005

276 25 7
                                    

Motor Haikal terparkir rapi di depan kos Sahmura. Haikal masih sibuk membantu melepaskan helm Sahmura, sedangkan anak itu ikut melepaskan jaket Haikal yang tadi ia pakai.

Tiba-tiba ponsel Sahmura bunyi. Haikal sedikit menjauh setelah melepas helm laki-laki ini.

"Iya halo? Ada apa Alan?" Alan menelponnya

"Mura, udah buat modul ajar sama medianya?". Sahmura melotot

"Astaga maaf, belum. Aku baru balik". Ia baru ingat besok ada presentasi modul ajar dan media pembelajaran.

"Oke gak papa. Mau aku bantu gak? Nanti aku ke kos mu". Sahmura berpikir. Ini tugas individu sebenarnya, sekarang juga hampir pukul 9. Bisa-bisa temannya ini akan lembur di kosnya.

"Enggak usah Alan, terima kasih. Aku kerjain sendiri. Bisa kok". Ia menolak sopan, dia tak mau merepotkan teman nya. Posisi kos Alan juga lumayan jauh.

"Bener? Kalo butuh bantuan bilang ya"

"Iya, terima kasih Alan. Aku hampir lupa tadi". Sambungan ditutup dengan nafas berat oleh Sahmura.

"Kenapa?". Haikal bertanya sambil merapikan rambut Sahmura yang tertiup angin.

Sahmura meringis. "Lupa ada tugas media pembelajaran sama modul ajar buat besok"

"Besok?". Sahmura mengangguk sambil cemberut.

Di mengotak atik ponselnya. "Cari apa Niskala?" Haikal bertanya lagi.

Ia menunjukkan sebuah alamat toko dari ponselnya. "Toko buku sama alat tulis yang masih buka"

"Butuh sekarang?"

"Iya, soalnya lupa. Jadi belum beli sama buat bahan media pembelajaran. Alamat lembur nanti". Ia mendesah pelan. Bisa-bisanya ia lupa dengan tugas. Padahal sebelumnya ia selalu mengerjakan jauh-jauh hari.

"Yaudah yuk. Aku antar, aku tau tempat yang masih buka jam segini". Ia kembali memakaikan helm ke Sahmura.

"Kamu gak papa? Gak ngerepotin? Kamu gak ada tugas kah?". Haikal tersenyum lembut dan menggeleng.

"Yuuk keburu malem". Mereka pergi ke toko yang dimaksud Haikal

Memang benar, toko buku dan alat tulis tersebut masih buka. Tertulis 24 jam. Ia segera masuk dan langsung mencari bahan untuk media pembelajaran.

Mulai dari karton, spidol, lem, kertas, lakban, dan masih banyak lainnya. Haikal dengan senang hati membantu membawakan barang-barang tersebut selama Sahmura berkeliling mencari yang lain, mengekori kemanapun Sahmura berjalan.

"Udah?". Sahmura mengangguk sambil mengecek satu persatu sebelum diberikan ke kasir.

Setelah selesai mereka tancap gas pulang. Tak mau kemana-mana juga, ia ada deadline.

"Terima kasih Haikal udah bantu aku, antar aku, bolak-balik juga". Setelah meletakkan barang tersebut di ruang tamu kos nya.

"Butuh bantuan gak? Mumpung aku disini". Haikal kembali menawarkan. Sahmura menggeleng. Ia tak enak hati, sudah banyak merepotkan pula.

"Enggak. Kamu juga butuh pulang dan istirahat"

"Yakin bisa selesai sendiri?" Sebenarnya ia tak yakin bisa selesai, karena ia belum memulai dari awal. Tiap membuat media ajar ia pasti butuh waktu dua hari, apalagi ini dengan modul ajar.

"Enggak yakin selesai sekarang sih, tapi gak papa. Aku bisa sendiri kok". Sahmura tetap menolak sopan.

Haikal mengangguk. "Oke, kalo gitu aku temenin aja ya? Aku belum capek juga, udah biasa begadang". Ia tetap kekeh menawarkan.

NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang