Chapter 6

83 17 0
                                    

Di pagi hari yang bahkan matahari masih belum muncul di langit, ayah ku memerintahkan karavan untuk segera pergi dari desa.

Tentu karena di malam sebelumnya aku mendapatkan sebuah kenyataan bahwa ayah ku mencuri gulungan dari desa ini.

Untuk menghindari pengrebekan, ayah ku segera pergi dari desa ini secepatnya.

Oleh karena itu, dalam pagi pagi buta, aku langsung berdandan, sebelum aku dan sia kemudian menaiki gerobak yang indah.

Sesuai rencana ayah ku, aku menaiki kereta dengan memperlihatkan diri ku ke para pengawal, itu di gunakan untuk membuat para pengawal mengira bahwa ayah ku berada di karavan ini.

"Nona saya bantu anda untuk naik."

Menerima bantuan dari Sia, aku menaiki kereta, dan saat kami naik ke kereta… Kereta berjalan dan segera keluar dari desa.

Melihat ke belakang, aku melihat dinding desa itu semakin jauh, banyak kenangan indah yang telah aku lakukan di desa ini, apalagi kakashi, seorang anak yang membuat ku senang.

Namun aku sangat sedih karena aku bahkan tidak bisa bertemu dengan nya untuk mengucapkan perpisahan.

"Nona jangan khawatir kita bisa kembali lagi di masa depan."

Saat sia melihat aku menatap desa, sia menghibur ku untuk tidak sedih.

Namun aku sedih bukan hanya karena itu saja, karena meski aku mencoba melupakan nya, tapi kata kata ayah ku semalam terus menghantui ku.

"Ya, jangan khawatir aku tidak sedih, dan kita bisa kembali ke desa."

Mencoba menstabilkan emosi ku yang bergejolak, aku memutuskan untuk melihat pepohonan di luar untuk menghilangkan pikiran negatif ku.

Sebagai orang yang di kehidupan sebelum nya hanya melihat perkotaan, tentu menjadi pemandangan yang memanjakan untuk melihat hutan yang masih asir.

Namun karena dalam 6 tahun aku selalu melihat pemandangan pepohonan yang rindang.

Itu sudah sedikit membuat ku bosan.

Oleh karena aku sudah bosa, Aku melihat ke depan ke arah sia yang duduk di depan ku, dan saat aku melihat sia membawah sebuah kotak hitam.

Itu membuat ku memiringkan kepalaku karena penasaran.

"Sia, dari tadi aku melihat kamu membawah Kotak itu, Apa isi kotak itu."

"Oh ini, tadi pagi tuan mengatakan untuk membawa kotak ini, dan segera di buka saat kami sampai nanti."

"Oh…"

Apakah itu dari ayah, jika begitu itu mungkin berisi gulungan palsu.

Karena aku menjadi umpan, tentu di butuhkan gulungan palsu untuk mengecoh Ninja pengejar dari desa Konoha.

Jika Ninja konoha yang mengejar kami bodoh dan berhasil merebut gulungan untuk di bawah kembali ke desa.

Mereka mungkin menyadari bahwa gulungan yang merek rebut adalah gulungan palsu, dengan itu saat mereka menyadari bahwa diri mereka tertipu.

Ayah ku sudah sangat jauh dari desa, dan mereka tidak akan dapat merebut gulungan itu kembali.

'Itu rencana yang licik jika di lihat, namun menjadi salah satu peserta apalagi orang yang menjadi umpan itu ternyata sangat tidak menyenangkan.'

Tapi kesampingkan hal itu, karena nasi sudah menjadi bubur dan aku dengan keinginan ku sendiri mau menjadi umpan.

Tentu aku tidak tinggal diam saja untuk menghadapi semua ini.

AyumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang