13|Calon Istri

563 106 49
                                    

"P-Pak?"

Alvaro yang mengangkat alisnya. "Pak? Bukannya kemarin udah jelas, dan kita sepakat buat nggak pakai kata-kata 'Pak' lagi."

I-iya, tapi kan ini terlalu mendadak dan penuh kejutan untuk Soraya terima. Dia bukannya minta yang lain, tapi cuma butuh waktu untuk mencerna segala sesuatu yang terjadi sekarang. Semuanya terlalu gila dan tak terprediksi.

Setelah berbicara dengan Alvaro kemarin—mengenai kedok Soraya yang ternyata sudah laki-laki itu ketahui, tapi malah bukan itu intinya! Jauh dari dugaan Soraya bahwa Alvaro akan syok berat dan butuh waktu untuk menerima kenyataan, namun nyatanya laki-laki itu terlihat tidak memusingkan itu sama sekali. Malah Soraya yang mendadak kelimpungan dan bingung sana-sini.

Pertama, dia hampir tidak percaya dengan anggapan bahwa seorang Alvaro memang akan jatuh hati padanya. Soraya bahkan sempat membenarkan semua rumor tentang laki-laki itu yang doyan laki-laki—karena sikap Alvaro yang keterlaluan baik dan manis pada Anggara, seperti memperlakukan seorang pacar. Dan apa kejutan yang paling besarnya sekarang? HAHA, ternyata Alvaro melakukannya karena tahu Anggara dan Soraya adalah orang yang sama.

Di satu sisi Soraya cukup lega, karena itu artinya Alvaro memang masih normal. Di sisi lainnya Soraya juga bingung bereaksi seperti apa, saat tahu-tahunya ia lah yang disukai laki-laki itu. Mana Alvaro kelewat agresif. Kan Soraya jadi terbatas untuk menggambarkan perasaannya.

"K-kamu ngapain di sini?"

"Nyamperin pacar. Nggak terdengar aneh, kan, kalau saya dateng mau ketemu kamu?"

Jujur, Soraya suka menjadi orang yang spesial di hati Alvaro, tapi cara yang laki-laki ini lakukan menurutnya terlalu ugal-ugalan. Secinta-cintanya seseorang ke pacarnya, mendadak dikasih treatment ngegas—yang Soraya tahu itu bukan Alvaro banget, ya dia bingung.

Sekarang yang dia hadapin real Alvaro, atau bukan? Oh, atau! Jangan-jangan tubuh Alvaro sudah dirasuki jiwa makhluk lain? Soalnya kayak beda orang sama yang dulu.

Soraya harus apa dong?

"Alvaro, kayaknya ada beberapa hal yang harus kita perlurus."

"Saya pikir kemarin semuanya udah jelas. Saya suka kamu, kamu juga. Nggak aneh kan, kalau sekarang kita beneran pacaran?"

"Iya, tapi——"

"Nah yaudah." Sekenanya laki-laki itu memotong ucapan empunya. Alvaro lalu melangkah memasuki rumah Soraya, dan menaruh bucket bunga besar yang tadi ia bawa di atas kursi. "sekarang kan weekend, katanya waktu yang tepat buat pasangan kekasih menghabiskan waktu berdua. Siap-siap gih, kita ke bioskop."

Anehnya, aura dominan dan pemerintah Alvaro ini terlalu menyala, sampai Soraya kelimpungan untuk menolak. Entah sekarang ia masih terbawa peran Anggara yang sama sekali tidak dapat memprotes segala perintah Alvaro atau bagaimana. Soraya juga bingung. "Aku belum mandi."

"Yaudah gih mandi, saya tungguin."

Ikutin ajalah ya. "Iya."

Soraya terbiasa dengan kepribadian keras kepala, berani, dan agresif. Saat dulu pernah pacar pun, Soraya kerap mengambil peran yang dominan. Dia paling anti diatur-atur, malah kebanyakan keputusan Soraya yang akan diambil dalam hubungan itu.

Mana pernah kebayang kalau dia bisa jadi gadis yang luar biasa penurut, yang bisanya cuma iya-iya aja saat dihadapkan dengan Alvaro. Si cowok culun yang dulu pernah menjadi korban keagresifannya.

Bahkan ayah bundanya aja Soraya lawan pas sekali dia bilang 'tidak.' Tapi sekali lagi, semua sikap kerasnya seolah tidak mempan pada sosok Alvaro. Sekarang dunia Soraya dan Alvaro seakan terbalik. Ada apa?

Untouched (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang