Tiga bulan sudah Haruto tidak melihat Wonyoung di kampus. Kabar yang ia dengar dari teman-teman di kelasnya, Wonyoung mengambil cuti karena masalah kesehatan. Tidak ada yang tau tentang kehamilan Wonyoung. Tentu saja begitu karena orangtua angkatnya adalah salah satu orang berpengaruh di Korea seperti keluarganya. Sudah pasti mereka tidak akan membiarkan skandal sekecil apapun menyeruak ke dunia luar agar tidak mencoreng nama baik keluarga.
Haruto juga tidak peduli dan tetap menjalankan hari-harinya seperti biasa.
"Morning, mom." Haruto mencium pipi ibunya yang sedang menata buah di atas meja makan sebelum duduk di kursinya.
"Morning, honey."
"Sayang, pakaikan aku dasi."
Haruto memutar mata malas mendengar suara ayahnya, Watanabe Jungkook. Pria blasteran Jepang-Korea yang mewariskan 85% ketampanan di wajahnya. Sedangkan 25℅ nya dari sang ibu---Lalisa Bruschweiler, perempuan blasteran Swiss-Korea.
"Sudah tua masih aja gabisa pake dasi sendiri, dadd." Cibir Haruto sambil mengolesi rotinya dengan cokelat.
"Heh, ngejek daddy kamu!" Seru Jungkook galak.
"Aku ngomongin fakta. Daddy sudah tua tapi masih aja manja."
"Anak kurang ajar." Jungkook sudah melayangkan tangan hendak menggeplak kepala sang anak. Tapi langsung dihalang istrinya.
Perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya itu menurukan tangan sang suami. Kemudian mulai bergerak memakaikannya dasi.
"Ruto gak boleh gitu. Nanti kalau udah nikah malah bisa-bisa melebihi daddy manjanya kamu ke istri." Ujar Lisa menasehati anaknya.
"Denger tuh apa kata mommymu." Imbuh Jungkook dengan bangga karena dibela istrinya.
Haruto cuma geleng-geleng kepala. Pikirannya masih jauuuh sekali untuk ke arah sana.
"Sudah selesai."
"Makasih, sayang." Jungkook mencium kening Lisa kemudian duduk di kursinya.
"Gimana skripsi kamu?" Tanya pria paruh baya itu pada Haruto. Sudah menjadi rutinitasnya menanyakan kemajuan studi sang anak setiap sarapan. Sebab Haruto tidak akan cerita kalau tidak ditanya.
"Minggu depan aku seminar proposal."
Jungkook mengangguk setelah menyesap kopinya. "Kerjakan yang benar. Jangan pacaran aja."
"Siap, bos."
"Ngomongin soal pacar, Ruto kok gak pernah ngajak pacarnya ke rumah?" Giliran Lisa bertanya seraya mengolesi selai di roti suaminya.
"Males. Buat apa juga mom."
"Mommy kan pengen kenal. Sekali-kali ajak dong ke rumah."
Haruto memang tak pernah mengajak Dannielle ke rumahnya. Terlalu malas. Toh juga belum tentu jadi istri meski mereka sudah berpacaran cukup lama.
"Kapan-kapan deh, mom." Haruto segera meneguk habis susunya kemudian berdiri dan mencium pipi kedua orang tuanya bergantian.
"Aku jalan dulu mom, dadd."
Lisa mengangguk, "Hati-hati di jalan."
***
Haruto yang baru memarkiran mobilnya di pelataran mengernyit heran ketika melihat ramai-ramai di depan gedung sekretariat BEM. Ia bergegas turun dan pergi kesana.
"Ada apaan, bro?" Tanyanya pada pria yang berdiri di depannya. Entah siapa itu Haruto tak kenal.
"Dohyon ditangkep polisi karna jadi kaki tangan pak Choi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry me ||WONRUTO|| END
Fanfiction|M| Wonyoung selalu menutup diri dari laki-laki manapun agar tak mengulangi nasib seperti dirinya yang tumbuh dewasa tanpa orang tua kandung. Namun takdir berkata lain. Wonyoung mengandung janin teman sekelasnya di kampus yang sama sekali tidak mau...