Bab 36 ancaman

292 13 0
                                    

"Nurul kirim video kak," ucap Falqri melihat video yang dikirimkan oleh Nurul.

"Coba lihat," Pinta Zizan yang ingin tau isi video itu.

Klik

"Bagaimana rencana kita? Apa berjalan lancar?"

Keduanya terkejut mendengar suara yang tak asing dari video tersebut keduanya saling pandanh namun segera mendengar kelanjutannya.

"Bisa kau lepas topeng mengerikan itu, tidak ada siapa siapa disini selain kita,"

Sontak wajah mereka terkejut melihat siapa yang bertemu dengan Rellis.

"Ja-jadi selama ini dia bekerjasama dengan Mila?" Tanya Falqri terkejut.

"Tapi bukannya dia sudah dipenjara?" ucap Zizan bingung.

Setelah menonton semua video itu amarah Zizan segera muncul hingga mengepalkan kedua tangannya.

"Kak sabar kak, kita bisa serahkan bukti ini pada polisi dengan begitu mereka bisa ditangkap," Jawab Falqri menenangkan Zizan.

"Baiklah ayo kita segera ke kantor polisi,"

Prok prok!

"Wah wah! Tak kuduga kalian bisa mengetahui secepat ini," ucap Rellis muncul di hadapan mereka.

"Kau!" Geram Zizan lalu mencekiknya sontak Falqri terkejut dan segera menenangkan kakaknya itu.

"Kak lepaskan dia, kak!" Seru Falqri terlihat kini Rellis berusaha melepaskan cengkraman tangan Zizan darinya namun tenaganya tak cukup kuat dari Zizan.

"Le-lepas!" ucapnya.

"Kau sudah kelewatan!" Geram Zizan.

"KAKAK!"

Degh!

Mendengar suara Nurul segera ia berbalik dan terkejut hingga melepaskan Rellis yang kini berusaha menghirup banyak udara.

"Apa yang kau lakukan Mila!" Marah Zizan melihat dari ponsel Mila dimana diperlihatkan pada sambungan panggilan video terlihat Nurul yang kedua tangannya terulang disebuah kursi dengan beberapa luka lebam di wajahnya.

"Kakak tolong hiks,"

"Kau lihat Gus Zizan terhormat? Saat ini adikmu sedang kami kurung dan jika kau berani melaporkan kami pada polisi makan lihat saja dia jasad akan berada dihadapan mu," ucap Rellis yang kini berdiri menghadap kearah Zizan.

"Apa maksudmu hah!" Bentak Falqri emosi.

"Maksudku jasad Nurul dan... Nyai Ratna yang tersayang," Sontak keduanya dibuat terkejut mendengar ucapan Rellis. Segera Zizan pun menelpon kyai Abdul yang berada di rumah sakit menemani umi Ratna.

( Assalamu'alaikum nak, ada apa? )

"Abi, apa abi sekarang bersama umi?" Tanya Zizan khawatir. Mendengar ucapan putra nya yang ane sekejap Kyai Abdul melirik umi Ratna yang kini masih memejamkan matanya lalu fokus pada ponselnya.

( iya kak, dia bersama abi, tapi ada apa? Apa ada masalah disana nak? ) mendengar ucapan abinya Zizan hanya mengatakan tidak lalu menutup panggilan itu.

"Haha!..! Apa yang kau pikirkan hah? Apa kau pikir kami akan menyuruh seseorang menangkap mereka? Tidak, justru kami membiarkan mereka disana dan jika kau melawan perintah kamu maka siap siap..., " ucap Mila menjeda ucapannya lalu melirik Rellis yang ada di belakang Zizan.

"Siap siap rumah sakit itu kamu ledakan," Sahut Rellis melanjutkan ucapan Mila yang terhenti.

Jederr!

Bagai tersambar petir di siang bolong Zizan dan Falqri memandang kedua wanita licik itu dengan tatapan emosi entah apa yang terjadi kini keduanya tak berdaya dan hanya mampu mengikuti ucapan mereka agar tak membahayakan kedua wanita yang mereka sayangi.

***
Di rumah besar milik Andri kini terlihat dirinya sedang menyelidiki sesuatu tentang apa yang terjadi pada keluarga putrinya hingga membuat Zizan menitipkan Zirah yang sedang hamil padanya. Kini ia sedang menelpon seseorang yang ia kirim untuk menyelidikinya.

( pak, sepertinya baru baru ini besan anda Nyai Ratna mengalami kecelakaan dan kini berada di rumah sakit, ) lapor orang tersebut.

"Apa! Tapi bagaimana bisa?" Setelah itu ia pun mendengar penjelasan orang yang ia kirim itu bahkan semua dikatakan pada Andri bahkan tentang para santri dan Ustadz dan ustadzah yang melihat secara langsung Zirah di usir.

"Ini pasti salah paham! Dan ya coba kau cari tau siapa nama lengkap gadis bernama Rellis itu," Pinta Andri.

Setelahnya ia pun berjalan kekantor putrinya dimana terlihat kini Zira masih yenyak tertidur diatas ranjang empuknya.

"Maafkan papah sayang, papah sama sekali tidak bisa membantu bahkan papah gak tau kau mengalami masalah seberat ini," ucap Andri sedih lalu keluar dari kamar putrinya.

Sementara dialam bawa sadar Zira kini terlihat gadis itu tengah menikmati pemandangan indah bersama dengan sang suami.

"Hubby akan tetap bersamaku kan?" Tanya Zira diangguki oleh Zizan.

"Maafkan hubby sayang, tapi setelah semaunya selesau kita akan selalu bersama selamnya dengan calon buah hati kita," ucap Zizan membuat Zira menaikan satu alisnya. Namun baru hendak bertanya tian tiba suaminya hilang entah kemana.

"Hubby! Kau dimana hubby!" Panggil Zira.

"Sayang,"

Degh!

Suara lembut yang sangat ia kenali juga rindukan kini terdengar di kupingnya. Hatinya mulai sesak mendengar suara yang memanggilnya tersebut. Air matanya jatuh seketika dan lalu ia pun berbalik menatap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu dengan pakaian serba putih dengan hijab putih yang panjang menutupi tubuhnya. Terlihat wanita paruh baya tersebut tersenyum manis kearah Zira dengan merentangkan kedua tanganya.

"Kemari sayang," Panggilnya.

"Bunda!" Jerit Zira berlari kearah wanita tersebut lalu memeluknya dengan erat.

Halo gaeees selamat soreee untuk bab ini segini dulu ya, semoga kalian suka dengan bab ini maaf jika terlalu banyak lika likunya ya ya soalnya saya juga masih pemula jadi hanya mengikuti alurnya dulu.

Sampai jumpa di bab selanjutnya ya jangan lupa beri bintang alias votes dan jangan lupa komentar terbaik kalian ya biar tambah semangat sy ngetiknya byee sayonara 👋



Santri Kesayangan Gus Zizan ( The End ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang