flashback

210 25 19
                                    


  Brian juga Jilan hanya bisa terdiam terus menatap jalan yang mereka lewati namun sama mereka tetap berputar putar di tempat itu.

"Ikutilah dari mana asal angin yang berhembus nak"

  Mereka berdua kompak terdiam saling melirik satu sama lain setelah mendengar suara misterius barusan.

"Siapa di sana? Keluarlah jangan bermain main seperti ini" namun tidak ada sahutan apapun seakan suara tadi hanyalah halusinasi mereka, Jilan menggelengkan kepalanya mencegah Brian yang hendak masuk ke dalam hutan untuk mencari sumber suara tersebut.

  Namun sekelebat bayangan hitam tiba tiba melintas tepat di samping Brian.

  Tanpa menunggu Brian langsung menarik tangan adiknya agar segera masuk ke dalam mobil.

  Brian menancap gas dengan buru buru melajukan mobilnya agar segera pergi dari tempat itu yang sudah tidak aman lagi.

  Namun lagi lagi di pertengahan jalan mereka justru di kejutkan dengan munculnya seorang wanita tua yang berada tepat di depan mobil mereka sehingga terpaksa Brian segera membelokkan setir mobilnya untuk menghindari wanita tua itu.

  Mereka berdua turun tanpa menaruh curiga sedikitpun, mendekati nenek nenek itu dan melihat keadaan nya.

"Bisa antarkan nenek pulang nak, rumah nenek gak jauh dari sini" sang nenek menatap dua anak muda di depannya sembari tersenyum tipis bahkan Brian dan juga Jilan tidak menyadari hal itu.

  Namun ternyata bukan itu yang menjadi fokus Brian saat ini, yang dia lihat adalah sebuah sesuatu yang aneh yang berada di leher nenek itu.

   Brian lantas menggenggam tangan Jilan dan membawanya untuk mundur.

"Ayo ikut nenek nak, kalian sudah semalaman di sini bukan?" Lagi lagi wanita tua itu tersenyum melangkah mendekat pada Brian dan Jilan.

"Masuk dalam mobil sekarang, dia bukan manusia" baru saja Brian hendak menarik tangan Jilan agar mengikutinya namun terlambat.

   Dengan gerakan kaku Brian menatap ke arah Jilan bukan lebih tepatnya ke arah nenek nenek tadi yang sudah memegang tangan adiknya, lalu tatapan Brian beralih menatap bola mata Jilan yang sudah berubah warna menjadi hitam pekat bahkan tangan adiknya itu sudah terasa dingin.

   Ini tidak benar, Brian bingung harus melakukan apa namun dirinya baru sadar dia menyimpan sesuatu di mobilnya.

  Dengan terpaksa dirinya meninggalkan adiknya yang sudah terdiam dengan pandangan kosong.

  Namun lagi lagi dirinya terlambat, dia kini hanya melihat adiknya yang tergeletak di tanah sendirian, dirinya menatap sekelilingnya mencari keberadaan nenek nenek tadi namun sudah menghilang.

  Dengan hati hati Brian segera membawa tubuh adiknya yang terasa sangat dingin itu masuk ke dalam mobil.

"Berhati-hatilah nak, karena sebuah janji akan segera di tagih"

#flasback of

  Mereka semua terdiam minus Jilan yang sudah di bawa ke kamar nya oleh Mario karena anak itu masih sedikit lemas.

"Padahal aku pernah berada di hutan itu dan mendapat surat misterius yang juga mengatakan soal janji yang harus segera di bayar" ujar Brian.

  Keadaan cukup kaku di ruang keluarga itu, mereka sama sama berpikir dan menyatukan semua teka teki yang masih belum terpecahkan.

"Bukankah jika di satukan ini semua berkaitan dengan teror yang selama ini kita dapatkan? Kematian orang tua kita yang misterius dan juga alasan kenapa kita di pisahkan, bukankah jika di gabung semua maka ini saling berkaitan satu sama lain" guma Rendra membuat mereka semua terdiam.

"Tumbal?"

  Mereka semua sontak menoleh ke arah Justin yang baru saja berbicara.

"Hanya satu pertanyaan saat ini, dari mana asalnya harta kekayaan keluarga kita yang tidak pernah berkurang justru selalu bertambah, dan juga bisa jadi kakek nenek kita dulu yang membuat perjanjian dengan menumbalkan setiap keturunannya hingga keturunan ke tujuh dan itu kita" ujar Justin.

"Tapi kenapa di antara kita semua yang paling sering mendapatkan hal aneh adalah Jilan, entah dari dia yang melihat air minum seperti darah, pingsan di toilet secara misterius dan juga sekarang? Bukankah semua itu terasa janggal?" Rendra menatap semua saudaranya.

"Atau mungkin ada sesuatu yanh bisa saja Jilan adalah kuncinya" ujar Hegan secara tiba-tiba namun.







"Karena dia adalah tumbal pertama yang akan di tagih "






   Ayo jangan lupa vote sama komen oke

  Cerita ini agak sepi ya pembacanya atau emang gak seru ya...


Rumah kosong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang