Hari pernikahan Wonyoung dan Haruto pun tiba. Pagi-pagi sekali Wonyoung beserta ibu dan adik-adiknya dijemput oleh MUA yang Haruto sewa untuk dibawa ke Four Seasons hotel---tempat mereka mengucapkan janji suci nanti.
Sudah tiga hari ini Wonyoung dan Haruto tidak bertemu sebab Eunbi melarangnya. Mengikuti tradisi turun temurun keluarga ibu asuh Wonyoung itu. Katanya untuk menjaga aura kecantikan si calon istri dan nantinya dalam berumah tangga tidak merasa cepat bosan. Jadi Wonyoung dan Haruto hanya berkomunikasi lewat telefon, itu pun tidak boleh videocall.
Sesampainya di hotel, Wonyoung langsung didandani begitupula ibu dan adik-adiknya. Sebab peneguhan pernikahan akan dilangsungkan jam sepuluh nanti.
"Kandungannya sudah berapa bulan nona?" Tanya asisten MUA yang berdiri di sebelah Wonyoung.
"Delapan bulan." Jawab Wonyoung pelan.
"Wah... Sebentar lagi lahiran yah. Pasti nanti visual anaknya mengagumkan, ibu dan ayahnya saja sangat cantik dan tampan begini." Puji wanita berambut blonde tersebut. Wonyoung hanya tertawa kecil.
Wonyoung pun selesai dimake up. Seorang wanita berambut bob yang bertanggungjawab soal wardrobe kemudian membantunya mengenakan gaun pengantin bermodel sedikit tertutup, yang tentu saja pilihan Haruto. Pria itu tidak rela tubuh mulus istrinya terbuka banyak dan menjadi tontonan para tamu.
Perut besar Wonyoung sudah tersamarkan oleh gaun yang mengembang indah mulai bagian pinggang. Dan sekarang Wonyoung sedang berdiri di depan cermin besar. Mengecek penampilannya yang sudah lengkap dengan Wedding veil di kepala.
(Bayangkan wajahnya Wonyoung)
"Woah... Eonnie cantik banget!" Chiquita yang baru datang bersama Rora berseru heboh. Mereka baru selesai didandani juga di kamar sebelah.
Tim MUA dan Wardrobe segera keluar kamar, memberi ruang bagi si mempelai wanita yang biasanya akan banyak didatangi oleh kerabat sebelum pergi menuju altar. Haruto memang menyewa suit room khusus untuk Wonyoung sehingga tim MUA dan Wardrobe bisa menunggu di ruang tamu.
"Hiks... Akhirnya eonnie menikah juga." Rora malah menangis, ingin memeluk Wonyoung tapi takut penampilan kakaknya jadi berantakan.
Wonyoung yang paham merentangkan kedua tangannya. "Sini peluk eonnie."
Chiquita dan Rora berhambur memeluk Wonyoung dengan hati-hati. Kemudian ketiganya duduk di tepi ranjang.
"Habis ini eonnie pasti langsung dibawa pergi sama Ruto oppa." Lirih Chiquita yang sudah ikut menangis.
Wonyoung mengusap lembut punggung bergetar kedua adiknya. "Eonnie bakalan tetap nengokin kalian kok seperti sebelum-sebelumnya."
Saat masih tinggal di rumah keluarga Jang dulu, Wonyoung memang rutin pulang sebulan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry me ||WONRUTO|| END
Fanfiction|M| Wonyoung selalu menutup diri dari laki-laki manapun agar tak mengulangi nasib seperti dirinya yang tumbuh dewasa tanpa orang tua kandung. Namun takdir berkata lain. Wonyoung mengandung janin teman sekelasnya di kampus yang sama sekali tidak mau...