Setelah mendapat panggilan dari papa mertua, bagas pulang sekolah langsung menuju bengkel 3S dengan membawa harapan.
Sampainya di bengkel, bagas melihat ofi yang duduk murung meratapi motornya yang cuma dihiraukan oleh tukang.
"Ofi, kenapa motornya?" Tanya bagas.
"Auk ah."
Mendapat tanggapan simpel dari Ofi, Bagas bertanya pada tukang bengkel.
"Pak, ini motornya kenapa ya pak?"
"Ooh, ini motor oli sama bensinya kering tapi masih dipaksa jalan mas, jadi mesin sama injeksinya kena semua, haha, kalo mau ganti mahal mas, jutanan, apalagi ini motor ST, servis sama motornya mahal servisnya."
"Haha, haduuuh."
"Kenapa bisa sampe kehabisan semua si." Tanya Bagas dengan senyumanya.
"Mo gimana lagi duitnya mepet, apalagi buat apa beli oli kalau masih bisa jalan." Jawab Ofi dengan ketus.
"Hehe, maaf ya aku lupa belum kasih kamu uang, besok-besok pas senggang aku beliin yang baru dah, tapi untuk sementara pulang pergi kamu bareng aku dulu ya."
"Yee, duit masih minta orang tua aja pake gaya, dan aku mau naik ojek aja daripada jadi omongan."
"Hmm, katanya duit mepet, ojek lebih mahal dari bensin lho, apalagi jalur ini tidak ada angkot."
Mendengar Bagas yang ingin membelikan Ofi motor, tukang bengkel pun semakin penasaran.
"Emang masnya siapa mbaknya ya?" Tanya kang bengkel, masa adik yang membelikan kakak si.
"Eh, bapak tidak lihat seragam kami, ini lho kami suami istri, hihi." Ucap Bagas yang seketika mendapat plototan mata dari Ofi, bagaimana tidak, bengkel 3S lokasinya dekat SMA dan menjadi langganan para murid dan guru, kalau ada yang mendengar kan bisa gawat.
"Ooh muridnya ya, tapi kenapa mau beliin motor buat gurunya mas?"
'Hih, kenapa aku kena sial mulu sih, ini lagi malah bikin perkara aja si Bagas.' Batin Ofi bergejolak.
"Udah ayo pergi, motornya tinggal aja disini." Ofi berdiri dari kursinya dan mengajak Bagas pergi sebelum pertanyaan kang bengkel semakin banyak.
Mau tidak mau Ofi bonceng di blakang Bagas dengan motor sportnya meskipun kurang nyaman, karena motor sport Bagas didesain untuk jomblo.
Bagas melajukan motornya menjauh dari bengkel, namun sebelum pulang Bagas terlebih dahulu ke pom bensin untuk isi ulang, dan tidak disangka ketika sedang mengantri terdengar seseorang memanggil.
"Ofi! ofi kan?"
Bagas dan Ofi menoleh ke belakang dan melihat seorang laki-laki yang menyangklong tas gitar di punggungnya, di belakangnya ada seorang wanita yang membonceng.
"Eh, Rizal? Silvi?" Ucap Ofi dengan wajah panik.
Bagas mengira yang memanggil Ofi adalah murid SMA yang ada di sebrang, ternyata seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan Ofi.
"Apa kabarmu, kenapa kamu bisa ada di sini? kami semua mencarimu lho." Lanjut orang bernama Rizal.
Dengan ragu Ofi menjawab, "Maaf zal aku pergi gak bilang-bilang, tapi lain kali aku kabari kok."
"Apa kamu masih menghindari kami? tenang saja of, kami sudah damai kok, jadi kita bisa seperti dulu lagi, ni lihat, aku sama Silvi juga sudah jadian jadi tidak munkin aku cari perhatian kamu lagi, haha, gak tau sih kalau si Angga." Lanjut Rizal.
"Ma maaf zal, aku sudah punya profesi sendiri, jadi tidak munkin aku ikut kalian."
Bagas memperhatikan obrolan Ofi dan temanya dengan seksama sambil menyatukan teka teki dari ucapan mereka.
Sambil mengisi bensin Bagas masih memperhatikan mereka, orang bernama Rizal selalu mengajak ngobrol dengan Ofi, sedangkan Ofi selalu berusaha menghindari obrolan, dan orang bernama Silvi dari tadi hanya diam.
"Terus yang sama kamu itu siapa?" Tanya Rizal.
"Di dia muridku, sudah ya aku pergi dulu." Melihat Bagas sudah selesai mengisi bensin, segera Ofi kembali naik ke motor.
"Duluan mas." Ucap Bagas.
Akhirnya Bagas kembali melajukan motornya dan meninggalkan dua teman Ofi.
.
.
.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Muridku Adalah Imamku
RomanceNamanya rizkiyana rofiqah, berumur 22 tahun, karena kecerdasanya ia sering lompat-lompat kelas dan baru beberapa hari yang lalu menjadi guru di SMA Al-Fatah. setiap hari rizki disondol dsuruh cari pasangan sama orang tuanya, karena boro boro nika...