Soraya terbangun saat mendengar handphone miliknya berdering. Bersusah payah gadis itu membuka mata, dan pemandangan pertama yang ia dapati pagi ini adalah sebelah tangan yang melilit di atas perutnya. Soraya tersenyum geli ketika melirik pada si pemilik tangan.
Alvaro masih tertidur pulas, dan Soraya mengklaim laki-laki itu sangat lucu saat sedang tidur, dan Soraya baru sadar sekarang. Niat Soraya untuk mengamati perpaduan wajah tampan serta menggemaskan milik Alvaro yang tidur, menjadi hilang fokus saat HP nya kembali berdering. Ia ingat apa yang menjadi alasannya bangun.
Meski dengan sedikit usaha, Soraya berhasil menyingkirkan pelukan Alvaro dengan hati-hati, niat diri agar tidur lelaki itu tidak terganggu. Ia pun berhasil meraih ponsel genggamnya dan membaca siapa yang menganggu pagi setenang ini.
King👑
Ini jelas username ayahnya. Sebenarnya Soraya tidak sedurhaka itu untuk mengabaikan panggilan sang ayah, tapi untuk sekarang, sesuatu yang berhubungan dengan keluarga—terutama ayahnya, pasti selalu melibatkan manusia narsis bernama Arjuna. Eughhh, dengan mengingat Juna di pangkal hari begini saja sudah membuatnya capek duluan.
"Halo, Yah?" Tapi sekali lagi, Soraya belum sedurhaka itu untuk memilih menolak panggilan dari ayahnya, "kalau Ayah telpon cuma buat nyuruh aku pulang dan maksa biar aku setuju buat tunangan sama Juna, aku nggak mau!" Tapi Soraya udah wanti-wanti duluan.
Wajahnya tampak angkuh seolah tengah berhadapan langsung—siap berperang pendapat dengan sang ayah bilasaja pria itu tetap keras kepala. "Kalau bukan? Terus?" Sekarang perubahan ekspresi tampak berlangsung secara konstan saat Soraya mendengar kabar yang ayahnya katakan dari sebrang. "Ayah?" Panggilnya pelan-pelan. "Ayah serius?"
"Y-yaudah, Soraya ke sana sekarang."
Mandi kebut, berbenah juga seadanya. Pikiran Soraya sekarang melalang kemana-mana. Setelah mendapat kabar dari sang ayah, Soraya langsung bergegas, bersiap-siap akan pergi.
"Soraya?"
Sampai dia bisa-bisanya lupa sama keberadaan Alvaro yang masih ada di kamarnya. Laki-laki itu baru bangun, dan tampak bingung dengan penampilan Soraya yang sudah rapi. "Alvaro, aku izin nggak masuk kerja dulu hari ini, soalnya aku ada urusan mendadak."
"Kamu mau kemana? Ayo saya antar."
"Nggak, nggak usah. Nggak keburu. Aku udah pesan taksi kok, dan taksinya udah di depan. Aku berangkat dulu ya!" Tanpa menunggu Alvaro menjawabnya lagi, Soraya sudah melegang pergi.
Begitu cepat, sampai Alvaro yang berusaha menyusul hanya mampu melihat ekor taksi yang gadis itu tumpangi. Ada apa dengan Soraya? Kenapa tingkahnya mendadak aneh seperti orang cemas begitu? Alvaro berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk.
[[🔺]]
Soraya sampai di lokasi tujuan. Didapatinya karangan bunga yang menjajar panjang hingga ke bahu jalan depan, dan itupun sepertinya akan terus bertambah. Ia juga menyaksikan banyak orang yang datang.
Setelah membayar bill taksi yang ia tumpangi, gadis itu segera berlari menuju titik semua orang berkumpul. Dari arah pintu masuk Soraya langsung bertemu dengan ayah dan bundanya. Wanita itu langsung memeluk Soraya dengan erat.
"Beneran, Bun?" Soraya seolah masih diambang percaya atau tidak, "O-Om Dewa meninggal?"
Bundanya mengangguk menahan air mata untuk menjawab pertanyaan yang putrinya tanyakan. Ia lalu menunjukkan Soraya pada keberadaan seseorang yang pastinya jauh lebih sedih ketimbang mereka.
"Soraya mau nyamperin Juna dulu." Ucapnya, dan segera mendekat ke arah Juna yang duduk dengan pandangan kosong, menatap pada peti ayahnya. Awalnya Soraya ragu untuk mengganggu Arjuna, tapi ia tahu bahwa sekarang laki-laki itu pasti sangat terpukul. "Juna," Soraya memanggil dengan suara lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouched (√)
RomanceSatu-satunya hikmah yang dapat Soraya petik dari runtutan kesialan yang dia alami adalah bertemu Alvaro? Si Bos ganteng yang dirumorin anti perempuan. Awalnya Soraya ogah percaya, tapi ternyata..... Publish: 19 Mei 2024 End: 11 Juni 2024