Chapter 7

82 14 0
                                    

"Ayah…!!!"

Dengan sekuat tenaga, aku mulai berlari ke arah ayah ku dan saat aku melihat ayah ku akan terjatuh.

Aku dengan sigap menahannya, dan membawah nya ke pelukan ku.

Aku sudah dapat merasakan air mata menetes dari mata ku, dan dengan tatapan sedih sekaligus Takut untuk di tinggalkan, aku dengan panik melihat ayah ku yang terus memuntah kan darah dari mulutnya.

"A-Ayah apa kau baik baik saja."

Dengan suara bergetar, aku bertanya ke ayah ku yang ada di pelukan ku, dan ayah ku hanya menatap ku.

Sebelum dia mengangkat tangan nya yang gemetar, dan menyentuh pipi ku dengan telapak tangan nya di ikuti dengan dirinya membersihkan air mata ku dengan ibu jarinya.

"Kau tahu ayumi Uhuk… Baru kali ini aku melihat mu menangis selain Saat kau terlahir."

"Ap-Apa yang kau katakan ayah, dalam situasi i-ini kamu malah mengatakan itu, Ay-Ayo kita segera pergi dari sini ayah Ki-Kita akan menyembuhkan luka mu."

Dengan suara gagap dan gemetar, Aku mengatakan itu pada ayah ku, dan ayah ku menggeleng kan kepalanya saat darah masih keluar dari mulutnya.

"Tidak..Uhuk… ini sudah Terlambat, Maaf ayumi aku tidak bisa bersama mu Uhuk… Terima kasih kau masih menangkap aku sebagai ayah mu, dan maaf Ayumi Uhuk… Sam..pai ak-akhir pun aku tidak bisa membuat mu bahagia, meski ini egois, tapi jadi lah kuat ayumi dalam menghadapi kejamnya dunia ini dan.. Maaf Aku me..ncin..tai.mu."

Saat itu seolah sebuah benang telah terputus, suara ayah ku mulai semakin lirih saat itu dan tangan ayah ku yang menyentuh pipi ku terjatuh ke tanah.

Melihat ayah ku yang tidak bergerak, aku terdiam.

Aku bertanya tanya, apakah ini hanya sebuah mimpi, jika iya aku inggin mimpi ini segera selesai.

Aku tidak inggin mimpi ini terus berlanjut.

Namun meski aku memohon pada dewa, Tuhan atau siapapun itu, Mimpi ini tidak berakhir.

Mendapati itu, aku hanya bisa menangisi Ayah ku yang telah menjadi mayat dingin, sama seperti ibu ku di masa lalu.

'Pada akhir nya, aku membuat Orang di dekat ku pergi. '

[Selamat anda telah membangkitkan Tomoe ke dua]

[Misi untuk menyelamatkan Danto telah gagal, Hadiah tidak akan di berikan. ]

[Misi Rahasia Telah di selesai kan, 'Menyaksikan kematian Danto.']

[Sebagai hadiah, Mata sharingan anda akan berevolusi]

[Selamat anda telah membangkitkan Tomoe ke Tiga]

Saat itu, aku dapat merasakan perasaan aneh di mata ku bukan air mata, melainkan sesuatu yang lebih panas dari itu.

Namun karena kesedihan yang ku rasakan, aku tidak dapat menyadari panas apa yang ku rasakan saat ini.

Lalu saat aku Menangisi kematian ayah ku, Pertarungan di sekitar masih lah terjadi, namun terdapat tiga orang yang tidak bergerak, di tengah tengah pertarungan tersebut.

Satu Danto yang telah menjadi mayat, satu Aku, dan satu lagi Sakumo.

Melihat bagaimana Ayumi menangis sembari memeluk Ayahnya.

Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, Dia tidak mengira Uchiha yang dia lawan adalah ayahnya Ayumi.

Tapi Nasi sudah menjadi bubur, Sakumo tidak tahu apa yang harus dia lekukan dalam situasi ini.

AyumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang