Malam ini Syifa sedang bermain kembang api bersama Cila dan beberapa sepupu lainnya. Al memperhatikan Syifa dari tempat yang cukup jauh, ia tersenyum saat melihat Syifa sangat akrab dengan anak kecil. Tapi, entah kenapa dirinya malah membayar bahwa Syifa sedang bermain dengan anaknya sendiri.
Setelah beberapa jam berkumpul bersama keluarga, Al dan Syifa kembali ke kamar terlebih dahulu. Sebenarnya Al yang meminta izin karena ia melihat Syifa yang sudah mulai mengantuk.
Saat di kamar, Syifa langsung merebahkan dirinya di kasur dan di susul oleh Al. Syifa melamun membuat Al mengerutkan keningnya.
"Syifa," Panggil Al seraya menggerakkan tangannya didepan wajahnya Syifa.
Syifa tersadar, "iya, kenapa?"
"Kenapa melamun ada masalah, kalau ada masalah cerita sini jangan dipendam"
Syifa menggeleng, "engga" lalu ia bangun dari yang tadinya tiduran menjadi duduk. "Syifa penasaran deh sama siapa yang udah ngirim foto-foto Syifa sama Hanbin, kan sebenarnya itu ngga kaya yang difoto kebenarannya" ucap Syifa dengan wajah yang terlihat sangat-sangat ingin mengetahui, siapa orang tersebut.
"Tapi kayanya dia bukan orang yang sembarangan, soalnya Mas udah suruh orang profesional pun tetap ndak ke lacak" ucap Al, ia sudah menyuruh orang suruhannya yang cukup profesional. "Kamu ndak usah khawatir, jangan terlalu dipikirkan. Oh iya, Mas boleh nanya ke kamu?"
Syifa mengangguk, "boleh, emangnya mau nanya apa?"
"Waktu dulu, kamu pernah jadi korban kekerasan?" pertanyaan Al membuat Syifa terkejut tetapi Syifa hanya menganggukkan kepalanya saja untuk membalas pertanyaan Al. "Mas curiga kalau ternyata yang ngirim semua foto ke Mas, itu orang yang sama dengan waktu itu"
"Tapi itu udah lama kejadiannya..." ucap Syifa sedikit ragu dan ia juga setuju dengan perkataan Al.
"Meskipun udah lama dan orang tersebut udah masuk penjara, tapi dalang dari semuanya belum ketahuan kan? Yang masuk penjara dia hanya orang suruhan aja" Syifa mengangguk.
"Tapi kok Mas bisa tahu kalau aku dulu pernah jadi korban kekerasan" seingatnya Syifa belum pernah menceritakan hal tersebut kepada Al, dan kenapa Al bisa tahu hal tersebut.
"Karena kamu istri saya"
"Apasih ngga nyambung" sanggah Syifa cepat, dan menetralkan degup jantungnya yang berdetak cepat. "Pasti Ayah kan yang cerita" tebak Syifa lalu Al menggeleng. "Terus siapa dong"
"Mas udah suka sama kamu dari lama, sebenarnya pertemuan pertama kita bukan di kajian yang waktu itu kamu datangi bersama ketiga teman kamu"
"Hah? Maksudnya apa sih, emang sebelumnya kita pernah ketemu? Dimana, kok aku ngga inget" ucap Syifa dengan mengerutkan alisnya, dan merasa dirinya belum pernah bertemu dengan Al, selain di kajian waktu itu.
"Sudah Mas duga pasti kamu lupa"
𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬-𝘰𝘯
𝘈𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘳𝘪-𝘭𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘵𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘪𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘈𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘱𝘰𝘯𝘥𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯𝘵𝘳𝘦𝘯, 𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘬𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘱𝘰𝘯𝘥𝘰𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶. 𝘈𝘭 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal to be with him [END]
Teen FictionAssyifa Rahma adalah seorang gadis perempuan yang ceria. Mungkin, ia bisa dibilang adalah gadis perempuan yang sangat beruntung karena selain cantik, ia juga adalah gadis yang cerdas. Meskipun begitu, ia selalu berpikir bahwa ialah hanya gadis bias...