Part 4: Kemah

103 19 1
                                    

Tahun 2018

Deva sedang menata pakaian nya ke dalam tas, sebuah kertas yang berisi daftar barang bawaan yang harus di bawanya membuat ia lebih teliti dan memgingat barang barang apa saja yang sudah di bawa maupun belum. Untuk bawa perlengkapan pribadi nya ia sudah membawanya tinggal barang bawaan satu kelompok, bensin, garam, dan kayu bakar merupakan tugas kelompok, ketiga barang itu merupakan bagian Deva yang membawa.

Barang bawaan yang berat dan penuh jadi tidak memungkinkan Deva untuk meminta bonceng Fani. Fani juga bilang dengan mengirimkan pesan SMS kalau dia tidak bisa mengantar dirinya ke sekolah namun sebagai gantinya sang kakak lah yang akan mengantarkan nya ke sekolah.

Penampilan nya harus rapih sekarang, menggunakan topi dan hasduk disertai dengan tongkat Merah Putih di bawanya. Tas dengan bawaan penuh yang di letakkan di depan, hingga tanpa bawaan berat di punggung Deva dan ia hanya perlu memegangi tongkat saja.

Sebelum akan berangkat ke sekolah Krishna berusaha mengingatkan adiknya agar adiknya tidak kelupaan untuk membawa barang.

"Nggak ada yang ketinggalan?" Tanya nya untuk memastikan.

Deva menggelengkan kepalanya, "nggak ada kak" jawabnya mantap dan yakin sudah tidak ada yang ketinggalan.

"Kalau ketinggalan repot. Yaudah yok naik"

Krishna menyalakan motornya serta memainkan gas pada motor matic meninggalkan kontrakan.

Di sekolah SD para murid murid beberapa sudah datang dan berkumpul di lapangan, tenda tenda yang sudah di bangun dari kemarin oleh guru jadi mereka tidak perlu repot repot untuk membangun tenda.

Deva yang menaiki motor bersama dengan kakaknya tentu sudah sampai di sekolahnya dengan cepat, dibandingkan membonceng sepeda Fani justru lebih cepat menggunakan motor yang dengan tenaga mesin. Sebelum akan masuk kedalam terlebih dahulu ia pamit kepada kakaknya sembari mencium tangan.

"Hati hati ya" pesan Krishna pada adiknya, "kalau ada apa apa bilang sama kakak atau minta bantuan ke temen dan guru"

"Iya kak Krishna. Yaudah Deva masuk kedalam ya. Assalamualaikum"

"Iya Deva, walaikumsalam" setelahnya Krishna memainkan gasnya kembali meninggalkan tempat sekolah adiknya guna menuju tempat kerja nya.

Baru beberapa melangkah di sana ia melihat Fani barusan sampai dengan sepeda cantiknya, dia membawa barang bawaan penuh baik di depan ranjang dan bagian belakang boncengan yang di ikat menggunakan tali dengan rapat. Dia tersenyum menatap Deva dan menyapa namun tidak turun dari sepeda hanya kakinya saja sebagai tumpuan.

"Maaf ya nggak bisa boncengin kamu" kata Fani menatap Deva yang tampak kesusahan membawa barang, "barang bawaan ku juga banyak soalnya" dia menatap barang yang ada di keranjang biru dan boncengan nya.

Tentu dia memaklumi, "ya nggak papa" Deva tak masalah dan tetap melanjutkan jalan nya dengan santai.

"Aku duluan boleh?"

"Eh, boleh. Yaudah duluan aja"

"Oke, aku duluan ya" setelah berkata begitu Fani menggoes sepeda nya dan meninggalkan Deva di belakang.

Para siswa dan siswi yang sebelumnya hanya sedikit yang datang kini mulai berdatangan dengan membawakan barang bawaan mereka masing masing dan masuk kedalam tenda tenda. Di peringatkan sebelumnya Bu Guru yang berkumpul di luar kantor dengan mic nya setelah meletakkan barang bawaan ke dalam tenda.

Masuk kedalam tenda sesuai dengan nama tenda yang tertera di depan. Deva di bagian kelompok Dewi Gurdana itu masuk dan meletakkan barang barangnya, di sana sudah terdapat kelompoknya yang berkumpul sembari mengobrol memakan jajan.

[D E V A]🌷 TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang