7. Isi hati Vano?

18 2 0
                                    

DAY 3 :

"JEJEEE! INI TERUS GIMANA TUGASNYAAA!?"

Azura berteriak yang kencang saat di dalam kelas. Ini adalah hari selasa, memang tugasnya di kumpulkan besok rabu tetapi mereka sudah janjian untul berangkat pertama dari seluruh siswa di SMA CBU . Karena enjel yang lupa membawa buku catatannya akhirnya membuat seisi ruang kelas gema karena suara teriakan azura.

"TUGASNYA DI KUMPUL BESOK JEE! LU MALAH GA BAWA BUKUNYA!? ASTAGHFIRULLAH " istighfar azura sambil geleng geleng kepala.

"yaa, kan gua juga manusia, kadang bisa capek dan pelupa" jawab enjel .

Azura yang mendengar itu hanya bisa pasrah, pasrah, dan pasrah lagi.

Akhirnya ia berjalan menuju ke luar untuk ke perpustakaan mengambil buku. Tetapi teriakan enjel menghentikan langkah nya.

"JUU!" Teriak enjel

"APAA!?" Cukup, azura tak mempunyai kesabaran yang tinggi.

Hal yang membuat azura kesal setengah mati adalah, ternyata enjel sedang memegang buku tulis besar yang isinya catatan tugas mereka dengan jari telunjuk dan ibu jarinya ala ala di jepit.

"nih bukunya" ujar enjel ringan tanpa dosa. Ternyata enjel tadi sengaja mengerjai azura.

***

Huh!!

Azura membaringkan tubuhnya pada kasur sesayangannya setelah pulang berkumpul dengan yang lain.

"zura! Ikut bunda sama ayah makan siang di luar" teriak bunda.

"iya bunda" balas azura.

***

Di sisi shena :

Shena memasuki rumanya dengan wajah datar. Ia tak ingin melihat apa yang terjadi di ruang tengah, walaupun masih saja terdengar suara orang bentak bentak.

Ia pun segera menaiki tangga rumahnya dengan cepat, membuka pintu kamarnya, lalu menutupnya tak lupa juga menguncinya. Shena pun melempar tas sekolahnya asal lalu merebahkan tubuhnya yang sudah lelah itu ke kasurnya.

Gua kuat g ya?.batin shena.

***

Mobil merah melintasi aspal hitan di kota.

"coba aja abang ikut kita, iya ga bund?" tanya ayah pada bunda.

"iya, keluarga kita lengkap semua, cuma dia yang malah ngilang dan menjauh dari kita." balas bunda.

Azura yang duduk di kursi tengah menyenderkan kepalanya di jendela mobil dan memandang langit siang.

Bisa ga ya? Jangan membahas soal abang dulu. Protes shena dalam batinnya.

Ia pun memilih untuk tidur dengan memandang langit di atas sana.

***

BRAK!

Suara dobrakan meja terdengar dari meja yang ada di kamar yang tertutup pada malam hari saat jam tujuh malam .

Kedua tangan vano pun memegang kepalanya yang sedikit pusing.

Ia tengah memikirkan kejadian tadi siang saat ingin ke cafe.

A Z H E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang