"Karena dia adalah tumbal pertama yang akan di tagih"Mereka semua menatap ke arah pintu di mana seorang pria paruh baya yang sedang berdiri sembari memegang tongkat nya.
"Ayah"
Mario bergumam lirih menatap orang yang selama ini merawatnya.
Tanpa di sadari Jilan juga mendengar apa yang dia katakan.
Pria paruh baya tersebut berjalan menghampiri ke tujuh pemuda yang kini menatapnya bingung.
"Mario, bawa Jilan ke kamarnya sekarang" pintanya.
Mario yang tidak mengerti apa apa hanya menuruti keinginan ayahnya karena jujur dirinya juga penasaran.
"Aku ingin mendengarnya, tolong jelaskan apa maksud aku menjadi tumbal?" Jilan tentu menolak saat Mario dan Brian hendak membawanya masuk ke dalam kamar.
"Bukan sekarang, nanti saya sendiri yang akan menjelaskan nya, bawa dia" ujarnya hingga terpaksa Mario dan Brian membawa Jilan masuk dengan sedikit paksaan.
"Kak Mario kak Brian buka pintunya" Jilan hanya bisa mengetuk pintu yang sekarang terkunci dari luar itu dengan pelan karena tubuhnya masih terasa lemas.
Sedangkan di bawah mereka semua berkumpul dengan pria paruh baya tadi yang duduk di singgel sofa.
"Ayah bisa jelaskan semuanya" Mario menatap ayahnya yang terlihat terdiam.
"Mungkin sudah saatnya kalian mengetahui sebuah rahasia yang selama ini di sembunyikan dan Brian mungkin kamu akan tau kenapa papamu memberikan kalung tersebut, jauh sebelum kalian ada, nenek buyut kalian telah melakukan kesalahan besar, hanya karena mereka yang tidak ingin tersaingi mereka melakukan perjanjian dengan iblis, di sebuah hutan di desa mati, tapi mereka tidak sadar bahwa itu semua adalah malapetaka, mereka mengira cukup menumbalkan salah satu keturunan mereka maka kekayaan mereka tidak akan pernah habis hingga 7 turunan namun itu semua salah, justru hingga keturunan ke 7 iblis itu akan mengambil tumbalnya itu sebabnya setiap keturunan akan menjadi korban termasuk orang tua kalian dan itu juga yang menyebabkan kalian terpaksa di pisahkan" ujarnya dirinya memejamkan matanya sejenak mengingat istrinya yang juga menjadi korban.
"Apa itu berarti tumbal selanjutnya adalah Jilan?" Rendra masih sulit mencerna apa yang dia dengar.
"Tidak bukan hanya Jilan, tapi kalian semua bisa saja menjadi tumbal karena kalian adalah keturunan terakhir"
"Lalu kenapa harus Jilan yang menjadi target pertama?" Hanya Brian yang terlihat tenang di antara mereka semua.
Pria itu tersenyum mendengar pertanyaan dari pemuda itu.
"Karena dia terlahir tepat ketika gerhana bulan, dia spesial itu yang menyebabkan dia menjadi sasaran pertama, seharusnya kalian bisa menghancurkan malapetaka ini jika kalian mampu bekerja sama" benar dia sendiri juga menyaksikan bagaimana Jilan yang menjadi bungsu, bagaimana bayi itu tidak menangis bahkan membuat semua orang khawatir, bayi itu tenang bahkan dokter yang di panggil ke rumah sempat mengira bayi tersebut bisu, namun yang membuat mereka terkejut adalah bayi itu tiba-tiba menangis dengan keras saat angin yang kencang menerbangkan gorden jendela hingga gerhana bulan terlihat sangat jelas.
Sejak kecil Jilan sudah berbeda sikapnya dengan saudaranya.
"Tapi seperti yang saya bilang, kalian bisa memutuskan malapetaka tersebut" dirinya kembali menatap serius pada mereka berenam."Bagaimana caranya?" Justin semakin penasaran bahkan sedikit tidak percaya dengan apa yang dirinya dengar.
"Hancurkan tempat persembahan itu, mereka membuat tempat persembahan pada para iblis di rumah ini, tapi selama bertahun tahun tidak ada yang mengetahui di mana tempat rahasia tersebut, itu tujuan utama kalian di satukan kembali, dan tugas kalian mencari teka teki tersebut dan jangan sampai ada korban selanjutnya terutama Jilan, lindungi dia sebisa kalian karena dia adalah sasaran utamanya, saya harap kalian paham dan mulai bekerja sama dan ini" dirinya mengeluarkan kotak yang sejak tadi dia bawa.
"Jangan sampai kalian melepaskan gelang tersebut atau kalian akan celaka" dirinya mulai bangkit meninggalkan mereka yang masih merasa bingung dan janggal.
Mario mengambil kotak tersebut, ada 7 gelang dengan permata bewarna hitam di masing-masing gelang tersebut.
"Ambillah! Ku rasa tidak ada salahnya untuk percaya" Mario meletakkan kotak tersebut di tengah meja setelah dirinya mengambil satu.
"Lumayan juga gak terlalu kuno menurutku" Celo bergumam lirih menatap gelang yang sudah terpasang apik di tangannya.
Ayo jangan lupa vote sama komen
![](https://img.wattpad.com/cover/368520848-288-k42468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah kosong
رعبRumah itu besar bahkan terdapat taman dengan bunga mawar yang indah di dalamnya.... itu dulu sebelum berita pembantaian satu keluarga pemilik rumah itu.... hingga tidak ada yang berani mendekat bahkan hanya menyentuh pagar rumah tersebut.... hin...