Bab 08 Kekesalan Ustadzah Mila, Pov Rahmi

569 18 0
                                    


"Duh Umi suaranya keras benar dah," Batinnya seraya mengusap telinganya.

"Iya Umi! Lima menit lagi!" Seru Nurul lalu segera masuk ke kamarnya.

Sementara itu didalam kamar ustazah Mila kini dirinya sedang mencampurkan sebuah cabai yang banyak kedalam sebuah minuman jus mangga.

"Rasakan ini Zira, kau suka dengan mangga kan? Sekarang kau akan merasakan kepedasan saat meminum jus mangga ini," ucapnya lalu berjalan keluar.

"Loh? Itu keluarganya kyai mau kemana?" Tanya ustadzah Mila kala melihat keluarga kyai abdul yang sepertinya berencana keluar. Tak menunggu lama dirinya pun segera menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum Kyai, Umi," ucapnya seraya mengecup telapak tangan keduanya.

"Waalaikumsalam," Jawab mereka.

"Maaf Kyai, kalo boleh tau kalian mau kemana ya?" ucapnya lembut seraya mencuri pandang terhadap Gus Zizan. Gus Zizan yang melihat ustadzah Mila terus melirik kearahnya pun menjadi risih dan segera masuk kedalam mobil.

"Lah malah masuk mobil, apa Gus malu saat aku melihat nya tadi?" Batinnya seraya tersenyum kecil.

"Kami mau pergi kerumah calon menantu kami," ucap Umi Ratna yang membuat mata ustadzah Mila melebar dan terkejut mendengar ucapan Umi Ratna. Baru beberapa menit lalu ia senang karna merasa Gus Zizan malu terhadap nya eh malah dapat kenyataan pahit seperti ini.

"Me-menantu?"

"Iya menantu, kami mau bawa lamaran untuk Zian," ucap Umi Ratna.

Note : Zian adalah nama panggilan rumahan milik Gus Zizan.

"Yasudah kalo gitu, saya pamit dulu ya Umi, Kyai," ucapnya lalu segera pergi tanpa mengucap salam.

Dalam perjalanan pergi ustadzah Mila terus menggerutu kesal saat tau Gus Zizan ingin melamar seseorang. Namun tak lama ia segera menghentikan langkahnya.

"Kalo Gus Zizan mau lamar seseorang, berarti Zira bukan pilihan Gus. Yes! Setidaknya tidak diantara kami berdua yang akan memiliki Gus Zizan," ucapnya gembira karna tak akan kalah dengan gadis bocah seperti Zira. Dalam pikiran ustadzah Mila ia berfikir Gus Zizan akan melamar seorang Ning dari pesantren lain atau wanita yang lebih hebat darinya namun tanpa ia tau ternyata Zira lah yang akan dilamar olehnya.

"Yaampun Mila! Ngapain bengong di sini," Celetuk Ustadzah Khumairah.

"Eh gak papa,"

"Ini jus buat siapa?" Tanyanya.

"Ini buat Zira,"

"Hah!? Serius! Ini buat Zira? Dapat hidayah dari mana kamu sampe tiba tiba baik sama Zira gitu?" Tanya ustadzah Khumairah yang terkejut dengan ucapan ustadzah Mila.

"Ck kamu ini, saya tuh cuma nyesal aja selama ini jahat sama dia. Makanya saya buat jus ini," ucapnya yang tak lain adalah kebohongan belaka.

"Tapikan Zira lagi pulang kerumahnya," ucap ustadzah Khumairah.

"Kapan? Kok saya gak tau,"

"Tadi pagi, lagian untuk apa ngasih tau kamu Mil, orang kamu bukan emaknya," ucap ustadzah Khumairah sambil terkekeh melihat wajah kesal ustadzah Mila.

"Yaudah gak usah kesal juga kali, ni biar saya aja yang minum jus buatan kamu," ucapnya segera mengambil jus itu dari tangan ustadzah Mila. Ustadzah Mila yang melihat ustadzah Khumaira meminum jus itupun segera merasa panik seketika.

Tiba tiba mata ustadzah Khumaira melebar seketika kalau merasakan jus mangga yang sangat pedas hingga membuat mulutnya terasa terbakar.

Byurr!

Santri Kesayangan Gus Zizan ( The End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang