Hari minggu ini Syifa pakai untuk membersihkan apartemen nya, ia sudah merencanakannya dari hari sebelumnya. Sebenarnya ia bisa saja menyuruh pembantu yang ada di rumahnya untuk datang dan membersihkan apartemen tetapi sekarang bukan dirinya yang dulu. Mulai saat ini Syifa akan membiasakan dirinya untuk bersikap mandiri.
Sudah membersihkan kamar miliknya, kamar mandi, ruang TV, r dan ruang tamu, untuk membersihkan dapur ia tunda terlebih dahulu karena sehabis ini ia akan memasak terlebih dahulu karena percuma saja jika sekarang dibersihkan dan nanti dipakai untuk memasak, pasti akan kotor lagi dan harus membersihkannya lagi.
Saat sedang menyiapkan bahan masakan, bel apartemen berbunyi menandakan ada seseorang yang bertamu. Tanpa pikir panjang Syifa menghampiri pintu dan ternyata yang datang adalah temannya.
"Hallow" sapa orang tersebut lalu Syifa mengajaknya masuk, mereka duduk di ruang tamu.
"Tiba-tiba banget nih datangnya, kenapa ngga kabarin gue dulu kalau mau kesini. Oiya kok kakak sendirian, yang lain ngga ikut?"
"Kalau gue kabarin lo, ya berarti ngga suprise dong" balasnya, "yang lain ada jadwal masing-masing, kebetulan jadwal gue lagi kosong daripada bosen ngga tau mau ngapain mending datang ke apartemen lo, udah lama juga kan kita ngga ketemu" ucapnya dan itu benar adanya, semenjak Syifa keluar dari group nya mereka belum ketemu lagi.
"Iya, gue kangen banget sama kalian apalagi sama kakak, susah banget ya kalau mau ketemu, kalau misalnya aku jadwalnya penuh kaliannya luang tapi kalau jadwal aku nya luang kaliannya yang penuh jadwalnya"
"Iyakan, makanya waktu gue tau kalau jadwal gue luang, gue kesini. Ya meskipun ngga sama yang lain" ucapnya dengan lesu dan dengan mimik wajah yang sendu.
"Engga papa, mungkin belum waktu bisa kumpul bareng lagi. Oh ya, kakak luang nya lama?"
"He'em... gue jadwal kosong nya lumayan lama, tiga hari"
"Wihhh, lama banget itu. Bisa kali kita pergi main berdua, udah lama ngga sih kita ngga pergi main berdua"
"Boleh tuh, kapan, sekarang?"
"Jangan sekarang, gue lagi beres-beres. Gimana kalau ntar besok aja?" usulnya disetujui langsung oleh Yeona.
"Eh iya kak gue mau masak dulu ya"
"Emangnya lo bisa masak?" tanyanya seperti meremehkan Syifa, karena Yeona tahu kalau Syifa sejak dulu tidak pernah masak, paling mentok masak ramyeon sama telor.
"Yeee, nyepelein gue lo mah" sanggahnya cepat. "Ngga jago kaya lo si... tapi ya bisalah kalau buat sendiri mah, sambil belajar juga kan ngga mungkin udah punya suami ngga bisa masak, ya minimal belajar dikit-dikit" ucapnya lagi dan membuat Yeona tersenyum bangga karena melihat Syifa sudah berkembang cukup jauh, Syifa sudah dewasa tetap ia masih menganggap Syifa adalah anak kecil yang selalu mengganggunya dulu.
"Aaaa anak kecil yang dulu suka gangguin gue ternyata udah besar, ngga terasa lo udah sejauh ini perkembangannya" lalu Yeona memeluk Syifa, dan Syifa membalas pelukan Yeona.
"Yaudah yuk kita masak, kakak ajarin biar masakan nya enak dan tentunya biar cepet juga si" ucapnya diiringi dengan tawa kecil.
Syifa mengangguk antusias, "hmm, ayooo" lalu Syifa menggenggam tangan Yeona, menariknya dan membawanya ke dapur, Yeona tidak menolak karena ia yang menawarkan dirinya untuk membantu Syifa.
Mereka memasak ramyeon, bibimbap, Tteokbokki, kimchi, dan beberapa masakan lainnya. Yeona mengajari Syifa memasak dengan perlahan jika Syifa melakukan kesalahan Yeona tidak marah, sebab ia tahu kalau Syifa tidak suka dibentak, ia menegur Syifa dengan intonasi suara yang lembut.
"Eh, engga bukan gitu, seharusnya ini tu kaya gini, liat ya biar ngga salah lagi"
Hanya seperti itu saja membuat Syifa merasa nyaman jika sedang dengan Yeona. Yeona adalah tipikal orang yang gampang membuat siapa saja yang berada didekatnya pasti akan merasa nyaman. Meskipun, kadang perkataannya sedikit nyelekit jika sudah marah, tetapi yang Syifa rasakan selama ia berteman dengan Yeona, Syifa sama sekali belum melihat Yeona menaikan intonasi nadanya ketika berbicara kepada Syifa. Kecuali saat mereka masih kanak-kanak, dan itu memang kesalahan Syifa karena Syifa yang mulai duluan, Syifa menjahili Yeona sehingga membuat Yeona kesal dan berakhir marah kepada Syifa.
"Okeee selesai juga" ucap Yeona setelah menata semua makanan yang mereka masak.
"Kak banyak banget, kalau ngga habis gimana? Sayang loh kalau gak kemakan"
"Tenang aja, gue sanggup kok kalau misalnya lo suruh habisin ini semua" jawabannya dengan percaya diri.
"Buset percaya diri banget, kak"
"Ngga bercanda doang. Yang penting ramyeon habis, soalnya yang lain masih bisa buat nanti siang"
"Iya juga ya kok gue gak kepikiran"
"Udah ah, daripada ngebahas yang lain mending makan aja dulu nanti lo keselek baru tau rasa"
"Elah kak, iya iya nih gue diem"
Mereka berdua melahap makanan tersebut, tidak sampai habis karena porsinya banyak, hanya ramyeon saja yang habis karena memang harus segera dihabiskan.
"Uhh... kenyang banget" ucap Yeona sambil menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi dan mengusap-usap perutnya. "Eh iya Rin, besok malam lo ikut kemah ngga?"
Syifa mengerutkan keningnya pertanda ia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Yeona. "Maksudnya, kak?"
Yeona lantas menegakkan tubuhnya, "lah lo ngga tau?" lalu Syifa menggelengkan kepalanya polos. "Temen-temen waktu SMP ngajakin kemah, bisa dibilang reunian" Syifa manggut-manggut kan kepalanya.
"Lo gimana, ikut nggak?"
"Gue ngikutin lo aja kalau lo ikut gue juga ikut"
"Ikut aja yuk, kan sekalian tuh kita bisa main-main" ucap Syifa karena dirinya juga udah lama ngga pergi kemah.
Yeona mengangguk, ia menyetujui ucapan Syifa. "Bener nih ya ikut, soalnya gue mau ngabarin ke yang lain" Syifa mengangguk, mengiyakan pertanyaan Yeona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal to be with him [END]
Ficțiune adolescențiAssyifa Rahma adalah seorang gadis perempuan yang ceria. Mungkin, ia bisa dibilang adalah gadis perempuan yang sangat beruntung karena selain cantik, ia juga adalah gadis yang cerdas. Meskipun begitu, ia selalu berpikir bahwa ialah hanya gadis bias...