pesantren yang dulu sempat menjadi tempat singgahnya untuk menuntut ilmu, ya walau kadang iya sering di hukum karna sering berbuat onar.

"Ayok sayang kita langsung saja kerumahnya pak kiyai, abi kamu sudah menunggu kita di sana. " Sambil memegang tangan mifi.

"umi duluan saja aku masih mau melihat sekeliling pondok ini umi." jawabnya

" yasudah kalok begitu umi duluan jangan terlalu lama, jika nanti kamu tidak menemukan umi di rumahnya pk kiyai kemungkinan kami ada di Masjid pondok" sambil mengelus pundak mifi.

"Iya umi" mifi terus berjalan melihat-lihat pondok pesantren yang dulu iya tempati pondok itu sudah banyak berubah setelah berkeliling mifi teringat dengan sesuatu.

"Pohon jambu apa pohon itu masih ada ya?." Tanyanya tiba-tiba pada dirinya setelah itu bergegas melangkahkan kakinya ketempat pohon jambu itu.

"Ternyata dia masih berdiri dengan kokoh disini, bahkan saat ini dia sedang berbuah dengan lebatnya" ucapnya hingga tidak menyadari ada seseorang di belakang nya

"Ternyata walau kamu sudah lama meninggalkannya kamu masih mengingatnya, lihatlah dia berbuah begitu lebat seakan iya tau kamu akan mengunjunginya." ucapnya dan membuat mifi membalik kan badannya melihat sosok yang berbicara kepadanya.

"Kk hafiz" herannya.

"kok kak hafiz ada disini?. Sedang ada urusan ya makanya ada disini ?" Tanyanya.

" iya saya sedang ada urusan disini dengan santri-santri disini." jawabnya.

"Kamu sendiri sedang apa disini?. Atau jangan-jangan kamu mau mengambil jambu itu lagi ya. "ledeknya karna dia tau kelakuan mifi yang dulu sebagai adik kelasnya.

"Tidak kak aku kesini bukan mau mengambil jambu itu lagi kok, yaaa walau terkadang jambu ini sangat menggiurkan." ucapnya dan terkekeh sambil mengingat masa lalunya yang suram bersama jambu itu.

"Saya kira kamu akan mengambil nya lagi, kalo itu terjadi mungkin kamu akan berhadapan dengan saya dan menerima hukuman kamu." ucapnya sambil tersenyum .

"Ya Kali kak saya kesini untuk mengambil jambu itu." sambil terkekeh, merekapun berbincang-bincang hingga beberapa saat.

"kalok begitu saya permisi dulu ya kak, senang bisa melihat kak hafiz di sini lagi assalamu'alaikum kak." ucapnya dan meninggalkan tempat itu.

Kini tujuan nya adalah rumah pak kiyai sesuai yang dikatakan umi nya. Namun ketika iya mau melangkahkan kakinya untuk masu kedalam iya mendengarkan sorakan semua orang yang ada disana

"sah" teriak semua orang yang ada disana hal itu tidak membuat mimpi mengurungkan langkanya.

Langkah nya terhenti ketika iya melihat abi nya yang sedang duduk di depan pria yang seakan iya tengah menikahkan seseorang.

"Abi?!." ucapnya dengan suara yang bergetar, sontak itu membuat semua orang mengarahkan pandangan nya ke arah mifi- yang saat ini masih mematung di tempatnya.

"Mifi sini sayang mendekat ke Abi ada yang ingi Abi sampaikan nak." ucapnya dan itu membuat mifi melangkahkan kakinya dengan perasaan yang sulit diartikan.

"Abi kenapa abi duduk disini?"

"Sedang apa abi disini?."tanyanya Tampa melihat peria yang ada di sampingnya.

"Abi....Abi sedang meni..." Sambil terbata-bata belum selesai iya berbicara ada suara yang langsung membuat mifi mengalihkan pandangannya.

"Abi kamu maksut saya abi sedang menikahkan kita disini." ucapnya sontak itu membuat mimpi menatap abi nya dengan buliran bening yang sudah meluncur jatuh membasahi pipinya.

"Jangan becanda pak, tugu!.  apak kan dosen di kampus saya ngapain bapak disini?." tanyanya dengan nada yang masih sedikit bergetar

"seperti yang saya katakan tadi saya disini untuk menikahi kamu." ucapnya dengan suara tenang

"tidak mungkin pak, saya tau abi saya tidak akan menikahkan saya secepat ini, apa lagi tampa memberitahu saya terlebih dahulu. Abi apa yang dia katakan itu tidak benarkan kan Abi?." tanyanya dengan suara yang bergetar tercampur ingus dan tangis.

"Yang dikatakan guz azim itu benar nak." ucapnya sambil memegang kedua pundak anak nya, sontak hal itu membuat lututnya lemas dan tak mampu menopang tubuhnya dan membuat nya duduk terlepas, menangis 😭 sambil menutup kedua matanya dengan telapak tangannya.

"Sayang bangun nak lihat umi sayang." sambil memegang kedua bahu anaknya membawanya kedalam pelukannya.

"Nak ikut umi sebentar ya sayang." sambil membantu anaknya untuk bangun membawanya ke salah satu ruangan yang ada disana.

Setelah iya berhasil menenangkan putrinya iya membawa mifi kembali ketempat acara pernikahan itu.

Kini iya sudah berdiri di hadapan laki-laki yang kini menjadi suami nya itu. Guz azim meletakkan salah satu tangannya di atas kepala mifi dan mulai membacakan doa setelah itu iya mengecup kening istrinya dengan hikmat.

Sontak hal itu membuat mifi terkejut akan tindakan guz azim dan sekaligus dosennya itu yang kini menjadi suaminya itu. Pernikahan mereka diadakan secara tertutup hanya keluarga inti saja yang menghadirinya.

Kini tiba saatnya Abi dan umi nya untuk pamit pulang yang d8mana posisi mereka yang ada di luar rumah." nak abi sama umi pamit pulang dulu ya?." sambil memegang tangan anaknya

" Abi mifi ikut ya sama abi, mifi nggak mau tinggal disini abi mifi maunya pulang sama abi dan umi." pintanya sambil memegang tangan abi nya.

"Sayang kamu harus tetap disini nak, kamu harus tinggal dimana suami kamu tinggal nak." Sambil mengelus puncak kepala anaknya

"abiii...!"rengeknya

"Abi sam umi pamit pulang dulu ya nak azim, ingat pesan Abi tadi nak, dia putri satu-satunya abi jaga dia dan sayangi dia Abi permisi dulu." ucapnya sambil berkaca-kaca. Karena tidak tahan melihat putrinya, umi mifi pun langsung memasuki mobil setelah memeluk putrinya karan tidak sanggup lagi menahan buliran bening yang mau menyelusup keluar dari sarangnya, merekapun pergi meninggalkan mifi dan suaminya.

"Masuklah diluar sini dingin tidak baik untuk kesehatan kamu. " ucapnya dengan suara yang masih terdengar dingin, mifi pun melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah dan di ikuti oleh suaminya.

"Azim bawa istri kamu kedalam nak, ini sudah sangat malam dia pasti sangat lelah dia pasti ingin istirahat" ucapnya.

"baik umi." jawabnya.

"Mari ikutin saya." ucapnya mifi pun tidak menjawab namun kakinya melangkah mengikuti suaminya hingga tibalah mereka di suatu kamar.

Mifi masuk kedalam kamar tersebut dan membersihkan dirinya  untung saja dikamar ini ada baju yang sudah di siap kan untuk mifi gunakan.

Keluarnya dari kamar mandi iya melihat guz azim dari celah pintu, kamar mandi yang sudah terbuka sedikit iya pu sontak menutupnya dan menggunakan hijabnya. Mifi keluar dari kamar mandi dengan menggunakan setelan gamis dan hijabnya.

"Pak saya tidur dimana?." tanyanya sontak yang ditanya mengalihkan pandangannya dari buku yang iya baca.

"Kamu tidak lihat disitu ada ranjang. " ucapnya sambil menunjuk ranjang di samping mifi.

Mifi tampa membalas ucapan suaminya iya melangkahkan kakinya dan merebahkan tubuhnya di sisi ranjang tersebut.

Tak lama setelah itu guz azim melangkahkan kakinya keranjang dimana mifi sudah merebahkan dirinya.

Merasakan ada gerakan mifi menoleh ke sumber gerakan tersebut" pak mau ngapain?"Paniknya "saya mau.......

*Next bab berikutnya*

"GUZ KUTUB  PILIHAN ABI"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang