19. Pilar Emas

7 2 0
                                    

Tak semua rumah itu berbentuk bangunan. Ada rumah yang terbentuk dari pertemanan. Padahal mereka bukan bangunan tetapi mampu menjadi rumah ternyaman.
-Azura Allana

***

Takdir seakan akan berpihak pada azura. Ia tak dibiarkan untuk menyerah saat ini juga oleh tuhan agar bisa melihat apa yang dunia simpan untuknya.

"syukurlah kakak udah sadar. Bunda kangen sama kakak."

Vlora memeluk azura yang baru saja sadar dari komanya setelah 5 hari. Azura kini sudah di pindahkan ke ruangan biasa tetapi VIP.

"kalau sakit jangan di pendam, biar engga terlambat kayak gini."
Ujar kenzo sambil mengelus surai hitam azura.

"iya yah. Em, bang el mana?"

Tanya azura yang membuat mereka terdiam.

"dia masih dalam perjalanan sama gheo. Gausah pikirin yang aneh aneh dulu, sekarang kamu rileks aja."
Balas kenzo.

"iya."

***
"Juju!"

Mereka segera memeluk azura yang tengah duduk sebentar.

"ju, cici kangen."

"jeje juga kangen berat sama juju,, masak juga jeje di bilang reinkarnasi nya juju kata bunda ,,"
Ucap enjel yang memeluk erat azura sebentar lalu mereka melepaskannya.

"iyakah?"
Azura tertawa mendengar penuturan enjel.


"Sepi ichan, gaada lo."
Saut clara membuat azura terkekek kecil.

"gue juga kangen, mumpung bonyok pergi jadi kita bebas. Sinii pelukaan lagii"
Azura merentangkan kedua tangannya untuk memeluk mereka bertiga.Mereka pun segera berhamburan memeluk azura.

"alhamdulillah lu dah sadar."
Ucap vano padanya.

"haha, iya bang. Alhamdulillah." balasnya.

"ju, lo tau ga? Masa bunda tadi sebelum ke sini ngomel ngomel gara gara bebeb nya."
Adu clara enteng pada azura padahal ada vano di belakang mereka.

"ha? Bang dodol ci?"
Tanya azura menatap vano bentar lalu menatap shena.

"yah, gitu dah. Dia main sama cewek lain tapi ga ngomong ngomong. Terus akhirnya cici jalan sama Jeje Rara tapi malah ketemu Yupi di jalan ngehadang kita. Terus akhirnya cici di suruh nebeng sama yupi, padahal enak kalau naik mobil bareng dua curut ini."

"bunda jahat, anaknya cantik kayak kita masak di bilang curut sih!?"
Kecewa enjel yang kini pindah tempat menduduki sofa yang di ruangan VIP itu bersama clara.

"iya, mana kita nih termasuknya murid pintar."
Sombong clara.

"dari belakang."
Saut azura membuat gelak tawa pecah di ruangan itu yang mengarah pada clara.

"masih marah hm? Maaf ya."
Vano merangkul bahu shena.

"pikir aja sendiri."
Balas shena jutek.

A Z H E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang