Bad day

215 18 3
                                    

  Mereka berjalan beriringan melewati koridor yang masih sedikit ramai, niatnya mereka berenam hanya ingin mencari keberadaan Jilan yang belum kembali.

  Hingga tiba-tiba beberapa murid berlarian ke arah toilet yang membuat mereka menatap bingung....

"Kenapa mereka semua berlari ke arah toilet? apakah ada sesuatu yang terjadi?" dirinya menatap saudara yang juga masih bingung dengan situasi ini....

   Hingga Rendra menghentikan salah satu murid perempuan yang juga ikut berlari...

"Ada apa?" Ujarnya membuat murid perempuan itu menatap mereka semua....

"Katanya ada anak yang pingsan di toilet tapi gak tau, ini mau liat kesana"ujarnya lalu kembali berlari....

"Pingsan?" Brian sedikit mengernyit bingung....

"Apakah tidak ada tempat lain selain toilet?" ujar Celo dengan santainya....

"kita lihat" Mario melangkah di ikuti ke lima saudaranya, mereka juga penasaran dengan siapa yang ada di sana....

  Sesampainya di sana mereka melihat sudah banyak murid yang berkumpul di depan toilet tanpa ada yang menolong....

  Mereka berlima tentu berdecak kesal melihat hal tersebut...

"Kasian ya, kayaknya dia murid baru deh, soalnya gak pernah lihat juga kan?"

  Mereka berlima terdiam mendengar percakapan dua perempuan di depannya....

"Ini pak Rahmat lama kasian itu anaknya"

  Tanpa menunggu mereka berlima mulai menembus kerumunan itu, kenapa tidak ada yang menolong malah menunggu guru yang tak kunjung datang....

"JILAN!!"

   Mereka seketika terdiam melihat hal di depan mereka....

  Mario langsung berlari menghampiri tubuh adiknya yang sudah pucat dengan keringat dingin yang membasahi dahinya...

  Dia di bantu oleh Hegan dan Brian untuk mengangkat tubuh Jilan ke dalam gendongannya yang membuat mereka yang ada di sana menatap ke arahnya...

"Setidaknya gunakan rasa kemanusiaan kalian, bukan malah diam menunggu guru yang tidak datang, mau nunggu anak ini mati" Mario menatap mereka semua dengan dingin yang membuat para murid itu langsung menunduk....

  Mario segera pergi dari sana di ikuti ke lima adiknya, mereka semua mengikuti Mario menuju ruang kesehatan.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan anak ini" Justin memandang tubuh Jilan yang sudah terbaring di UKS dan sedang menunggu dokter sekolah untuk menangani....

"Bukankah ada yang janggal?" Mereka semua menatap ke arah  Hegan yang dengan santai sembari menunggu dokter sekolah tiba....

"Apa maksudmu?" Ujar Mario membuat Hegan hanya tersenyum tipis....

"Apa kalian masih belum sadar.... bukankah sejak pagi dia sudah berbeda, dari keributan di meja makan hingga tiba-tiba pingsan di toilet? bukankah itu sangat aneh, haruskah kita mengintrogasi dia ketika bangun nanti, jika dilihat dia tampak baik baik saja bukan" Hegan bersemirik melihat semua saudaranya yang masih terdiam....

"Apa kau....."

"Permisi bisakah kalian keluar"

  Mereka semua menatap ke arah beberapa petugas kesehatan yang datang, tanpa niat membantah mereka ber enam pergi dari ruangan itu...




"Eeuuhhgg"

  Pemuda itu mulai mengerjabka matanya menghalau rasa pening yang menghantam kepalanya....

  Dia mulai melihat sekitarnya yang membuat dia sedikit bingung....

  Hingga dirinya sedikit terkejut melihat semua saudaranya yang menatapnya dengan tajam....

"Kau terlalu lama tidur, apa begitu nyaman hm" ujar Hegan yang semakin membuat Jilan bingung....

"Tidak bisakah kau diam terlebih dahulu Hegan" Rendra menatap sinis pada Hegan dan lebih memilih menghampiri Jilan yang baru saja tersadar....

"Apa kau merasakan sesuatu" ujarnya membuat pemuda yang di tanya semakin mengernyit bingung....

"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada di sini?" Ujarnya pelan membuat Rendra langsung melirik semua saudaranya....

"Apa yang kau ingat terakhir kali?" Bukannya menjawab Rendra justru mengumpan balik pertanyaan pada adik bungsunya tersebut....

"Aku? Aku hanya pergi ke toilet" ujarnya membuat mereka semua saling pandang....

"Berniat berbohong?" Ujar Hegan.....

  Jilan semakin bingung ketika melihat semua saudaranya justru semakin menatapnya tajam....

"Kau tidak ingin jujur Jilan, bukankah hari ini kau banyak mencurigakan, dari kejadian saat sarapan hingga tiba-tiba pingsan di toilet, bukankah itu cukup aneh?" Hegan mendekat berdiri tepat di samping Rendra yang masih terdiam....

"Sebaiknya kamu jujur Jilan, sebelum aku yang memaksamu membuka mulut" Brian semakin menatap tajam Jilan yang masih terlihat tenang, tapi sayangnya dirinya tidak bisa di bohongi begitu saja, sangat mudah menebak mimik wajah seseorang bagi dirinya...

  Jilan dirinya sadar jika semua saudaranya saat ini sedang menekannya...

  Dirinya mulai sadar kemana arah pertanyaan mereka semua...

"Bukankah percuma jika aku mengatakan apa yang terjadi.... bukankah kalian semua juga tidak akan percaya" dirinya bersemirik menatap saudaranya yang kini terdiam....

"Jadi percuma saja, dan tolong bisakah kalian semua keluar, kepalaku masih pusing" baru saja Jilan hendak membaringkan kembali tubuhnya sebelum di tarik oleh Brian....

"Jelaskan semuanya Jilan!" Ujar Brian penuh penekanan yang membuat Jilan ikut menatapnya tajam.....











   Ayo ayo jangan lupa vote sama komen loh....

  Nungguin nih....😁

Rumah kosong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang