12. Azura's Pig

9 3 0
                                    

Sudah 2 minggu pun berlalu, kini hari minggu azura sedang pergi keluar dengan keluarganya pada pagi hari, kecuali abang nya.

"ayah tau waktu gabriel di tilang polisi? Dia kan minta uang kita, dia chat sama bunda mau minta uang Lima ratus ribu buat bayar. Engga ku kasih, itu juga salahnya. kita udah ngasih tau berulang kali buat ga bertingkah aneh kalo di jalan, udah besar juga dia harusnya bisa mikir."

Azura mulai fokus mendengarkan walaupun ia sedang men scroll instagramnya.

"iya, ayah juga engga ngasih uang itu ke dia"
Jawab ayah

"dia malah chat bunda gini, Gaada yang bantuin'. Masa bundanya di bilang kayak gitu. Padalah dia di rawat dari kecil sampai besar, sudah besar bisa ngomong, malah ngomong kaya gitu ke bundanya"
Curhat Vlora, bundanya pada Kenzo, ayahnya.

Azura menyandarkan kepalanya pada jendela mobil, menatap langit biru.

Bisa ga ya? Coba aja sehari gausah bahas bang el. Sehari aja. Besok hari spesial niatnya gaada bahas bahas bang el.. Batin azura.

***

Saat sampai di rumah ia langsung menaiki motor nya , namun berpaspasan dengan gabriel yang ingin keluar.

Mata mereka sempat bertemu sementara, namun yang azura rasakan hanyalah luka.

Saat ia berpandangan dengan gabriel, entah kenapa azura merasakan sakit. Ia pun tidak tau mengapa.

Azura pun menyalakan motornya lalu pergi.

***
Angin berhembus menerpa kulit wajah azura. Saat ini, ia sedang berada di pinggir danau buatan yang sepi. Di bawah pohon rindang, ia duduk sambil memandang air danau yang tenang.

Ia pun mengambil batu yang berada di sisinya, dan melemparnya ke danau itu kasar.

Azura menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Ia menangis tak bersuara lalu mengangkat kembali kepalanya menatap danau.

"Bisa ga sih!? Seharii aja ga usah bahas bang el! ... Zura tuh capek dengernya." azura melempar batu lagi ke danau dengan kasar.

"besok ulang tahun zura,,, mau nya gaada air mata hari ini sampai besok..."
Lirihnya.

"zura pingin mati."
Ia memandang danau dengan tatapan kosong.

"sampai kapan bang el kayak gitu?"
Tanya nya pada langit biru di atas sambil terkekeh kecil.

"bang el .. Gua butuh lu.."

"di saat adek di luar sana yang membutuhkan sandaran abangnya ... Kenapa sandaran lu terlalu jauh bagi gua? ...

Kita dekat dalam jarak,
Namun jauh dalam tali saudara"
Azura tersenyum tipis.

"ayah kalo curhat ke zura.
Bunda kalo curhat ke zura juga.

Adek masih terlalu kecil untuk mengetahui abangnya yang udah ngecewain orang tuanya.

Terus gua? Gua kalo cerita ke siapa bang? Sandaran lu terlalu jauh untuk gua gapai"

Lirihnya pelan menatap danau yang tenang.

A Z H E V A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang