Chapter 10

87 18 0
                                    

Di padang bunga yang di penuhi berbagai jenis bunga dengan cahaya hangat yang berasal dari matahari di langit.

Melihat hal itu, Aku mulai berlari ke sana kemari karena senang melihat itu, dan saat aku menjatuhkan diriku ke padang bunga ini sabil menghadapkan tubuh ku ke langit.

Aku memejamkan mata ku, ketika saat itu senyum muncul di bibir ku.

“Ah… di sini menyenangkan, indah dan di penuhi berbagai bunga, aku suka berada di sini.” Tiba tiba saja saat itu, sebuah ide tiba tiba muncul di kepalaku dan aku kemudian langsung bangkit.

“Ah ya benar, aku tidak boleh membiarkan diriku saja yang mengalami ini, ayo kita buat mahkota bunga untuk ayah dan sia agar mereka senang.”

Karena ini adalah pertama kali aku membuat mahkota bunga, tentu mahkota bunga yang aku buat sangat jelek.

Namun setelah aku entah bagaimana menghiasi nya dengan rerumputan yang ada di taman ini, mahkota bunga yang aku buat.

Setidaknya tidak terlalu jelek menurut ku.

“Baik sekarang tinggal memberikan ini pada sia dan ayah.”

“Nona.”

‘Ah, kebetulan sekali sia sudah ada di sini, hehe.. ayo kita sembunyikan ini di belakang tubuh dan kita kejutkan dia dengan hadiah ini.’

Saat aku berbalik dan hendak mengejutkan Sia dengan hadiah yang aku buat.

“!”

Betapa terkejutnya diri ku, karena di sana, sia dengan tiga lubang di tubuh nya saat darah terus keluar dari ke tiga lubang itu dapat terlihat.

Mulut ku membuka dan menutup seperti ikan koi, saat nada gearan  keluar dari suara ku.

“Si-Sia, Ap-Apa yang terjadi pada mu.”

Saat itu wajah sia menghadap pada ku, suara kecewa dan sedih terdengar dari suaranya, saat dia menatap ku seolah aku adalah penjahat yang membunuh dirinya.

“Mengapa nona.. Uhuk.. Mengapa Anda tidak menolong ku.”

Saat itu, sia mulai melangkah kan kaki nya mendekati ku.

Jejak kaki darah dapat terlihat di setiap langkah, saat bunga yang dia lewati ternoda warna merah karena darah yang keluar dari tubuh sia.

“Nona, saya selalu… uhuk.. Saya selalu ada saat anda membutuhkan, tapi mengapa anda tidak ada saat saya membutuhkan, bukan kah anda memiliki kekuatan di tangan anda.”

‘Yah, Aku memang, Tapi… Tapi…’

“Anda tidak inggin menggunakan kekuatan anda.”

Seolah dapat membaca pikiran ku, sia mengatakan dengan kebencian, yang semakin membuat ku menggelengkan kepalaku.

“TIdak sia… aku sebenarnya… aku…”

Tampa sadar, aku melangkah mundur ketika melihat sia maju dengan kebencian.

“Nona aku sangat membenci mu, karena kamu, Uhuk.. aku mati, karena kau… karena kau..  aku mati… dasar anak terkutuk”

“Ti-Tidak sia.. Ja-Jangan katakan itu Kumohon jangan katakan itu...”

Bruk..

Saat itu, tiba tiba saja sesuatu menabrak punggung ku, membuat ku yang merasakan itu sontak melihat ke belakang.

Di sana, sosok ayah ku dapat aku lihat di belakang ku, dengan lubang besar terlihat di tubuh nya, dan air mata darah terlihat keluar dari matanya.

Aku megigil ketakutan, saat aku melihat sosok ayah ku yang terlihat seperti seorang iblis.

AyumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang