Langit malam

37 17 1
                                    

"Tidak harus menjadi sempurna untuk menjadi idaman seseorang, kita hanya perlu mencari seseorang yang tepat agar menerima kita apa adanya."-Eternal to be with him.






2 TAHUN KEMUDIAN

Di bandara Soekarno hatta sekarang sedang ramai, banyak orang yang berdesakan untuk melihat Idol kpop yang akan mengadakan konser di jakarta. Banyak bodyguard dan para manager yang menjaga ketat para artis-nya karena.

Setelah memastikan para artis nya sudah menaiki mobil yang sudah diatur oleh staff, mereka akan langsung menuju hotel yang akan mereka tempati selama di Indonesia.

Telah sampai ditempat tujuan dan pada masuk kamar masing-masing setelah diberi arahan oleh staff.

Di kamar, yang ditempati oleh Syifa dan Hanna, Syifa sedang siap-siap untuk acara fansign nanti siang. Menyiapkan apa saja yang akan digunakan. Sedangkan Hana di kamar mandi untuk bersih-bersih.

"Rin, lo pake baju apa" tanya Hana saat keluar kamar mandi, ia sudah selesai.

"Tuh di kasur" tunjuknya "Lo udah kan mandi nya" tanya Syifa karena Hanna sudah keluar kamar mandi.

"Udah"

Syifa langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Sedangkan Hanna sedang memilih pakaian. Saat sudah ada yang cocok, ada satu baju yang tidak dapat ia temukan padahal ia sudah mengeluarkan semua barang yang ia bawa di dalam tas nya.

Hanna sudah frustasi "Duh cardigan gue mana? perasaan udah gue masukin tas deh" lirih Hanna 'Apa gue pinjem ke Yoorin aja ya, takut aja dia bawa cardigan lebih dari satu' monolog nya.

"Rin, lo bawa cardigan gak" teriaknya. "Bawa," balas Syifa.

"Gue boleh pinjem gak Rin pleaseee, gue gak kebawa cardigan nya"

"Boleh" sahutnya. Setelah itu Syifa keluar dari kamar mandi ia sudah siap dengan bajunya.

Syifa berjalan mendekati tasnya,mengambil beberapa cardigan yang ia bawa "Modelnya kaya gini, gak papa?" tanyanya sambil menunjukkan beberapa cardigan.

Hanna mengangguk "Emmm, gue pinjem yang cream ya"

"Hemmm" Syifa mengiyakan "Makanya kalau apa-apa tuh siapin dari sebelum hari-h. Kakak mah kebiasaan kalau gak diingetin pasti ada aja barang yang ketinggalan lah, lupa lah" omelnya.

"Ya maaf lupa, Rin. Tapi bener deh perasaan gue tuh udah masukin tuh cardigan tapi kok gak ada yah"

"Kalau udah dimasukin mah pasti ada. Tapi kan buktinya gak ada" jawab Syifa sambil mengering rambutnya, "Udah cepet siap-siap, habis ini kita mau makan siang. Kalau belum siap gue tinggal loh kak" ancamnya.

"Iya-iya ini juga gue lagi nyatok rambut"

••••••••••••••••••••••

Saat ini, Syifa dan ketiga teman grup nya sedang menikmati malamnya jakarta. Syifa membeli banyak makanan ringan, memakannya dengan lahap sambil membeli makanan ringan lainnya. Tidak hanya Syifa yang lainnya pun juga sama membeli makanan yang mereka belum pernah mencoba nya.

Berjalan-jalan dimalam hari dengan sejuknya angin yang menerpa kulit putih mereka. Mereka sekarang sedang berada di taman, duduk di rerumputan dan memakan jajanan yang mereka beli. Kadang saling bertukar jajanan.

Syifa merasa haus, ia berdiri mau mencari minuman, "Kak, gue mau beli minum dulu ya. Mau nitip gak" izin Syifa kepada Jihyeon karena Jihyeon adalah member paling tua diantara mereka bertiga-dan juga leader.

Jihyeon menggeleng "Engga, gue udah beli tadi. Lo sendiri beli minum nya" tanya Jihyeon.

"Sama manager, paling deket sini juga ada"

"Rin, gue sama Hanna nitip ya" pinta Yeona dengan senyum manisnya lalu diangguki oleh Hanna.

Syifa mengangguk "Hmm"

Saat Syifa hendak pergi Jihyeon memegang pergelangan tangan Syifa "Gue ikut Rin, mau beli minum lagi"

"Oh, yaudah yuk"

Setelah membeli minum, Syifa dan Jihyeon kembali ke tempat semula. Mereka menghabiskan malam tersebut dengan sangat ceria. Membeli makanan-minuman, bermain kembang api, berkeliling dan menikmati kota jakarta. Mereka juga tak lupa untuk mengabadikan momen tersebut, mengambil foto dan vidio.

••••••••••••••••••••••••

Saat ini, di rumah yang besar dan mewah, tengah mengadakan pertemuan 2 keluarga. Syifa sejak tadi hanya menundukkan kepalanya.

"Silahkan langsung saja kepada intinya pak" pinta Griyan-ayah Syifa, kepada lawan bicaranya.

"Disini saya akan menyerahkan nya kepada anak saya. Karena dia yang memiliki tujuan" balas Ahmad.

Griyan melirik seorang anak muda "Silahkan" pintanya kepada anak muda tersebut.

Laki-laki tersebut tersenyum ramah kepada griyan lalu ia mulai menyampaikan niat dan tujuannya "Kedatangan saya kesini, ingin menyampah niat dan tujuan saya untuk melamar putri anda. Sebelumnya, saya pernah datang kesini dan mengobrol dengan anda tetapi anda menolaknya karena pada saat itu putri anda tidak berada disini-di Indonesia. Sekarang, putri anda sudah ada didepan saya. Saya meminta izin dan restu kepada anda untuk menikahi putri anda"

Griyan mengangguk "Pada saat itu, kenapa saya menolak anda karena keputusannya ada di putri saya. Saya tidak bisa memaksa dia, karena ini bukan hal yang untuk dipermainkan. Sekarang, kita tanyakan langsung kepada putri saya. Apakah ia mau menerimanya atau tidak"

Ia menangguk dan paham "Saya paham apa yang anda pikirkan saat itu juga. Jadi sekarang saya mau menanyakan langsung kepadanya. Syifa, apakah kamu bersedia menerima saya sebagai pendamping hidupmu, menerima saya sebagai imammu, menjadikan saya sebagai tujuan hidupmu"

Meskipun gugup ia harus menjawabnya "A-apakah kamu tau siapa saya? Saya bukanlah orang yang paham agama. Melihat penampilan kamu saat ini, saya yakin kamu adalah seorang yang paham agama. Apakah kamu yakin ingin menerima saya sebagai istrimu? Menikah bukanlah sesuatu yang pantas untuk dipermainkan dan saya ingin menikah hanya sekali dalam hidup saya" terang Syifa gugup.

"Saya memang belajar agama sejak kecil. Lalu, mengapa kamu berbicara seperti itu? Saya juga memiliki tujuan yang sama, ingin menikah sekali dalam hidup saya. Saya meminta kamu untuk menjadi pendamping saya, karena saya sudah yakin dengan keputusan saya" jawabnya dengan tegas dan tidak ragu.

Syifa memang luluh dengan lelaki yang berada didepannya, tetapi ia tidak mau kalau perkataan lelaki tersebut hanyalah perkataan yang hanya manis diawal tetapi pahit diakhir "Seumur hidup itu lama, saya takut pernikahan ini berhenti ditengah jalan. Lebih baik, kamu mencari perempuan yang lebih baik dari saya. Saya juga bukan perempuan yang selalu memakai hijab, saya tidak mempunyai pengetahuan luas tentang agama, saya takut membuat kamu kecewa kepada saya"

"Tidak masalah jika kamu bukan perempuan yang tidak memakai hijab karena nanti saya akan membujuk kamu sampai kamu mau berhijab karena Allah. Jika kamu bukan seseorang yang paham agama, tidak mengapa karena nanti saya akan ajarkan kamu tentang agama islam, saya akan mengajarkan kepadamu dengan ilmu yang saya dapat, saya akan tuntun kamu kejalan yang allah sukai. Jadi bagaimana, apakah kamu mau menerima saya sebagai suamimu?"

Eternal to be with him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang