Tahun 2018
Ingin tidur beristirahat dari segala kegiatan yang membuatnya lelah namun tidak bisa. Semalaman ia tidak tertidur hingga menampakkan kantong mata nya yang menghitam, bukan hanya dirinya seorang tetapi semua anggota kelompoknya.
Tidak ada guru malam ini, mereka semua pulang kerumah masing masing hanya ada murid yang di dalam tenda. Tidak ada keberadaan guru di sini membuat mereka merasa merdeka dan bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan tanpa ada yang mengekang.
Tidak bisa tidur malam ini membuat Deva memilih bermain dengan adik kelas juga teman sekelasnya untuk bermain tebak tebakan. Ketika di rasa permainan itu bosan tak berlanjut lama mereka berpura pura untuk tidur.
Dia bingung tak tahu harus bagaimana, dengan jaket oranye yang membungkus tubuh mungilnya segera dia keluar dari dalam tenda. Dingin nya angin malam membuat tubuhnya menggigil meski menggenakan jaket sekalipun.
Di luar tenda anak laki laki nakal itu semuanya keluar dan mulai berlarian tidak jelas, ada yang membuat semacam permainan yang tak ia mengerti atau ada bermain kejar kejaran seperti anak kecil. Penggambaran yang sulit ia jabarkan.
Kedua netra Hazel nya beralih natap pada seorang anak lelaki yang tengah duduk di atas dudukan bangku tembok di depan kantor guru. Anak laki laki di kelasnya sedang duduk sembari mengamati bintang melalui teropongnya.
"Hai" sapa Deva mendekatkan diri pada anak laki laki itu, "kamu lagi ngapain"
"Eh" ia sedikit terkejut akan kehadiran Deva di sampingnya, "Deva kamu nggak tidur"
"Nggak bisa tidur"
"Oh sama dong"
Anak laki laki bernama Taufik mengelap kaca teropong dengan tisu, "aku juga sama nggak bisa tidur, makanya daripada ngelamun terus kesurupan mending aku ngeliat bintang pakai teropong" ungkapnya jelas.
Deva terkekeh, "kalau kesurupan bisa sekalian main kuda lumping" tanggap dengan guyon.
Teropong hitam yang di bawa Taufik membuat ia penasaran, dia yang memiliki hobi unik diantara anak anak lainnya.
Deva dan Taufik mengobrol di malam ini sembari mengamati ratusan bintang bersinar di malam hari. Deva meminjam teropong dan melihat dengan jelas bentuk dari bintang tersebut. Anak laki laki itu menjelaskan panjang lebar seputar Bintang, termasuk Rasi Bintang ia jelaskan pada nya.
Gadis itu tidak paham, Pengetahuan Alam sampai pada Rasi Bintang membuat otaknya tidak sampai. Yang bisa ia ingat dan tahu adalah Materi Simbiosis.
Anak anak Perempuan dari dalam tenda itu kemudian keluar, perlahan lahan keluar meninggalkan tenda dan entah apa yang dilakukan mereka sama sekali tak bisa di tebak. Ada yang bermain ponsel dan duduk biasa mencari angin, bahkan menjelajah masuk ke dalam kelas yang sudah gelap untuk uji nyali.
Biasanya yang suka uji nyali itu adalah Fani, Fani paling bersemangat kalau masalah uji nyali masuk ke dalam ruang gelap dan berharap dengan kemunculan Makhluk Astral.
Tapi ia tidak melihat adanya tanda tanda keberadaan Fani, apakah gadis itu tidur sekarang. Dia masih berada di sisi Taufik yang sibuk mengamati Bintang dengan teropongnya.
Ia merasa bosan seperti tidak ada kegiatan lain yang bisa dia lakukan sama sekali. Berlama lama dengan pengamat Bintang membuat Deva bosan, bingung ia harus melakukan apa. Bagi Taufik mungkin seru tapi tidak bagi Deva, baginya ini membosankan.
"Kalau bosen nggak papa kalau kamu mau pergi" kata Taufik mempersilahkan Deva untuk pergi.
"Nggak papa nih aku pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[D E V A]🌷 Tamat
FantasySeorang gadis bernama Deva Liana yang tinggal bersama dengan kakak nya. Kedua orang tuanya meninggal dunia pasca kecelakaan enam tahun silam yang membuat mereka harus tinggal berdua. Sang kakak harus membanting tulang demi bisa menghidupi keduanya...