05|Wajah Asli Soraya

496 93 16
                                    

This is Sunday, yang artinya hari kemerdekaan bagi Soraya. Merdeka untuk menjadi dirinya, tanpa perlu bangun pagi dan kelimpungan mempersiapkan segala sesuatu buat berganti style. Merdeka buat menjadi seorang perempuan. Merdeka menunjukkan kecantikan paripurnanya.

Sebagai perempuan, selfreward itu sesuatu yang wajib, paling kurang seminggu tiga kali. Tapi berhubung sekarang keuangannya mengkhawatirkan, maka Soraya melakukan selfreward setelah menerima gaji saja. Betul, selfreward yang dia maksud itu keliling puter-puter mall, dan memborong barang yang diinginkan.

Agak nyesek. Padahal dulu sekalinya belanja, paling kurang dia bawa sepuluh kantong belanjaan, tapi sekarang beli satu barang aja udah harus banyak mikir. Mana pernah Soraya belanja mikirin harga. Barang-barangnya branded semua. Tapi sekarang, beli cardigan seharga lima ratus ribu aja dia harus mikir ribuan kali. Kira-kira sisa uangnya masih cukup buat gajian berikutnya enggak ya?

Setelah berpikir, akhirnya Soraya mengambil cardigan second choice yang harganya lumayan miring terus ada diskonnya pula. Meski yang lima ratus ribu tadi menggoda dan coraknya lucu, tapi yaudahlah. Ketimbang nanti tanggal tua dia full makan mie instan, jadi ada baiknya tahan-tahan selera dulu.

Soraya berjalan sendirian menyusuri mall. Tiba-tiba dia kepikiran bunda ayahnya. Kok dua orang itu nggak nyari dia sih?! Jangankan berusaha nyari, ngehubungin buat ngemis dia balik aja enggak. Orang tua akhlakers emang.

Pokoknya semua ini salahnya Arjuna!

"SORAYA!"

Kampret. Ini laki-laki, manusia apa Jin sih? Baru juga digumamkan dalam hati, eh anaknya langsung muncul tepat di depan mata. Mana muka jeleknya kelihatan riang begitu.

Soraya menggulir bola matanya, tak ingin meladeni Arjuna. Baru saja hendak berbalik dan pergi, sosok laki-laki tinggi tegap itu sudah berdiri di depannya.

"Ck! Minggir!"

"Ya ampun, Sayang. Aku nyariin kamu kemana-mana, akhirnya ketemu di sini. Kamu kemana aja? Sebulan lebih ngilang loh."

"Bukan urusan lo."

Galak amat sih calon istri. Makin suka deh Arjuna jadinya. "Kita pulang ya? Pasti bunda sama ayah kamu seneng banget."

Soraya menolak tangan Arjuna yang ingin menyentuhnya. "Nggak!" Ditolak keras. "gue nggak mau pulang sebelum rencana pertunangan bodoh itu dibatalin."

"Kenapa emangnya? Aku janji bakal bikin kami bahagia. Kan bagus banget kalau kita nikah. Kamu cantik, aku ganteng. Kamu kaya, aku lebih kaya lagi. Ntar kita jadi pasangan billoner yang setiap hari jalannya pakai jet pribadi."

Ngerti kan kenapa Soraya kekeuh menolak laki-laki sableng ini? Selain tukang selingkuh, omongan kurang waras Arjuna udah bikin dia ilfeel dan makin ilfeel.

"Iiih, minggir. Kalau lo gangguin gue lagi, gue teriak nih!"

Masih juga jual mahal. Tapi Arjuna itu udah ahli banget sama yang modelan begini. Semua gerak-gerik dan kode-kode cewek, Arjuna hafal semuanya! Dan tentu dia juga tahu solusinya.

Membuat posisi berlutut di depan Soraya, Arjuna tak melepaskan kedua tangan gadis itu, meski Soraya sudah menariknya. "Soraya, aku tulus sayang sama kamu. Kamu mau kan jadi istri aku? Kita menikah ya? Aku pengen banget punya keluarga kecil bahagia bareng kamu. Pasti nanti anak kita lucu-lucu banget."

Maluuu. Soraya sungguh frustrasi dengan kelakuan tidak tahu laki-laki ini. Arjuna drama dan lebay banget. Sampai beberapa pengunjung malah salah fokus memperhatikan mereka. Mana tangannya dicekal kuat banget, sampai Soraya kesulitan kabur.

Untouched (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang