Hal yang pertama kali Syifa lihat adalah wajah seseorang yang tertidur pulas dan tenang, wajah yang selalu membuat jantung Syifa berdegup kencang setiap kali ia melihat nya. Seorang lelaki yang memiliki mimik wajah yang sangat tampan dan selalu indah untuk dipandang, memiliki hidung yang mancung, bulu mata yang panjang, alisnya yang tebal.
Sosok seorang laki-laki yang belum lama ia kenal, sosok laki-laki yang selalu membuat dirinya selalu merasakan kupu-kupu hinggap di perutnya. Syifa tersenyum manis kepada pemilik wajah, yang matanya masih terpejam, syifa mengangkat tangannya—membuai lembut sutra hitam milik suaminya. Saat hendak menurunkan tangannya, lengan Syifa dicekal oleh pemilik sutra hitam tersebu, Al menahannya. Syifa terperanjat kaget karena tiba-tiba Al memegang tangannya, Syifa kira Al tidak akan terbangun begitu saja.
Cepat-cepat Syifa menarik tangannya, "M-mas" Panggil Syifa dengan terbata. Al sudah membuka matanya, tersenyum manis kepada Syifa.
"M-maaf mas, gara-gara Syifa tidur Mas keganggu" ia merasa bersalah karena menganggu tidur nyenyak suaminya.
Al menggeleng, "ndak ko, kamu ndak ganggu." engan suaranya yang berat, khas seperti orang yang baru bangun tidur, "kenapa ndak dilanjutkan?" tanya Al dengan suara serak 'nya.
Syifa menyatukan kedua alisnya, "maksudnya" tanya Syifa polos.
Al menggeleng, ia bangun. "Ayo bangun bentar lagi subuh kita sholat subuh dulu" setelah mengatakan itu, Al beranjak dari tempat tidur ia melangkahkan kaki memasuk kamar mandi.
Sementara Syifa masih terdiam saat punggung lebar milik Al sudah hilang dari pandangannya. Syifa menenggelamkan kepalanya diatas bantal, menggelengkan kepalanya kasar, "anjir, jadi dari tadi mas Al udah bangun. Aaaaa, malu banget kalau iya, kenapa juga gue harus megang-megang rambutnya. Kan jadi malu.... tapi salah mas Al juga, kenapa gak langsung buka matanya kalau udah bangun dari tadi." Gerutunya dengan nada pelan, saking pelannya tidak akan terdengar oleh siapapun hanya bisa didengar oleh dirinya saja.
••••••••••••••••••••••••••
"Eh Rin, habis ini lo mau kemana?" kata Seolyo sambil merapihkan buku-buku nya, mereka baru selesai kelas untuk hari ini.
Syifa menggeleng "Enggak tau. Tapi, kayaknya gue mau langsung pulang aja deh" Syifa tidak tahu kegiatan selanjutnya apa. "Emangnya kenapa" tanya nya kepo.
"Yaudah mending kita ngemall aja, mau gak? Udah lama juga gak jalan, ya gak sih?" ucapnya dengan antusias karena sudah lama juga mereka tidak pergi bersama, Seolyo juga tidak mempunyai kegiatan lain setelah pulang dari kampus sehingga membuatnya bosan selalu di rumah terus.
"Yaudah ayo, gue juga gak tau mau ngapain kalau pulang" Syifa lupa kalau sebenarnya ia sudah berjanji kepada Al bahwa akan langsung pulang, mereka berencana mau jalan berdua.
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬-𝘰𝘯
𝘚𝘺𝘪𝘧𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯, 𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘴𝘶𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘱𝘶𝘴. "𝘔𝘢𝘴, 𝘚𝘺𝘪𝘧𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘮𝘱𝘶𝘴 𝘥𝘶𝘭𝘶", 𝘱𝘢𝘮𝘪𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘮𝘪𝘯𝘺𝘢.
"𝘐𝘺𝘢, 𝘏𝘢𝘵𝘪-𝘩𝘢𝘵𝘪 " 𝘗𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢. "𝘖𝘩 𝘪𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘱𝘶𝘴 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘨𝘪𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘯𝘥𝘢𝘬" 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘴𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal to be with him [END]
Teen FictionAssyifa Rahma adalah seorang gadis perempuan yang ceria. Mungkin, ia bisa dibilang adalah gadis perempuan yang sangat beruntung karena selain cantik, ia juga adalah gadis yang cerdas. Meskipun begitu, ia selalu berpikir bahwa ialah hanya gadis bias...