Suasana sekitar Hall ramai oleh kendaraan panitia BEM, tapi tak ada mahasiswa yang lewat. Mereka sibuk di dalam.
Jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Sudah lewat seperempat jam tapi dua manusia yang di cari tak kunjung datang. Dimas yang berada di panggung gusar, ia bahkan sudah puluhan kali menelpon Sahmura yang hilang. Tak jauh beda dengan Bang Tama, ia juga bolak-balik menelpon Haikal yang tidak ada.
"Kita mulai aja dulu. Kalo nunggu, gak selesai selesai nanti. Anak MC udah lancar kan teks nya?" Bang Tama memecah keheningan
Maheswara mengangguk. "Udah, Mura juga udah. Kami udah latihan berkali-kali"
"Yaudah yuk. Stand by tempat mas-"
"HAIKAALL!!". Candra berteriak sambil nunjuk ke dua orang yang berjalan masuk. Semua melihat Haikal yang memapah lembut tubuh Sahmura, ia harus berjalan pelan.
Dimas langsung berlari. "SAHMURA! KAMU KEMANA AJA?". Ia langsung berhenti ketika hampir sampai di hadapan dua manusia itu. Dimas melihat Sahmura yang berjalan tertatih. Habis jatuh kah?
"Haikal! Lo apai anak gue anjing!". Dia ribut menghampiri temannya ini. Ia menyingkirkan tangan Haikal yang berada di bahu Sahmura.
"Babi! Pelan-pelan napa! Kasian Niskalanya!". Haikal ikut mengomel.
"Kamu gak papa Mura? Mana yang sakit? Kamu jat-". Kalimat itu terputus ketika ia melihat dengan jelas bercak-bercak di sepanjang lehernya. Ia tidak bodoh, ia tak akan tertipu. Ia sangat tahu bekas apa itu.
Erlando dan panji yang ada di belakang Dimas melotot ketika Dimas menyingkap kerah kemeja Sahmura
"Anjing!"
"Astaga! Kalian abis ngewe?" Kalimat spontan Panji langsung membuat orang-orang di Hall terkejut. Candra yang ada di panggung langsung lompat dan berlari menghampiri.
Wajah Sahmura merah padam mendengar celetukan Panji yang frontal dan tentu saja didengar semua orang
"Haikal kata gue lu tolol banget". Candra ikut menyaut ketika melihat dengan jelas leher Sahmura.
Sahmura menatap wajah Dimas yang memerah padam di hadapannya. Emosinya menumpuk. Dimas melepas tangannya dari kerah kemeja Sahmura. Dan menunduk sejenak, mengehela nafas pelan.
Ia langsung menghampiri Haikal yang berada di belakang Sahmura.
Bugh!
Bugh!Dua tinjuan mengenai wajah dan perut Haikal tiba-tiba. Semua orang yang menyaksikan langsung ribut. Erlando dan Panji menahan Dimas yang emosi sedangkan Candra membantu Haikal berdiri.
"Anjing! Gue udah peringatin lo ya, jangan deket-deket Sahmura! Lo budek apa tolol sih? Jadi manusia bego banget!"
"Heh! Lu tanya sama temen lu, ada gue maksa? Ada gue kasar sama dia? Kita berdua sama-sama suka. Dia juga udah jadi pacar gue. Lu gak bisa dong seenaknya ngelarang begitu"
"Lu masih manusia baru di hidup Sahmura, lu belom ngerti apa-apa tentang dia. Dan lo dengan kurang ajarnya ngerusakin dia"
Haikal menghela nafas kasar. "Tanya sama temen lo mau nya gimana deh! Lo gak bia ngatur seenaknya. Gue tau Niskala orangnya nurutan sama lo, gak pernah nolak lo. Ya karena lo gak tau dia gak bisa untuk nolak orang-orang, apalagi lo sebagai temen deketnya"
"Lu liat wajahnya dia. Lu pahamin sifatnya lagi dia. Kalo lu sayang sama temen lu, lu pasti tau wajah dia pas lagi gak nyaman, nyaman, seneng, sama sedih. Lo gak pernah liat hal-hal kecil dari Sahmura, lo cuma mikirin senengnya lo doang, diri lo sendiri.0"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala
RomanceSahmura itu sederhana yang dicari Haikal selama ini. Tenang dan nyaman Inilah cerita sederhana dari mereka BxB Hyuckren Hc dom - Rj sub