2. awal pertemuan

19 3 0
                                    

Malam yang sejuk untuk seorang Azura Allana. Ia tengah memandang langit malam di jendela kamarnya.
Banyak sekali bintang di atas sana.
Hingga tiba tiba

"AZURA!TOLONG BELIKAN OBAT DI APOTEK"

Suara teriakan bunda di malam hari sangat mengganggu dirinya yang ingin menenangkan diri.

"IYA BUNDAA" Jawab azura dengan keras. Ia harus teriak jika ingin suaranya di terdengar karena jarak kamar nya dengan bunda lumayan jauh karena kamar ayah dan bundanya ada di bawah sedangkan dia di lantai atas.

Ia segera bangkit mengambil jaket hodie nya dan memakainya di tubuh pendeknya itu. Azura segera turun ke bawah.

"siapa yang sakit bund?" tanya azura
"gaada yang sakit, cuma buat jaga jaga aja"jawab bunda lalu menyerahkan uang kepada azura.

"zura keluar dulu" pamit azura lalu mengambil kunci motornya.

                               ***
Di jalan azura melihat toko apotek yang mau ia tuju , alhasil ia memelankan laju motornya.
Ia akhirnya parkir di depan toko itu dan segera ke tempat pembelian.
Saat ia mau masuk ia bersimpangan dengan pria tinggi berhodie hitam.
Ia tak mempedulikan itu, ia segera memberitahu obat yang bundanya pesan kepada petugas apoteker tersebut.
Saat petugas itu pergi untuk mengambil barang ia tertarik untuk melihat pria yang bersimpangan dengannya tadi sudah pergi atau belum. Saat ia menengok ke belakang ternyata pria itu sedang membuka ponselnya , seperti sedang memberi pesan pada seseorang. Lalu ia segera menutup ponselnya dan memasukkan nya ke dalam saku hodienya. Lalu ia menaiki motornya Dan Azura tak lepas pandang dari itu semua. Saat menyalakan mesinnya tiba tiba pria itu melirik ke arahnya. Azura menyadari hal itu tapi tetap saja memandang iris mata laki laki itu. Selang beberapa detik ada panggilan yang membuatnya sadar seketika dan langsung memutus kontak dengan laki laki itu.
"kak,ini obat yang kakak minta"kata petugas apoteker tersebut sembari menyerahkan obat.
"iya mba , berapa?" tanya azura gugup
Bertepatan saat itu juga , Suara motor menyala dan semakin lirih suaranya pertanda motor pria tadi telah pergi.

"Makasih Mba" ucapnya ramah pada petugas apoteker tersebut. Lalu segera kembali ke motornya.

Ia lalu menyalakan mesin motornya dan menutup kepalanya dengan hodie nya. Setelah itu ia langsung pulang.

                               ***

Azura merebahkah tubuhnya di kasur setelah pergi tadi. Ia menatap langit dinding dengan pikiran penuh.
Lalu pikirannya terganggu kala suara motor terdengar dari luar. Ia segera bangkit untuk melihatnya dan menuju jendela.

Dari situ ia melihat abangnya ingin pergi keluar dan pandangannya hilang sedikit demi sedikit kala abangnya menjauh.
Ia lalu terkekeh kecil.

"bang - bang. Sampe kapan lo kayak gitu...
Gua pingin lo dekat sama gua , sama ayah , bunda , dan yang lain... Tapi kenapa rasanya susah?..." curhat azura sendiri.

Ia lalu menatap langit malam.

"mana tugas ipa gua belum kepikiran lagi.." keluhnya.
Akhirnya ia memutuskan kembali ke kasurnya untuk tidur dan memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk bisa merubah abangnya itu dan meng istirahat otaknya yang sudah lelah.

                               ***

Dilain sisi , seorang gadis tengah termenung di dalam kamarnya.
Ia memejamkan mata saat terdengat suara bentakan dari kedua orangtuanya yang berasal dari luar.

Capek banget gua. Kapan selesainya?.batinnya.

Akhirnya ia menutupi tubuhnya dengan selimut agar mengurangi suara kedua orangtuanya yang sedang bertengkar,,, sekuat apapun ia mencoba menjadi kuat , hatinya akan gugur, Ia tak sanggup.

A Z H E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang