"Waw..." Syifa tepuk tangan, dan raut wajahnya yang seolah terkejut. Lalu setelahnya Syifa tersenyum smirk, "bagus banget akting kalian, kenapa ngga ikut 𝘤𝘢𝘴𝘵𝘪𝘯𝘨 aja kan bagus tuh takut aja keterima"
"Sialan, lo!" geram Hanna lalu ia mengangkat tangannya hendak menampar Syifa, akan tetapi tangan Syifa lebih dulu menghalangnya. "Apa? Mau nampar saya?" Syifa menghempaskan tangan Hanna lalu menatap tajam Hanna.
"Kenapa marah? Kan saya cuman kasih tau ke kalian, sayang banget bakat kalian kalau ngga di manfaatkan"
Seolyo berdiri dengan telunjuknya yang mengarah kepada Syifa. "JAGA YA MULUT LO!"
Syifa mengangkat sebelah alisnya, ia tersenyum 𝘴𝘮𝘪𝘳𝘬 lalu beranjak dari duduknya karena waktu mengunjunginya sudah habis. Ia melangkahkan kakinya keluar, tangan Syifa dicekal sehingga membuat Syifa membalikkan badan. Saat Syifa membalikkan badan ia langsung mendapatkan tamparan di pipinya, karena itu tiba-tiba jadi Syifa tidak ada persiapan apapun untuk menghalangnya.
Al yang melihat adegan tersebut, ia langsung masuk tanpa pikir panjang Al langsung menampar balik orang tersebut. Hanna menoleh ke kanan, ia merasakan panas dan perih di pipi kirinya. Syifa kaget saat Al tiba-tiba masuk dan menampar Hanna.
"M-mas" Syifa memegang tangan Al, ia mengusapnya agar Al tenang.
"𝘞𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘰 𝘺𝘰𝘶 𝘮𝘦𝘢𝘯 𝘣𝘺 𝘴𝘭𝘢𝘱𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘺 𝘸𝘪𝘧𝘦? 𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘢𝘯𝘺 𝘴𝘩𝘢𝘮𝘦 𝘢𝘣𝘰𝘶𝘵 𝘺𝘰𝘶 𝘩𝘢𝘷𝘦 𝘥𝘰𝘯𝘦!" ucap Al dingin dan sorot matanya yang tajam.
"𝘞𝘩𝘺 𝘴𝘩𝘰𝘶𝘭𝘥 𝘺𝘰𝘶 𝘣𝘦 𝘢𝘴𝘩𝘢𝘮𝘦𝘥? 𝘞𝘦 𝘥𝘪𝘥 𝘵𝘩𝘢𝘵, 𝘦𝘲𝘶𝘪𝘷𝘢𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘩𝘦 𝘥𝘪𝘥" balas Seolyo.
"𝘞𝘢𝘵𝘤𝘩 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘸𝘰𝘳𝘥𝘴" Al langsung menarik tangan Syifa, meninggalkan ketiga orang tersebut. Syifa tidak membantah, Ia mengikuti Al menuju mobil mereka.
Al membuka pintu mobil untuk Syifa setelah Syifa masuk Al melangkahkan kakinya menuju pintu mobil lainnya. Al memejamkan matanya lalu menghembuskan napas panjang.
Al menoleh ke Syifa, sorot matanya tidak seperti biasa. "Maafin Mas ya, tadi ndak sigap. Masih sakit?" tanya Al, ia memegang pipi Syifa yang terdapat bekas merah karena tamparan yang diberikan oleh Hanna.
Syifa menggeleng, "ngga kok, ngga sakit" ucap Syifa, agar menenangkan Al.
"Ndak boleh bohong, Mas liat tadi dia nampar kamu nya keras"
"Syifa engga bohong, bener kok udah ngga sakit lagi" Syifa tersenyum manis. "Mas tadi kenapa nampar kak Hanna?"
"Biarin aja, dia juga nampar kamu"
"Mas Al..." peringat Syifa. "Tapi, tadi Mas keras banget nampar nya"
"Kenapa, kan dia juga ke kamu gitu" ucap Al polos, dan ini pertama kali Syifa menghadapi sikap Al yang seperti anak kecil, tidak mau mengalah.
"Yaudah, tapi lain kali jangan kaya gitu," Syifa memegang tangan Al. "Jangan gunain tangan Mas untuk nyakitin orang lain meskipun orang tersebut udah nyakitin kita" ucap Syifa lembut.
Al menunduk, ia mengusap wajahnya kasar. "Astaghfirullah, maafin Mas ya, tadi Mas khilaf"
Syifa tersenyum, "ngga papa, itu sudah berlalu yang terpenting nanti kedepannya ngga seperti itu lagi" Al mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal to be with him [END]
Teen FictionAssyifa Rahma adalah seorang gadis perempuan yang ceria. Mungkin, ia bisa dibilang adalah gadis perempuan yang sangat beruntung karena selain cantik, ia juga adalah gadis yang cerdas. Meskipun begitu, ia selalu berpikir bahwa ialah hanya gadis bias...