Hidden

327 31 0
                                    


  Pagi hari waktu masih menunjukkan pukul 05.00 pagi namun suara lonceng yang berasal dari sebuah jam besar yang berada di ruang tamu memenuhi rumah megah tersebut.

   Keadaan masih sedikit gelap juga awan mendung yang semakin mendukung suasa pagi yang suram dan sedikit dingin tersebut namun ke 7 dari mereka sudah membuka matanya sejak suara dentingan jam itu terdengar....

Tok tok tok

Salah satu dari 7 remaja itu terdiam menatap tepat panda pintu kamar yang sedikit terbuka seperti ada seseorang yang berjalan...

  Membuat nya sedikit penasaran, bukankah akan sangat aneh jika yang melakukannya adalah salah satu dari mereka...

  Cahaya dalam kamar itu masih gelap bahkan dirinya enggan menyalakan lampu yang berada di dalam kamarnya sebagai cahaya...

  Perlahan dirinya mendekati pintu tersebut namun dia tidak menemukan apapun bahkan ketika pintu itu dia buka....

  Melihat ke samping namun tidak ada siapapun....

  Hingga dirinya merasakan ada sesuatu di kakinya.....

"Siapa yang meletakkan seragam sekolah di sini?"dirinya bingung namun tak ayal tetap mengambilnya dan membawanya masuk ke dalam kamar untuk bersiap....

  Pukul 06.30 semuanya sudah berkumpul tapi lagi lagi hanya tersisa jilan yang belum menampakkan dirinya namun kali ini bukan hanya dilan tapi Celo juga belum turun dari kamarnya....

  Jilan yang baru saja hendak menuruni tangga tiba-tiba berpapasan dengan Celo namun pemuda itu tetap acuh tanpa berniat menyapanya....

  Mereka berdua segera bergabung di meja makan bahkan Jilan menatap semua orang yang memakai seragam seperti dirinya...

"Siapa yang meletakkan seragam ini di depan kamarku?"pemuda yang paling muda di antara mereka memandang mereka semua dengan curiga....

"Ku kira hanya aku yang bingung karena tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamar ku, benar begitu kak Mario"hegan menyunggingkan senyumnya saat melihat Mario yang langsung terdiam bahkan menghentikan acara makanya...

"Atas dasar apa kau mencurigaiku Hegan sedangkan aku sudah berada di dalam kamar mandi bahkan sebelum suara dentingan jam itu terdengar sedangkan suara ketukan pintu itu terdengar secara bersamaan saat suara dentingan jam itu, setidaknya pakailah logika dan bukti sebelum kau menuduhku"Mario meletakkan sendoknya dengan kasar menatap mereka semua yang masih menikmati makanan mereka kecuali Hegan dan Brian yang sekarang saling melirik dan itu tak lepas dari pandangan mario hingga....

PYARR!!

  Mereka semua langsung menatap ke arah Jilan yang tiba-tiba melempar gelas minumannya.....

"Apa yang kau lakukan Jilan?"mereka semua masih menatap Jilan yang terus terdiam menatap pecahan gelas dan aliran air di lantai....

"Bagaimana mungkin, air itu berubah menjadi putih sedangkan aku jelas jelas melihat air itu berwarna merah darah"batinnya bahkan dirinya tidak menggubris perkataan yang lain yang terus memanggilnya....

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melempar gelas tersebut Jilan"Rajendra menatap lekat pada Jilan yang masih terdiam...

  Jilan masih tidak bisa memperoses apa yang terjadi hingga diri nya melihat tatapan semua saudaranya yang mengarah apadanya. 

"S sorry t tadi di dalam gelas ku itu darah"dirinya memandang mereka semua berharap mereka semua percaya padanya....

"Jika kau ingin berbohong maka buatlah alasan yang sedikit logika, bagaimana mungkin air biasa kau sebut dengan darah"Brian menyeringai menatap anggota termuda mereka....

"Tapi aku gak bohong BRIAN"sungguh dirinya paling benci jika ada orang yang tidak mau mempercayai nya....

"Sopankah kau memanggilku dengan begitu Jilan Alvares, ingat kau yang paling muda jadi tunduklah pada kami"dirinya meletakkan sendok makannya dengan kasar sedangkan yang lain masih terdiam....

"Jangan hanya karena aku yang paling muda aku harus tunduk, itu tidak akan pernah terjadi, umur hanyalah angka sedangkan bukankah hukum alam yang terkuat dialah yang bertahan"ujarnya penuh penekanan...

"Sialan "baru saja Brian hendak berdiri sebelum.....

  Rendra membanting keras sendok yang di pegang hingga membuat sebagian makanan tumpah....

"Jika kalian masih ingin berdebat bukan disini, sekarang lanjutkan makan kalian atau kita semua akan terlambat pergi sekolah di hari pertama "Rendra tidak menampilkan ekspresi apapun namun setiap penekanan kata yang di ucapkan nya membuat mereka semua terdiam....

  Dirinya tidak perduli lebih baik dirinya keluar terlebih dahulu menunggu di mobil agar mereka semua cepat selesai....

  Rendra menyambar kasar tas yang sedari tadi dia letakkan di bawah memilih meninggalkan mereka semua




   Dirinya keluar namun matanya mengernyit bingung bahkan menatap sekitar tempat mereka tinggal....

"Siapa yang membersihkan halaman ini, aku tidak mendengar suara orang menyapu dan kemarin dengan jelas halaman ini masih sangat kotor"monolog nya memperhatikan halaman rumah bahkan rumput rumah itu yang sudah bersih dan rapi....

  Dengan perlahan kakinya mulai melangkah, matanya mengamati apapun yang dirinya lihat hingga dia terhenti .

   Matanya semakin fokus pada satu titik di mana tadi dirinya melihat sebuah bayangan hitam tampak seperti orang yang sedang berjalan....

"Siapa kau sebenarnya"gumamnya hingga dia mendengar suara pintu terbuka dan memilih segera kembali sebelum ada yang mencurigai dirinya....












  Ayo jangan lupa vote sama komennya oke....

Rumah kosong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang