011

307 20 5
                                    

Suasana Hall kampus lebih ramai dari biasanya, penuh dengan mobil dan motor terparkir rapi. Hari ini acara BEM yang telah di siapkan dari sebulan yang lalu.

Pelatihan dan Seminar yang menghadirkan pemateri dosen asal Italia ini memberikan ketertarikan dan minat dari para mahasiswa. Terlihat dari aula yang penuh, bahkan sampai lantai dua sebagian terisi.

Masih ada waktu setengah jam lagi acara dimulai. Maheswara dan Sahmura banyak berdiskusi dengan Bang Tama selaku ketua. Omong-omong kondisi Sahmura sedikit membaik daripada kemarin, meskipun masih demam. Selepas penilaian microteaching kemarin, Haikal benar-benar merawat Sahmura dari bangun sampai bangun lagi

Sahmura yang memaksa tetap ikut sebagai MC akhirnya menuruti semua perintah Haikal untuk 100% istirahat. Haikal tidak membiarkan Sahmura turun dari kasur kecuali ke kamar mandi. Haikal sedikit lega ketika demanm kekasihnya menurun, meskipun tetap dihitung demam, setidaknya tidak setinggi kemarin. Tadi sebelum mereka berpencar, Haikal juga menitip pesan kepada Maheswara untuk menjaga Sahmura.

Acara dimulai dengan menarik dan meriah. Sahmura dan Maheswara membawakan acara dengan baik, juga dengan dosen Italia tersebut mampu membuat para partisipan tetap hidup selama acara berlangsung.

Acara berakhir dengan penampilan menyanyi beberapa mahasiswa UKM paduan suara. Panitia BEM pun juga sedikit mengadakan party untuk menutup acara ini. Teriakan dan sorakan para mahasiswa memenuhi Hall.

"Sell, anterin ke toilet yuk! Sekalian naruh barang ini di gudang". Perempuan bernama Kirana menghampiri temannya yang sedang terlentang di sofa.

"Yuk deh. Gue pengen cuci muka. Gilaa panas banget dunia ini". Sella menanggapi sembari berdiri.

"Seru banget anjir acaranya. Gak nyangka bakal se rame ini"

"Benerr! Padahal yang daftar di awal cuma enam puluh orang doang. Jadi ratusan lagi"

"Dosennya ganteng banget lagi. Nerima istri kedua gak ya"

"Tolol. Mana mau sama lo". Kirana  menepuk bahu Sella pelan

Plak!

"Kiirr anjingg!. Orang sekaraatt". Ia tiba-tiba memukul bahu Kirana keras sambil menunjuk ada manusia yang terkapar di depan toilet. Mereka bergegas menghampiri dan membalik badan orang yang pingsan ini

"Muraa!! Ya Tuhaann" Sella berteriak panik. Ia meletakkan kepala Sahmura yang pingsan pucat itu ke pangkuannya.

"Panggil Haikaall anjeengg! Cepet Kiranaaa keburu matiii". Kirana langsung lari ke arah belakang panggung.

"Haikal Haikal. Mana Haikal? Haikal please? Mana Haikal?" Ia berkali-kali memanggil nama temannya itu

"Ada apa Kir?" Panji menyaut. Kirana tak menjawab itu terus berteriak memanggil Haikal. Kirana panik

"Kenapa?". Haikal muncul dari balik tirai ganti.

"Anjing Kal. Mura pingsan di toilet! Cepetaann!" Kirana awalnya ingin menarik Haikal tapi, Haikal langsung lari bergegas. Dimas langsung menyusul Haikal berlari, melihat itu Erlando menyusul Dimas yang panik

Haikal melihat kekasihnya yang tergeletak di pangkuan Sella, ia dari tadi menepuk pelan pipi Sahmura. Berharap ia sadar atau membuka mata, tapi nihil.

Haikal langsung menggotong tubuh kekasihnya. "Haikal mobil gue, disana ada Nebulizer buat Mura". Dimas menyaut agar Haikal ikut ke arahnya.

"Gue yang nyetir, kalian urus Mura aja" Erlando tak membiarkan dua orang panik itu membawa mobil. Bisa-bisa yang jadi korban nambah.

Selagi mobil melaju ke rumah sakit, Dimas mengambil Nebulizer yang memang sengaja ia beli untuk Sahmura jika mereka bepergian. Itu sangat berguna untuk keadaan darurat. Sedangkan Haikal melonggarkan pakaian Sahmura dan melumuri dada kekasihnya dengan minyak.

NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang