SMA NENGGALA nama yang tertera di atas gerbang yang mereka lewati...
Sebuah sekolah negeri yang masih kalah jauh dengan sekolah mereka dulu di kota....
Hanya bangunan dua lantai dengan lapangan yang cukup luas di depannya....
Area parkir yang tidak terlalu besar membuat mereka sedikit susah memarkirkan mobil mereka....
Ketujuh pemuda itu mulai keluar dari dalam mobil hampir secara bersamaan membuat mereka bertujuh menjadi pusat perhatian...
Mario menyadari hanya mereka yang membawa mobil ke sekolah sedangkan rata rata semua parkiran terisi oleh motor kecuali para guru....
Mario memperhatikan ke enam adiknya yang juga sama, sedikit terkejut mereka harus bersekolah di sini?
"Kita tidak salah memasuki tempat kan?"Celo melepaskan kaca mata hitam yang sedari tadi dia pakai dan memasukkan nya ke dalam saku, dirinya melirik pada saudara tertua Mario yang sejak tadi memimpin jalan....
"Kurasa tidak jika melihat seragam dan nama yang terdapat pada lambang di seragam kita"ujar Mario
Mereka bertujuh masih tidak ada yang beranjak sama sekali tetap berada di parkiran tidak perduli semua orang menatap mereka....
"Jika memang benar lalu untuk apa kita berdiam di sini"Hegan sedikit berdecak kesal kenapa mereka semua tidak langsung memasuki gedung itu dari pada menjadi pusat perhatian seperti ini, sungguh dirinya sangat muak berada di keramaian seperti sekarang....
Mereka bertujuh mulai melangkah memasuki gedung yang akan menjadi tempat mereka belajar entah untuk apa...
Dengan Mario yang memimpin, sepanjang perjalanan melewati lorong semua mata tertujuh pada mereka ber tujuh namun tidak ada satupun dari mereka yang perduli, mereka hanya ingin semua ini cepat selesai dan kembali dari lingkungan menyesakkan tersebut....
Tak terasa suara bell menandakan waktu istirahat sudah berbunyi nyaring.
Semua murid sudah keluar menuju kantin atau perpustakaan namun tidak dengan dua remaja yang masih terdiam bahkan buku tulisnya masih terbuka....."Aku perhatikan akhir akhir ini kau lebih sering ngelamun ahh tidak tapi selalu bertingkah aneh"Celo terkekeh pelan sembari memainkan bulpoin di tangannya, dirinya sedikit melirik ke arah Jilan yang kini memandangnya....
"Maksudmu?" Alisnya terangkat sebelah menatap Celo yang justru tertawa sambil menutup bukunya....
"Kau berperilaku ANEH, apa kurang jelas Jilan Alvares, aku jadi curiga ada apa di balik wajah lugumu itu, jika di lihat kau seperti remaja culun dengan kacamata bulatmu itu tapi tidak di dalamnya yang menyimpan rahasia besar, bukan begitu? Atau tebakan ku salah"dirinya semakin tertawa melihat raut bingung yang jelas ketara di wajah Jilan entah bingung atau hanya pura-pura....
"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan dan aku tidak perduli, jika memang kau merasa terganggu dengan sikapku maka kau hanya perlu pura-pura tidak melihatnya"Jilan langsung keluar begitu saja meninggalkan Celo yang hanya bersemirik menatap kepergian Jilan.....
Dirinya mulai melangkahkan kakinya keluar namun saat sudah hampir keluar lorong kelasnya Celo justru bertemu dengan ke lima saudaranya...
"Dimana Jilan?"gumam Justin saat melihat hanya Celo yang keluar dari kelas....
Sedangkan yang di tanya hanya mengedikkan bahunya.
"Dia sudah keluar entah kemana"ujarnya membuat mereka semua saling pandang..
"Kita langsung saja ke kantin, nanti dia pasti menyusul"gumam Mario membuat mereka semua mulai melangkahkan kaki nya menuju kantin....
Sedangkan di dalam toilet Jilan hanya terdiam setelah membasuh wajahnya yang sedikit pucat entah karena apa...
"Aku aneh?"
Dirinya menggelengkan kepalanya dan kembali membasahi wajahnya....
"Sebenarnya ada apa? Apa yang tersembunyi di dalam rumah itu? Tapi siapa di antara kita yang menjadi penyebab pembantaian itu? Tapi kenapa di kertas itu bertuliskan hidup namun tak bernyawa"batin Jilan berkecamuk dengan isi kepalanya sendiri yang terasa sedikit sesak....
"Kenapa hanya aku yang melihat dan mendapatkan teros itu"dirinya terdiam menatap wajahnya yang basah dan tetesan air yang berjatuhan hingga dirinya menyugar rambutnya kebelakang sebelum mendengar suara gebrakan yang sangat kuat...
Dirinya langsung hendak keluar namun tiba-tiba pintu kamar mandi itu terkunci....
"JANGAN BERCANDA!! GAK LUCU WOE!! BUKA YANG DILUAR!!" Dirinya masih berusaha untuk membuka pintu tersebut namun hasilnya nihil....
Jilan langsung melangkah mundur saat merasakan basah di sekitar kakinya.
Tubuhnya seketika bergetar melihat genangan darah yang terus merembes masuk kedalam toilet tersebut....Jilan hanya bisa terus melangkah mundur hingga kini dia sudah menabrak dinding.
Dirinya masih terdiam dengan peluh yang sudah mengalir wajahnya semakin pucat melihat darah itu semakin banyak....Tiba-tiba saja lampu di dalam toilet tersebut mati membuat toilet itu langsung gelap karena tidak ada ventilasi sama sekali hanya ada celah kecil untuk keluar masuknya udara....
Namun Jilan sudah merasakan sesak....
"BUKA YANG DI LUAR SIAPAPUN ITU BUKA WOE!!! TOLONG!!!"namun tetap sama tidak ada sama sekali orang diluar...
"Kalian adalah milikku semua keturunan nya adalah milikku dan kalian tidak akan bisa lari, teruslah berteriak, janji tetaplah janji dan hutang tetaplah hutang"
Jilan menutup telinga nya saat suara itu terus menerus berdengung di telinganya, tubuhnya sudah meluruh ke lantai dengan tangan yang masih menutup telinganya dengan arat....
"STOP!!!!AAHKK STOP!!!"
ayo vote ya jangan cuma baca aja biar aku semangat nih ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah kosong
HorrorRumah itu besar bahkan terdapat taman dengan bunga mawar yang indah di dalamnya.... itu dulu sebelum berita pembantaian satu keluarga pemilik rumah itu.... hingga tidak ada yang berani mendekat bahkan hanya menyentuh pagar rumah tersebut.... hin...