Bab 11

321 37 0
                                    

"ya gak gitu pak, saya cuma penasaran cewe mana yang mau sama bapak" jawab makomi. "Jadi menurut kamu gak ada cewe yang mau sama saya" ucap agil. "Oh pangkat kamu saya buat jadi officer 1 lagi baru tau rasa kamu" lanjut Agil.

"Ya gak gitu juga kali pak, saya cuma bercanda bapak serius amat" jawab makomi dengan muka sedikit masam. " Lagian kamu dulu yang mancing" ucap Agil. "Udah udah gak usah berantem hm gil mau ke uwu cafe sekarang atau gimana?" Tanya YN untuk mengakhiri perdebatan antara atasan dan bawahan didepannya ini.

"Ayo aja si" jawab agil sambil menggandeng tangan yn untuk segera keluar dari kantor polisi. "BU UDAH PUTUSIN AJA BAPAK AGIL DIA MAH CEWENYA BANYAK" ucap makomi memperingatkan YN. Mendengar itu agil langsung bermuka masam. 'sepertinya anak itu perlu diberi banyak pelajaran' ucap agil dalam hati sambil membayangkan yang seharusnya gk dibayangkan.

Sambil membukakan pintu mobil agil mengatakan "Maaf ya bawahan aku emang agak kurang waras" ucap Agil dengan nada tak enak. "Hahaha, aku gk masalah kok kan udah aku bilang aku gk masalah selama gk keterlaluan" jawab YN. "Aku gak enak sama kamu takutnya kamu gak nyaman karena sifat temen di kantor ku" ucap agil. "Gpp sayang aku aman aja, udah jangan ngomong kaya gitu lagi ya" jawab YN.

Agil tertegun karena ini pertama kalinya YN memanggilnya dengan panggilan sayang. Agil pun segera memalingkan wajahnya menuju jalanan karena takut YN melihat wajah merahnya.

"Hm gil kamu kenapa?" Tanya YN. "Kamu tadi manggil aku apa?" Tanya Agil. "Panggil kamu dengan panggilan sayang, terus kenapa sayang hm?" Balas YN diakhiri dengan kekehan kecil diakhiri. "Kamu bisa manggil dengan panggilan sayang terus gak?" Bukan menjawab agil malah melontarkan pertanyaan. "Bisa, kalau buat kamu apa sih yang gk bisa sayang" jawab YN.

Setelah sampai di uwu cafe Agil segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk yn. "Silahkan turun tuan putri" ucap YN dengan senyuman manis. "Terima kasih telah membukakan pintu untuk ku pangeran lain kali aku bisa membukanya sendiri aku tak mau membebankan pangeran yang terhormat untuk sekedar membukakan pintu" jawab YN dengan senyuman lembut.

"Terima kasih tuan putri karena menghawatirkan saya, tapi saya merasa suatu kewajiban untuk melayani putri secantik anda" ucap YN. "Hahaha udah sayang malu diliatin orang orang tau" jawab YN berusaha menutupi mukanya yang memerah karena malu.

"Buat apa peduliin orang lain, mending aku peduliin kamu aja ya kan sayang" ucap agil. "Ya gak salah sih tapi tetep aja malu" jawab YN. 'lucu banget si pacar ku ini pengen ku makan deh rasanya' ucap agil dalam hati.

Agil dan YN pun mulai berjalan menuju uwu cafe. Agil pun membukakan pintu untuk YN. Yn dan Agil segera memesan makanan. YN memesan katsu dan agil memesan ramen.

Saat agil akan memakan makanannya yn menghentikannya. "Mau coba punya kamu" ucap YN. Agil pun mempersilahkan yn mencoba ramen miliknya. "Punya kamu lebih enak aku boleh makan punya mu aja gak sayang" ucap yn dengan ekspresi memelas.

Agil yang mendengar itu hanya menghela nafas. "Boleh tapi harus dihabisin makannya" balas Agil dengan muka pasrah. "Makasih sayang" ucap YN dengan nada ceria. Yn mulai memakan ramen yang agil pesan dengan menggoyangkan pelan kepalanya kekanan dan kekiri setiap suapan. Agil yang melihat tingkah YN hanya menggeleng kepala pelan.

'untung sayang, tapi kalau kamu gini lucu juga aku harap kita terus kaya gini' ucap agil dalam hati. Agil tersenyum manis melihat YN menikmati makanannya.

"Sayang kenapa gk makan, makanannya gk enak kalau gk enak ramennya aku balikin" ucap YN dengan muka bersalah. "Enggak, makanannya enak aku gk makan karena liatin bidadari didepan aku" jawab Agil dengan senyum yang manis.

YN yang tak siap dipuji pun langsung mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan Agil. "Kenapa sayang apa yang aku bilang bener kan?" Tanya Agil kepada YN. YN tak menjawab hanya membalas dengan cubitan pelan. "Apasih kamu kan apa yang aku bilang itu kenyataan yang gk  jadi kenyataan itu aku selingkuh dari kamu" ucap Agil. "Mana mungkin bidadari secantik kamu ku sia sia in" lanjut Agil.

Bersamamu Menghadapi ApapunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang