Part 7: Hias Kendi

99 19 1
                                    

Tahun 2018

Kelas 6 sekarang tugasnya banyak banyak juga ya, kemarin mereka kerja kelompok selama satu minggu, minggu kini usai dan mereka kembali duduk satu bangku berdua. Tugasnya yang sekarang adalah menghias kendi dengan payet.

Kata Bu Malin sebelum dibawa ke sekolah terutama kendi nya harus di cat terlebih dahulu menggunakan cat tembok lalu dalam keadaan sudah di cat untuk di bawa. Disana tinggak di pasangkan payet.

Jadi mereka berdua Fani dan Deva sepulang sekolah menuju ke toko barang dari tanah liat untuk membeli kendi. Lokasinya ada di pasar dan itu lumayan cukup jauh jaraknya dari sekolah dan juga rumah mereka masing masing.

Jauh jauh dengan membawakan hasil, dua kendi yang bisa mereka dapatkan dalam stok yang banyak, namun perlu di perhatikan untuk hati hati membawa kendi agar tidak retak. Kendi yang seharga tujuh ribu membuat salah satunya keberatan.

"Aku pinjem dulu ya nanti besok aku balikin" Fani yang merasa tak enak hati meminjam uang Deva.

"Iya nggak papa" Deva tampak seolah tak masalah.

"Nanti aku mampir ke kontrakan mu dulu ya"

"Iya, nanti kita minta ke Mpok Salamah"

Deva membawa sepeda Fani untuk menuju kontrakan nya. Ia mengayuh sepeda nya hingga sampai ke kontrakan nya segera. Mpok Salamah punya cat tembok bekas warna merah sehabis cat rumah miliknya jadi dengan satu kaleng cat tembok yang setengah itu bisa mereka minta.

Mpok Salamah juga orangnya bukan orang yang pelit. Dengan senang hati memberikan cat tembok pada yang tersisa untuk dua anak sekolahan ini.

"Sedang ada tugas praktek ya?" Tanya Mpok Salamah.

"Iya Mpok" jawab mereka berdua beramaan.

***

Keesokan harinya mereka kemudian membawa dua kendi yang sudah di cat warna merah, warna merah gelap. Mereka membeli payet dengan masing masing warna yang berbeda, ada warna kuning, biru, dan juga putih. Sebelum payet akan di tempel mereka berusaha untuk membuat bola terlebih dahulu.

Membuat pola hias dan dibuat supaya sebagus mungkin agar mereka mendapatkan nilai paling bagus. Namun, walau mereka berusaha membuat sebagus mungkin pun tetap akan kalah dengan Marin. Marin yang memang berbakat dalam membuat kerajinan termasuk menggambar motif yang unik. Butiran payet yang di tempelkan mengikuti garis garis tertentu menambah kesan indah menajubkan mata.

Pandangan Bu Malin tertuju pada Marin, dia memuji kendi yang di hias oleh Marin. Motif aneh dengan tali melengkung dan itu sukses mengalahkan hiasan kendi teman nya, dia lah yang paling bagus diantara teman teman nya.

Marin memang berbakat kalau soal seperti ini. Dia paling bersemangat kalau soal praktek seni budaya.

Teman sebangkunya juga memuji kebagusan kendi yang dia hias.

Kebanyakan orang kalau di puji pasti akan merendah tapi berbeda dengan Marin, dia berbangga diri untuk menceritakan betapa berbakatnya dia di sini. Bukan bermaksud sombong atau bagaimana tapi dia berbeda dari kebanyakan orang yang memuji.

"Makasih, aku paling semangat kalau ada pelajaran praktek menghias. Ini bakat ku yang sebenarnya"

Deva dan Fani walau bukan orang yang pintar menghias tapi setidaknya karya mereka masih bisa dikatakan bagus walau tak sebagus Marin yang bagaikan seniman. Meniru Marin pun juga sepertinya sulit tapi tadi mereka sedikit dibantu oleh Marin. 

Kendi merah gelap yang di hias dengan motif bunga.

***

Sorry
Part kali ini pendek.

[D E V A]🌷 TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang