01|Calon Jodoh

780 114 14
                                    

"Big no!"

Penolakan lantang diutarakan gadis yang mendapat masukan dari kedua orang tuanya. Tubuh yang berbalut mini dress di atas lutut tersebut lantas berdiri dari posisinya, melipat kedua tangan di depan dada. Memberi kesan yang lebih kuat lagi terhadap kalimat penolakannya. Lagian kok dunia sempit banget sih? Masa udah berlalu enam tahun, lagi-lagi pemuda ini yang nangkring di kisah asmaranya.

"Soraya nggak bakal pernah mau dijodohin! Apalagi sama laki-laki modelan dia. Bu-a-ya!" bibir polesan lipstik merah miliknya melengkung cemberut, tatapan matanya menguar sinis.

"Soraya, cantiknya Bunda, nggak baik langsung ngejudge ih. Kamu baru ketemu lagi sama calon suami aja udah nuduh buruk begitu."

"Bunda bilang baru ketemu? Bun, aku hafal dia lahir batin bahkan sejak kecil ya! Pas SMA Soraya pernah masuk kubangan buayanya dia, Bunda sama Ayah jangan dorong anak sendiri ke liang neraka, dong!" Arjuna adalah satu nama yang harus Soraya antisipasi. "lagian Ayah pikir masih zaman main jodoh-jodohan sekarang? Ini tahun dua ribu dua puluh empat. Bukan zaman Siti Nurbaya."

"Thats why pas kecil Ayah kasih kamu nama Siti Soraya Ayudia."

WHAT THE...

"Udah berapa tahun masa SMA kalian berlalu? Dulu Juna masih ingusan, pantes banyak ulah. Bedain sama sekarang dong, Sayang. Dia udah jadi pemilik hotel bintang lima di Jakarta. Pemuda sukses."

Pemuda yang dibangga-banggakan oleh sang ayah, menyugar rambut ke belakang sembari menaikkan sebelah alis ketika bersitatap dengan Soraya. Begitu ingin Soraya tendang rasanya. Dari musim ceri sampai musim durian, yang namanya Arjuna ya sampai kapanpun tetap aja; Buaya.

 Dari musim ceri sampai musim durian, yang namanya Arjuna ya sampai kapanpun tetap aja; Buaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nekat. Sebagaimana penolakan keras yang ia lontarkan, segigih itu pula tekad Soraya jika ia betulan tak sudi dijodohkan dengan si Juna. Ayah dan Bundanya keras kepala, jadi Soraya merasa tak punya jalan lain daripada kabur dari rumah. Mau luntang-lantung di jalanan bodo amat. Yang pasti seumur hidup, Soraya nggak akan mau nikah sama Juna, titik!

"Hih, mending gue jadi gelandangan dari pada harus nikah sama si Juna!"

Berbagai halang-rintang ia lalui untuk keluar dengan aman. Ia bahkan sudah meminta tolong pada temannya untuk menyewakan sebuah kontrakan. Soraya ingin dengan kepergiannya, Ayah sama Bunda bisa merasa terpojok, dan akhirnya mereka membatalkan perjodohan bodoh itu.

"Hmm... alakadar banget. Tapi yaudahlah ya, sementara waktu bisa dipakai. Seenggaknya gue nggak beneran jadi gelandangan."

Kakinya sudah memijak sebuah kontrakan yang disewakan. Mempertimbangkan biaya sewa dan lain-lain, jadi ini pun sudah sangat lumayan dari cukup. Besok Soraya bisa cari kerja, karena kalau dia datang ke kantor ayahnya, nggak jadi kabur dong?

Pintu usang yang terbuat dari tripleks bewarna coklat tersebut dibuka. Kata temannya yang tadi menyewakan, rumahnya baru ditinggal minggu lalu oleh pemilik sebelumnya. Jadi nggak akan terlalu dihinggapi debu lah.

Untouched (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang